Tensimeter: Jenis, Fungsi, dan Cara Kerja

Tensimeter: Jenis, Fungsi, dan Cara Kerja

Share

Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah tensimeter yaitu alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah. Fungsi tensimeter adalah untuk mengukur tekanan darah. Biasanya seseorang dengan riwayat penyakit jantung dan saraf disarankan dokter untuk cek tekanan darah dengan tensimeter setiap hari. Ada berbagai macam tensimeter dan penggunaannya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan serta fungsinya.

Berikut merupakan informasi selengkapnya seputar tensimeter yang telah dirangkum Kavacare untuk Anda.

tensimeter
Infografis Fungsi Tensimeter dan Tekanan Darah Normal – Kavacare

Berapa Tekanan Darah yang Normal?

Dengan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter, maka dapat diketahui juga apakah tekanan darah Anda normal atau tidak. Tekanan darah normal yaitu berkisar antara 120/80 mmHg.

Tekanan darah normalBatas bawah (mmHg)Batas atas (mmHg)
Angka sistolik90120
Angka Diastolik6080

Kapan Perlu Menggunakan Tensimeter?

Tensimeter digunakan ketika akan mengukur tekanan darah arteri secara tidak langsung. Alat ini adalah perlengkapan kesehatan standar yang selalu digunakan oleh tenaga medis sebelum melakukan pemeriksaan. 

Jenis-jenis Tensimeter

Berikut ini beragam jenis tensimeter:

1. Tensimeter Air Raksa

Tensimeter air raksa adalah alat pengukur tensi darah yang menggunakan air raksa dan membutuhkan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi denyut tekanan sistolik dan diastolik.

Sebelumnya, jenis ini merupakan standar utama dalam pengukuran tekanan darah. Namun, timbul masalah lingkungan terkait pembuangan limbah medis yang tercemar air raksa. Selain itu, terdapat risiko berbahaya akibat tumpahan atau pecahan air raksa.

Oleh karena itu, alat ini dihapus dari peraturan kesehatan. Pada tahun 1998, badan Perlindungan Lingkungan dan Rumah Sakit Amerika setuju untuk menghilangkan limbah air raksa yang terkandung dalam industri pelayanan kesehatan pada tahun 2005.

2. Tensimeter Aneroid (Pegas)

Tensimeter pegas atau aneroid adalah alat pengukur tensi yang menggunakan putaran berangka atau jarum. Jenis ini lebih aman karena tidak menggunakan air raksa.

Sama halnya dengan air raksa, alat ini juga memerlukan stetoskop untuk mendengarkan bunyi denyut sistolik dan diastolik dalam penggunaannya. 

3. Tensimeter Digital

Tensimeter digital (automatic) menggunakan sistem digital dalam mengukur tekanan darah sehingga sangat mudah dan praktis. Penggunaan alat ini juga tidak membutuhkan stetoskop.

Dengan jenis digital ini, pemeriksaan cukup dengan menyalakan alat dan sistem pengukur akan berjalan otomatis. Tekanan darah akan terukur dan ditampilkan dalam bentuk angka pada layar LCD.

Tensimeter digital dibagi menjadi 2, yaitu:

  1. Model lengan atas: Model ini memiliki manset yang ditempatkan di lengan atas dan dihubungkan dengan tabung ke monitor yang bertumpu pada permukaan dekat lengan.
  2. Model pergelangan tangan: model ini memiliki ukuran lebih kecil dan seluruh unit melingkari pergelangan tangan.

Terlepas dari jenis dua jenis tensimeter digital tersebut, fungsi dan metode pengukurannya tetap sama.

 

Baca Juga: Catat, 10 Jenis Makanan untuk Hipertensi

 

Cara Kerja Tensimeter

1. Cara Kerja Tensimeter Air Raksa

Prinsip kerja tensimeter air raksa yaitu menggunakan manset kantung udara secara manual. Air raksa akan menunjukkan angka denyut jantung dan stetoskop digunakan untuk mendengarkan denyut jantung.

2. Cara Kerja Tensimeter Aneroid

Cara kerja tensimeter aneroid sama dengan jenis air raksa, yaitu menggunakan pompa manusal dan stetoskop untuk mendengarkan suara dinding arteri. Hal ini dikenal sebagai metode auskultasi untuk mengukur tekanan darah.

Menggunakan metode ini membutuhkan beberapa latihan dan biasanya dilakukan oleh praktisi medis terlatih. 

3. Cara Kerja Tensimeter Digital

Tensimeter digital menggunakan pompa udara untuk mengembangkan manset yang mengelilingi lengan atas atau pergelangan tangan dengan tekanan yang cukup untuk mencegah aliran darah di arteri utama setempat.

Tekanan ini kemudian dilepaskan secara bertahap menggunakan katup solenoid yang dikontrol secara digital sampai saat darah mulai mengalir melalui arteri.

Tekanan darah yang diukur dengan sensor tekanan pada titik ini menentukan tekanan sistolik. Denyut nadi juga dirasakan pada saat ini.

Pengukuran yang dilakukan saat aliran darah tidak lagi dibatasi akan menentukan tekanan diastolik. Siklus pengukuran lengkap ini dikontrol secara otomatis oleh mikrokontroler.

