Saraf kejepit atau pinched nerve bisa mengganggu aktivitas sehari-hari karena menimbulkan nyeri serta rasa tidak nyaman saat bergerak atau bahkan hanya mengubah posisi. Saraf kejepit dapat reda setelah beberapa waktu, tetapi jika nyeri sangat mengganggu, Anda mungkin butuh terapi saraf kejepit.
Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare seputar terapi saraf kejepit.
Apa Itu Terapi Saraf Kejepit?
Saraf kejepit adalah kondisi yang mempengaruhi tulang belakang, di mana bantalan tulang belakang mengalami perubahan posisi.
Saraf kejepit terjadi saat tekanan berlebih dialami oleh saraf. Tekanan bisa terjadi dari jaringan-jaringan sekitar saraf, termasuk tulang, tulang rawan (cartilage), otot, atau tendon. Biasanya tekanan ini kemudian menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, dan area otot yang terdampak terasa lemas.
Saraf kejepit bisa membaik dengan sendirinya, biasanya setelah beberapa hari atau beberapa minggu. Tetapi jika nyeri dan gejala-gejala saraf kejepit tidak juga reda, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan, termasuk terapi saraf kejepit.
Perawatan yang paling direkomendasikan untuk saraf kejepit adalah mengistirahatkan area yang terdampak. Tergantung lokasinya, dokter mungkin memberikan penopang khusus.
Terapi saraf kejepit bisa dilakukan dalam bentuk fisioterapi, di mana terapis memberikan panduan latihan-latihan khusus untuk mengurangi tekanan di area terdampak. Selain itu terapi saraf kejepit juga dilakukan untuk membantu pasien memodifikasi kegiatan sehari-hari agar tidak memicu timbulnya nyeri pada saraf kejepit.
Baca Juga: Fisioterapi untuk Sakit Punggung: Gerakan Latihan
Kapan Membutuhkan Terapi Saraf Kejepit?
Pasien mungkin akan direkomendasikan melakukan terapi saraf kejepit setelah rangkaian pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan dilakukan mendetil mulai dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan rangkaian pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab serta seberapa parah saraf kejepit.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan mungkin termasuk pengambilan gambar dengan sinar X, CT scan, atau MRI agar dokter mengetahui lebih jelas kondisi saraf kejepit.
Terapi saraf kejepit bisa berupa perawatan konservatif, yaitu terapi tanpa prosedur bedah. Pasien akan direkomendasikan menjalani perawatan konservatif seperti fisioterapi jika gejala tidak hilang setelah 3 minggu. Kemudian pasien mungkin akan diberikan injeksi epidural translaminar dan pemblokiran saraf secara selektif jika gejala tidak mereda selama4-6 minggu. Sementara penanganan dengan operasi adalah jalan terakhir jika tidak ada perbaikan.
Persiapan Sebelum Terapi Saraf Kejepit
Sebelum terapi maupun penanganan saraf kejepit, Anda tentu perlu mendiskusikan lebih dulu dengan dokter terkait prosedur maupun risikonya. Anda bisa melakukan beberapa hal ini sebagai persiapan:
- Tanyakan hal-hal yang mungkin menjadi pantangan, misalnya makanan yang harus dihindari atau pakaian yang sebaiknya digunakan
- Catat semua gejala yang dialami termasuk hal-hal yang sepertinya tidak terkait dengan saraf kejepit
- Catat obat-obatan dan vitamin yang dikonsumsi
- Usahakan berangkat ditemani teman atau keluarga.
Manfaat Terapi Saraf Kejepit
Terapi saraf kejepit bermanfaat untuk meregangkan dan menguatkan otot-otot di area terdampak. Melakukan terapi saraf kejepit bisa membantu mengembalikan kemampuan gerak pasien seperti sebelum mengalami saraf kejepit.
Jika otot-otot lebih kuat, di masa depan risiko pasien mengalami kondisi serupa bisa ditekan lebih rendah. Melakukan terapi saraf kejepit juga meningkatkan keseimbangan, memperbaiki postur tubuh, dan membantu koordinasi tubuh pasien.
Terapi saraf kejepit juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasien, sehingga terapi saraf kejepit tergolong efisien sebagai langkah penanganan saraf kejepit.
Jenis-jenis Terapi Saraf Kejepit
1. Terapi Suhu
Terapi suhu dapat membantu meredakan nyeri akibat saraf kejepit. Jika nyeri baru dirasakan, dapat dikompres dengan es untuk meredakannya. Terapi suhu dingin dapat mengurangi inflamasi dan pembengkakan. Kompres es juga bisa digunakan untuk memijat lembut area yang terasa nyeri.
Saat rasa sakit mulai berkurang, bisa diganti dengan kompres hangat. Kompres hangat dapat membantu melenturkan otot yang tegang, terutama di area saraf yang terjepit. Mengompres hangat area yang terdampak dapat meningkatkan sirkulasi dan membantu pemulihan.
2. Akupuntur
Terapi akupuntur dilakukan dengan menusukkan jarum tipis pada otot-otot area saraf kejepit. Terapi ini dilakukan untuk mengurangi ketegangan otot dan mengembalikan fungsinya sehingga pasien dapat bergerak normal seperti sebelumnya.
Akupuntur efektif untuk mengurangi rasa nyeri serta meredakan masalah-masalah saraf. Penelitian juga memperlihatkan jika akupuntur adalah perawatan yang efektif, hasilnya pun signifikan pada pasien.
3. Peregangan dan Latihan Fisik
Latihan fisik dan peregangan termasuk terapi saraf kejepit yang dianjurkan. Terapis akan membantu pasien memilih jenis aktivitas fisik yang tepat untuk menguatkan dan mengoptimalkan fungsi otot. Latihan fisik tertentu juga bisa membantu meredakan nyeri akibat saraf kejepit.
Beberapa jenis gerakan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi saraf kejepit seperti:
- Plank (menahan beban tubuh pada lengan dan kaki)
- Bridging (berbaring, kemudian menekuk kaki dengan kedua telapak menyentuh lantai. Letakkan kedua lengan di sisi tubuh)
- Pose Sphinx (berbaring di atas perut, letakkan lengan dengan posisi siku tegak lurus dengan bahu, kemudian angkat dada dan torso hingga punggung melengkung)
- Pose unta atau kucing (melengkungkan punggung dengan menumpu pada tangan dan dengkul).
Selain latihan fisik, peregangan juga sebaiknya rutin dilakukan untuk meredakan nyeri saraf kejepit. Lakukan peregangan sebelum latihan fisik dan pendinginan setelahnya.
4. Spinal Manipulative Therapy
Dilakukan gerakan-gerakan oleh terapis, seperti gerak memutar hingga terasa adanya pergerakan di area tulang belakang yang diinginkan. Bisa juga diberikan tekanan pada area yang terdampak, tetapi prosedur dilakukan secara hati-hati oleh terapis untuk menghindari nyeri semakin parah.
Terapi ini dilakukan untuk memperbaiki kelenturan dan pergerakan jaringan di sekitar saraf. Spinal mobilisation mungkin membutuhkan prosedur tertentu pada tulang belakang. Prosedur ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan serta tekanan pada saraf yang terjepit, sehingga nantinya pasien dapat bergerak lebih nyaman.
Apa yang Harus Dilakukan Pasca Terapi Saraf Kejepit?
