Seringkali ada anekdot kalau kita sering begadang maka gampang sakit dan perutnya buncit. Juga orang yang jarang berolahraga dan cenderung malas gerak alias ‘mager’, akan gampang kena sakit jantung, diabetes dan stroke serta hati yang besar. Kondisi gangguan kesehatan yang belakangan juga sering ditemukan adalah perlemakan hati pada orang dewasa muda dan usia produktif. Dan ternyata, perlemakan hati ini selain banyak ditemukan di orang yang gemuk atau kelebihan berat badan, tidak jarang juga ditemukan di orang-orang relatif berat badannya normal.
Bulan July 2024, di jurnal Nutrition & Diabetes, bagian dari grup jurnal Nature dilaporkan adanya hubungan yang signifikan antara buruknya kualitas tidur dan juga tidak cukupnya aktivitas fisik sehari-hari dengan perlemakan hati akibat gangguan metabolisme. Penelitian ini merupakan hasil pengamatan dan pemeriksaan selama dua tahun di penduduk bagian barat Cina. Tidak tanggung-tanggung, para peneliti dari universitas First Affiliated Hospital of Xinjiang Medical University, Urumqi, dan School of Public Health, Sun Yat-sen University, Guangzhou, China memeriksa lebih dari sepuluh ribu partisipan dengan rata-rata usia 47 tahun dan menemukan hampir empat ribu orang atau sekitar 38% dari peserta memiliki metabolic dysfunction – associated fatty liver disease (MAFLD).
Penelitian yang dilakukan dari Juli 2019 ke September 2021 berdasarkan penemuan data survailans di Cina yang melaporkan kenaikan persentase kasus perlemakan hati khususnya MAFLD dari sekitar 22.8% menjadi 35.6% antara tahun 2009 ke tahun 2017. Efek lanjut dari kondisi perlemakan hati ini adalah kerusakan hati parah yang bahkan bisa memerlukan penggantian hati dan juga berbagai komplikasi ekstra hepatik. Dasar penelitian ini adalah banyaknya bukti-bukti laporan penelitian tentang hubungan dari ketidakaktifan secara fisik dan buruknya kualitas tidur. Kondisi ini secara tidak langsung maupun langsung berakibat pada meningkatnya resistensi insulin dan gangguan metabolik yang dapat berujung pada perlemakan hati. Sebaliknya, aktivitas fisik yang memadai, selain juga bisa meningkatkan kualitas tidur, dapat memperbaiki siklus sirkadian dan mengurasi risiko insomnia. Menunjukkan adanya keterkaitan dari kualitas tidur dan aktivitas fisik.
Faktor-faktor kualitas tidur dan juga aktivitas fisik dikumpulkan dan dianalisis menggunakan Kuisioner Pittsburg Sleep Quality Index, menghitung skor dan mengelompokkan kualitas tidur berdasarkan skor dari 0 (jelek) sampai 6 (tidur berkualitas); serta The International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) untuk mengukur kuantitas dari aktivitas fisik mingguan. Grup peneliti yang dipimpin oleh Yinin Yang, juga menganalisa temuan-temuannya dengan berbagai metode statistik dan melakukan klasifikasi untuk mengukur efek masing-masing risiko di atas dan juga sinergi dari kombinasi jeleknya kualitas tidur dan aktivitas fisik terhadap perlemakan hati. Termasuk diantaranya faktor jenis kelamin, usia, dan keberadaan komorbiditas metabolisme yang sudah ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlemakan hati secara signifikan berhubungan dengan rendahnya aktitivas fisik. Secara jelas ditunjukkan dalam perhitungan statistik bahwa setiap peningkatan dosis aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan prevalensi perlemakan hati. Lebih nyata lagi , ternyata kualitas tidur menjadi faktor yang sangat menentukan akselerasi pervalensi perlemakan hati di kelompok aktivitas fisik tertentu baik pada pria maupun wanita, usia berapapun, status hipertensi, diabetes melitus dan juga sindrom metabolik.
Kesimpulannya, yang suka begadang perlu memperbaiki jadwal tidur dan bagi yang sering terbangun saat tidur, atau juga ada gangguan mengorok dan sleep apneu perlu mengupayakan agar bisa tidur lebih nyenyak dan cukup jumlahnya. Aktivitas fisik yang moderate dan teratur juga berperan penting untuk mengurangi perlemakan hati, meningkatkan nilai parameter metabolik dan memperbaiki cardiorespiratory fitness. Tidur yang cukup dan olahraga yang memadai juga berhubungan dengan kualitas psikis yang baik, meningkatkan produktivitas sehari-hari serta kualitas hidup yang lebih optimal.
Dirangkum dari:
Wang, Y., Zhao, Q., Yang, J. et al. Joint association of sleep quality and physical activity with metabolic dysfunction-associated fatty liver disease: a population-based cross-sectional study in Western China. Nutr. Diabetes 14, 54 (2024). https://doi.org/10.1038/s41387-024-00312-3