Secara garis besar, puasa merupakan kegiatan menahan nafsu makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Bagi umat Muslim, puasa dilakukan saat bulan Ramadan selama 30 hari penuh, sejak adzan subuh hingga adzan maghrib. Kegiatan puasa juga dilakukan oleh agama lainnya dan dapat dilakukan dengan alasan medis.
Puasa untuk penderita diabetes mungkin sedikit sulit dilakukan karena berbagai alasan, mulai dari keterbatasan kondisi tubuh, padatnya aktivitas yang berdampak pada energi tubuh, dan lain sebagainya. Kali ini, Kavacare telah merangkum informasi seputar puasa untuk penderita diabetes.
Untuk info lebih lengkap, simak penjelasan di bawah ini.
Bolehkah Pasien Diabetes Berpuasa?
Sebelum Anda memutuskan untuk berpuasa, penting untuk melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter atau tim kesehatan Anda guna melihat bagaimana kondisi Anda saat ini dalam mengelola diabetes.
Hal ini akan membantu Anda untuk memahami bagaimana puasa dapat berisiko bagi kesehatan Anda, bagaimana mengurangi risiko ini atau apakah risiko terhadap kesehatan Anda terlalu tinggi. Penting untuk membicarakan hasil tes darah Anda, obat diabetes apapun yang Anda konsumsi, serta komplikasi diabetes yang ada atau risiko yang mungkin akan Anda dapatkan di kemudian hari.
Ambil kesempatan ini untuk berkonsultasi tentang apa yang berhasil atau tidak bekerja dengan baik untuk Anda dan diabetes Anda. Apabila Anda menemukan diabetes yang Anda derita tidak cukup baik sebelum puasa, maka bukan pilihan yang aman untuk melakukan puasa di tahun ini atau melakukan puasa dalam jangka waktu dekat.
Baca Juga 4 Tips Olahraga Saat Puasa
Untuk umat Muslim, Anda juga mungkin dapat melakukan konsultasi dengan ahli agama untuk mendapatkan nasihat lebih lanjut mengenai alternatif puasa apabila Anda disarankan untuk tidak berpuasa karena alasan kesehatan.
Tidak dianjurkan memaksakan diri apabila kondisi tubuh tidak memungkinkan untuk melakukan puasa. Hal ini akan berdampak pada kesehatan dan kondisi Anda, dalam jangka waktu dekat atau dalam jangka panjang. Ada baiknya Anda mengutamakan kesehatan Anda dan mencari alternatif lainnya untuk berpuasa.
Risiko Puasa untuk Penderita Diabetes
Anda mungkin memiliki risiko komplikasi yang tinggi apabila berpuasa dan Anda memiliki satu atau lebih hal berikut ini:
- Diabetes tipe 1
- Diabetes tipe 2 dengan kontrol gula darah yang buruk
- Riwayat gula darah rendah berulang atau ketidaksadaran karena gula darah rendah
- Riwayat gula darah rendah yang parah atau ketoasidosis diabetik baru-baru ini
- Kondisi seperti penyakit ginjal yang parah atau komplikasi pembuluh darah
- Menderita diabetes dan sedang hamil.
Namun, mungkin aman bagi Anda untuk berpuasa dengan diabetes apabila Anda:
- Mempunyai diabetes tipe 2 yang terkontrol dengan baik
- Pengelolaan diabetes dengan obat-obatan atau terapi gaya hidup yang sehat sesuai anjuran dokter.
Tips Puasa untuk Penderita Diabetes
Berikut beberapa tips puasa yang dapat Anda lakukan apabila menderita diabetes dan memutuskan untuk berpuasa, antara lain:
1. Tes Gula Darah Rutin
Apabila Anda mengonsumsi tablet atau insulin tertentu, puasa dapat memberikan risiko gula darah rendah atau hipoglikemia. Artinya, penting bagi Anda untuk mengetahui tanda serta gejala gula darah rendah dan menguji gula darah Anda lebih sering selama berpuasa.
Apabila gula darah Anda turun di bawah <70mg/dl, Anda harus berbuka puasa dan mengobati hipoglikemia dengan beberapa makanan atau cairan manis dan diikuti dengan sesuatu yang bertepung. Karena jika tidak, Anda akan membahayakan tubuh Anda dan mungkin memerlukan perhatian medis. Sebaiknya, bawa perawatan hipoglikemia dan sebotol air selama berpuasa.
Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kadar Gula Darah Normal
Selain itu, perlu adanya pengetahuan dan perhatian khusus mengenai Whipple’s triad. Istilah ini merujuk pada metode yang digunakan untuk menggambarkan dan mengenali hipoglikemia, yaitu:
- Adanya gejala dan tanda kadar glukosa darah yang rendah
- Adanya angka kadar glukosa darah yang rendah
- Adanya perbaikan gejala setelah dilakukan pemberian asupan karbohidrat.
Berikut tanda-tanda hipoglikemia yang perlu Anda waspadai:
- Tremor
- Jantung berdebar atau palpitasi
- Kecemasan
- Muncul rasa lapar
- Kebingungan
- Kelelahan
- Kejang
- Diaforesis
- Parestesia
Anda dapat meningkatkan kadar gula darah menjadi lebih tinggi selama puasa apabila Anda melewatkan obat yang diresepkan, jika Anda memiliki porsi makanan bertepung atau bergula yang lebih besar, atau apabila Anda kurang aktif secara fisik dari biasanya. Gula darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko dehidrasi yang dapat membuat Anda merasa lelah dan pusing.
Sebelum memilih untuk melakukan puasa, konsultasikan kepada dokter atau tim kesehatan Anda berapa kadar gula darah tinggi untuk Anda. Apabila Anda melebihi level tersebut selama berpuasa, Anda harus berbuka puasa dengan minum air dan mencari konsultasi medis. Tanpa konsultasi medis, hal ini dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik (DKA) – kondisi serius yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Apabila Anda tidak dapat menghubungi dokter atau tim diabetes Anda, disarankan untuk tidak berpuasa, terutama apabila Anda tidak yakin apa yang harus dilakukan dengan obat diabetes Anda.
Baca Juga: Gangguan Keseimbangan Nilai Gula Darah
2. Memilih Asupan Sehat Saat Sahur
Penting untuk tidak melewatkan makan sahur sebelum fajar. Makanan bertepung berserat tinggi seperti gandum atau sereal berserat tinggi, gandum bulgur, nasi merah atau soba lebih lambat diserap serta memiliki indeks glikemik rendah.
Perhatikan juga ukuran porsi makanan yang mengandung karbohidrat. Hal ini akan membantu Anda mengelola kadar gula dalam kisaran target yang sehat selama berpuasa.
Lentil dan buncis merupakan sumber protein yang baik dan juga tinggi serat. Pasangkan dengan buah serta sayuran karena ini dapat membantu mencegah sembelit, serta menjaga kesehatan jantung Anda.
Sebelum memulai puasa, Anda harus minum cukup cairan bebas gula dan tanpa kafein guna menghindari dehidrasi di siang hari.
3. Memilih Asupan Sehat saat Buka Puasa
Secara tradisional, umat Muslim membatalkan puasa dengan mengonsumsi kurma – makanan tinggi serat namun merupakan sumber karbohidrat yang tinggi. Dua kurma besar (30 gram tanpa biji) dapat menyediakan sekitar 20 gram karbohidrat, yang hampir sama dengan sepotong roti ukuran sedang. Cobalah untuk membatasi jumlah kurma menjadi satu buah untuk berbuka puasa, atau berbuka puasa hanya dengan segelas air.
Rehidrasi tubuh dengan cairan bebas gula – air putih adalah pilihan terbaik. Hindari minuman bersoda manis atau jus buah karena dapat meningkatkan gula darah, serta membuat Anda merasa lebih haus. Minuman susu merupakan sumber protein serta kalsium yang baik, namun versi tanpa pemanis tambahan merupakan pilihan yang lebih sehat.
Anda mungkin tergoda untuk ngemil makanan manis, terutama apabila keluarga atau teman membagikannya. Camilan manis bisa jadi tinggi lemak dan gula. Meski hanya mengonsumsi sedikit, makanan atau camilan manis dapat memberikan dampak yang cukup besar dalam meningkatkan gula darah Anda.
Usahakan untuk hanya makan makanan yang digoreng dan berminyak secukupnya karena makan makanan berminyak terlalu sering dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak disengaja selama berpuasa. Makanan ini juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung Anda karena cenderung lebih tinggi lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah di atas tingkat ideal.
Kebutuhan kalori pada pasien diabetes selama berpuasa dapat dikonsultasikan dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi guna mengoptimalkan kebutuhan sesuai kondisi tubuh pasien.
Jika Anda memerlukan konsultasi lebih lanjut seputar risiko serta tips puasa untuk penderita diabetes, Anda bisa melakukannya bersama Kavacare.Anda dapat berkonsultasi online dengan mudah dan cepat ataupun menikmati layanan dokter datang ke rumah sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk info lebih lanjut, hubungi Kavacare Support melalui WhatsApp di 0811 – 1446 – 777.
Sumber:
- Diabetes UK https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/managing-your-diabetes/ramadan#:~:text=The%20Qur’an%20requires%20Muslims,include%20people%20living%20with%20diabetes. Diakses 25 Maret 2023
- Mayo Clinic https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/expert-answers/diabetes-fasting/faq-20455907#:~:text=You%20may%20have%20a%20high,blood%20sugar%20or%20diabetic%20ketoacidosis diakses 25 Maret 2023
- Diabetes Care https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2909082/ diakses 25 Maret 2023
- Diabetes Research and Clinical Practice https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0168822706001215 diakses 25 Maret 2023
- American Diabetes Association https://diabetesjournals.org/care/article/28/9/2305/24199/Recommendations-for-Management-of-Diabetes-During diakses 25 Maret 2023
- Diabetic Medicine https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/dme.13080 diakses 25 Maret 2023
- Ibnosina Journal of Medicine and Biomedical Sciences https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/abstract/10.4103/1947-489X.211054 diakses 25 Maret 2023
- Diabetes and Ramadan https://link.springer.com/article/10.1007/s13300-020-00886-y diakses 25 Maret 2023
- The British Journal of Diabetes & Vascular Disease https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1474651410380150 diakses 25 Maret 2023