Setelah terapi saraf kejepit, hal-hal yang harus dilakukan adalah:
- Tetap bergerak, sesuai dengan anjuran dokter dan terapis, pasien sebaiknya tetap beraktivitas fisik untuk menigkatkan aliran darah dan membantu pemulihan
- Memperhatikan pola makan dan minum, asupan nutrisi dan cairan sehari-hari adalah kunci untuk menjaga kesehatan. Nutrisi yang tepat membantu pemulihan jaringan-jaringan yang rusak, sementara cukup minum juga membantu nutrisi-nutrisi tersebut sampai ke bagian tubuh dalam proses pemulihan
- Tidur dan istirahat cukup, beristirahat cukup adalah bagian penting agar terapi sukses. Tubuh akan memperbaiki diri saat tertidur. Maka sesuaikan kebutuhan tidur dan istirahat untuk pemulihan optimal
- Lakukan olahraga sesuai anjuran, terapis dan dokter biasanya akan memberikan panduan olahraga yang dianjurkan setelah terapi saraf kejepit. Ikuti panduan tersebut agar tubuh segera pulih.
Baca Juga: Paket Fisioterapi di Rumah
Pertanyaan Seputar Terapi Saraf Kejepit
Bolehkah Saraf Kejepit Dipijat?
Salah satu terapi yang bisa dilakukan pada saraf kejepit adalah terapi pijat, dilakukan oleh terapis terlatih dengan hati-hati. Terapis memberikan tekanan pada otot dan jaringan di sekitarnya, mengkombinasikan berbagai teknik pijat untuk meredakan gejala saraf kejepit.
Sebaiknya konsultasikan lebih dulu apakah Anda boleh dipijat ketika mengalami saraf kejepit, agar dokter atau terapis memberikan informasi tepat.
Berapa Kali Terapi hingga Saraf Kejepit Sembuh?
Tergantung lokasi dan seberapa parah kondisinya, saraf kejepit bisa sembuh dalam kurun waktu 4 – 6 minggu, namun juga bisa lebih lama. Banyaknya sesi terapi yang perlu dilakukan pun tergantung dari anjuran dokter dan dilihat dari perkembangan pasien.
Berapa Biaya Terapi Saraf Kejepit dan di Mana Bisa Mendapatkan Terapi?
Terapi saraf kejepit bisa dilakukan di rumah sakit, sesuai dengan arahan dokter. Biaya terapi saraf kejepit beraneka ragam, tergantung jenis terapi yang dilakukan. Terapi saraf kejepit juga termasuk layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Maka terapi ini juga bisa didapatkan tanpa biaya oleh peserta BPJS Kesehatan.
Bisakah Terapi di Rumah?
Beberapa langkah untuk meringankan nyeri saraf kejepit bisa dilakukan di rumah, seperti latihan ringan, konsumsi vitamin, serta memperhatikan asupan makanan.
Untuk terapi saraf kejepit, Anda bisa berkonsultasi dengan menghubungi Kavacare di nomor 0811-1446-777. Kavacare siap membantu Anda dalam memberikan pendampingan medis, termasuk terapi saraf kejepit.
SUMBER:
- Pinched nerve. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/diagnosis-treatment/drc-20354751 diakses 19 Januari 2023
- Why is Physical Therapy an Effective Treatment Method for a Pinched Nerve? https://www.newjerseyspinesurgeon.com/blog/why-is-physical-therapy-an-effective-treatment-method-for-a-pinched-nerve/ diakses 19 Januari 2023
- Physio for Nerve Pain Treatment. https://www.integrityphysio.com.au/blog/physio-for-nerve-pain/ diakses 19 Januari 2023
- Life After Physical Therapy: Tips for Post-Treatment Care. https://www.atipt.com/blog/life-after-physical-therapy-tips-for-post-treatment-care diakses 19 Januari 2023
- How Long Does A Pinched Nerve Last? Duration, Treatment & More. https://www.healthline.com/health/how-long-does-a-pinched-nerve-last#how-long-it-lasts diakses 19 Januari 2023
- Acupuncture Herniated Disc Pain Finding. https://www.nccaom.org/wp-content/uploads/pdf/Acupuncture%20Herniated%20Disc%20Pain%20Finding.pdf diakses 15 Mei 2023
- Spinal manipulation in the treatment of patients with MRI-confirmed lumbar disc herniation and sacroiliac joint hypomobility: a quasi-experimental study. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5956754/ diakses 15 Mei 2023
- Disc Herniation. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441822/ diakses 15 Mei 2023