Cara Menggunakan Tensimeter

Berikut langkah-langkah untuk menggunakan tensimeter aneroid: 

  1. Tempatkan manset kurang lebih 2-3 jari di atas siku. Manset harus diletakkan di atas kulit, bukan di atas pakaian. Pastikan manset terpasang dengan benar, tidak terlalu longgar atau terlalu ketat.
  2. Letakkan lengan Anda di atas meja atau permukaan datar sehingga manset berada sejajar dengan jantung. Pastikan lengan Anda rileks, tidak tertekuk, dan posisinya sejajar dengan tubuh.
  3. Gunakan stetoskop dan tempelkan pada arteri brakialis (bagian sisi dalam dari siku bagian kanan).
  4. Pastikan manometer (bagian yang menunjukkan tekanan) pada alat tensimeter berada pada posisi nol. Pada sebagian besar tensimeter, Anda bisa memutar roda atau tombol ke arah kiri untuk mengatur manometer ke posisi nol.
  5. Pegang pompa udara dengan satu tangan dan pegang manometer dengan tangan lainnya. Mulailah memompa udara ke dalam manset dengan pompa udara. Pompa hingga tekanan cukup tinggi (biasanya sekitar 30 mmHg di atas tekanan darah diperkirakan Anda).
  6. Perlahan-lahan lepaskan udara dari manset dengan memutar atau menekan katup pengatur udara yang terdapat pada pompa. Pastikan untuk menurunkan tekanan secara perlahan, sekitar 2-3 mmHg per detik.
  7. Saat Anda menurunkan udara dari manset, Anda akan mendengar denyutan pada arteri brakialis. Ini adalah tekanan sistolik Anda. Terus turunkan udara hingga bunyi terakhir tepat sebelum bunyi terakhir menghilang. Ini adalah tekanan diastolik Anda. Catat kedua pembacaan ini.
  8. Setelah Anda mencatat pembacaan tekanan darah, lepaskan manset dari lengan Anda dan matikan tensimeter.
  9. Evaluasi hasil pengukuran tekanan darah Anda. Tekanan darah normal biasanya berkisar 120/80 mmHg. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk menafsirkan hasil pengukuran dan menentukan apakah tekanan darah Anda dalam kisaran yang sehat.

Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang ada. Jika tidak yakin tentang cara menggunakan alat tensimeter dengan benar, sebaiknya minta bantuan dari dokter atau profesional kesehatan. Anda juga bisa menghubungi layanan telekonsultasi Kavacare.

Aturan Pakai Tensimeter

Berikut adalah beberapa aturan umum untuk menggunakan tensimeter dengan benar:

  1. Manset Pas: Pasang manset dengan benar di sekitar lengan. Pastikan manset berada di atas kulit dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Sebagian besar manset memiliki penunjuk ukuran yang membantu Anda memastikan ukuran yang tepat untuk lengan.
  2. Posisi Lengan: Saat mengukur tekanan darah, pastikan lengan Anda rileks dan sejajar dengan tubuh. Manset harus berada di tingkat jantung Anda saat proses pengukuran.
  3. Periksa Alat: Sebelum penggunaan, pastikan bahwa alat tensimeter dalam kondisi baik dan kalibrasi. Periksa juga bahwa tabung manometer berada pada posisi nol sebelum memulai pengukuran.

Pastikan juga untuk membaca dan mengikuti instruksi yang disediakan oleh produsen alat tensimeter Anda untuk memastikan penggunaan yang benar dan akurat.

 

Baca Juga: Kenali 8 Jenis Cek Darah dan Fungsinya

 

Cara Merawat Tensimeter

Merawat tensimeter dengan baik akan membantu memastikan kualitas dan keakuratannya dalam jangka waktu yang lebih lama. Berikut adalah beberapa tips untuk merawat tensimeter:

  1. Simpan tensimeter di tempat yang bersih, kering, dan terlindung dari paparan langsung sinar matahari. Hindari menyimpan di tempat yang terlalu lembap atau terlalu panas. Gunakan kotak penyimpanan yang disediakan oleh produsen jika ada.
  2. Rutin bersihkan bagian luar tensimeter dengan lap yang lembut dan bersih. Jangan gunakan bahan kimia keras yang dapat merusak permukaan atau bagian dalam alat.
  3. Selalu periksa kondisi manset secara teratur. Pastikan tidak ada retakan atau kerusakan lainnya yang bisa mempengaruhi kinerja atau keakuratan alat. 
  4. Periksa petunjuk penggunaan tensimeter Anda untuk mengetahui apakah perlu dikalibrasi secara berkala. Jika iya, pastikan untuk mengikuti prosedur kalibrasi yang diberikan oleh produsen untuk memastikan keakuratannya.
  5. Jika menggunakan jenis digital, periksa secara berkala apakah baterai perlu diganti. Biasanya, tensimeter akan memberikan indikasi ketika baterai mulai melemah.
  6. Gunakan tensimeter sesuai dengan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh produsen. Penggunaan yang benar akan membantu memastikan hasil pengukuran yang akurat dan mencegah kerusakan yang tidak perlu.

Dengan merawat tensimeter Anda dengan baik sesuai dengan cara di atas, Anda dapat memastikan bahwa alat tersebut tetap berfungsi dengan baik dan memberikan hasil pengukuran tekanan darah yang akurat.

Anda bisa berkonsultasi seputar cara menggunakan alat tensimeter yang tepat dengan menghubungi layanan homecare Kavacare. Kavacare Support siap menjawab pertanyaan Anda seputar penggunaan alat ini. Hubungi kami melalui Whatsapp di nomor 0811-1446-777.

Sumber: 

  1. 3 Macam Tensimeter yang Perlu Anda Ketahui https://www.medicalogy.com/blog/3-macam-tensimeter-yang-perlu-anda-ketahui/ Diakses pada 19 Maret 2024
  2. Kesesuaian Tipe Tensimeter Pegas dan Tensimeter Digital terhadap Pengukuran Tekanan Darah pada Usia Dewasa. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/download/16031/15481 Diakses pada 19 Maret 2024
  3. Sphygmomanometer https://www.physio-pedia.com/Sphygmomanometer. Diakses 8 Mei 2024.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare