Memiliki masalah gigi, tentu akan mengganggu keseharian Anda, seperti berbicara dan mengunyah. Pada lansia, kesehatan gigi sangatlah penting terutama dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Seiring bertambahnya usia, bagian-bagian tubuh akan mengalami penurunan fungsi dan kualitas, tidak terkecuali gigi. Tentu ada saja masalah gigi dan mulut pada lansia karena berbagai faktor.
Kavacare telah merangkum informasi seputar masalah gigi dan mulut pada lansia untuk menjadi referensi kesehatan Anda hari ini atau di kemudian hari. Untuk informasi lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini.
Mengapa Lansia Rentan Terkena Masalah Gigi dan Mulut?
Sudah menjadi hal umum bahwa semakin bertambahnya usia, maka bertambah pula masalah kesehatan yang kita miliki. Bagian-bagian tubuh maupun organ tubuh akan mengalami penurunan fungsi serta kualitas secara alamiah dan bergantung pada riwayat kesehatan serta pola hidup yang kita miliki. Pola hidup yang sehat, tentu akan membuat tubuh menjadi lebih sehat dan begitu pula sebaliknya.
Masalah gigi dan mulut pada lansia menjadi salah satu masalah kesehatan paling umum yang kita temui. Banyak dari lansia kehilangan fungsi oral secara maksimal akibat menurunnya atau hilangnya bagian-bagian penting, seperti gigi.
Beragam Masalah Gigi dan Mulut pada Lansia
Berikut beberapa masalah gigi dan mulut pada lansia, antara lain:
Kehilangan Gigi
Menurut penelitian, hampir 1 dari 5 orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih telah kehilangan semua giginya. Kehilangan gigi secara total dua kali lebih umum pada usia 75 tahun ke atas atau sebanyak 26% dibandingkan dengan mereka yang berusia 65-74 tahun yakni 13%.
Kehilangan gigi atau menggunakan gigi palsu mampu mempengaruhi nutrisi. Hal ini karena orang tanpa gigi atau dengan gigi palsu lebih sering mengonsumsi makanan bertekstur lunak, seperti sayur dan buah, dibandingkan dengan makanan seperti orang yang memiliki gigi lengkap.
Penyakit Gusi
Orang dewasa cenderung rentan terkena penyakit gusi. Sekitar 2 dari 3 atau 68% orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih memiliki penyakit gusi.
Kerusakan Gigi yang Tidak Diobati
Mayoritas orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih pernah mengalami gigi berlubang, di mana 1 dari 5 mengalami kerusakan gigi yang tidak diobati.
Penyakit Kronis
Orang dengan penyakit kronis, seperti radang sendi, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit jantung dan diabetes lebih rentan terkena penyakit gusi (periodontal), namun mereka cenderung tidak mendapat perawatan gigi dibandingkan orang dewasa tanpa penyakit kronis. Selain itu, obat-obatan tertentu mampu menyebabkan mulut kering dan mampu meningkatkan risiko gigi berlubang.
Kanker Mulut
Kanker mulut dan faring, terutama didiagnosis pada orang dewasa dengan usia lebih tua, rata-rata saat didiagnosis berusia 62 tahun.
Gaya hidup yang tidak sehat, konsumsi makanan dan minuman tertentu, serta riwayat penyakit berperan besar dalam munculnya masalah gigi dna mulut pada lansia. Selain itu, semakin bertambahnya usia, tubuh juga semakin sulit memproduksi enzim atau bakteri tertentu yang mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Penyebab Masalah Gigi dan Mulut pada Lansia
Munculnya masalah gigi dan mulut pada lansia dapat terjadi karena berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Masing-masing penyebab berkaitan satu sama lain sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan gigi dan mulut.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut di usia senja sangat diperlukan untuk membantu Anda tetap beraktivitas dengan baik serta membantu Anda untuk mendapatkan nutrisi yang baik dalam mengonsumsi makanan dan minuman.
Berikut beberapa penyebab masalah gigi dan mulut pada lansia, antara lain:
1. Riwayat Penyakit
Jenis-jenis penyakit tertentu dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Penyakit-penyakit ini saling terkait dengan gangguan kesehatan mulut dan gigi, serta memberi dampak buruk di kemudian hari.
Berikut beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada lansia:
Diabetes
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang mempengaruhi tubuh dalam menyerap energi dari makanan yang kita konsumsi. Diabetes memberi dampak buruk dalam jangka panjang maupun jangka pendek pada penderitanya.
Penyakit ini juga dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada lansia dengan munculnya beberapa gangguan kesehatan, seperti penyakit periodontal, penyembuhan luka yang tertunda, merubah rasa makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta infeksi mulut. Penelitian menunjukkan bahwa risiko periodontitis meningkat dengan diabetes yang tidak terkontrol, sedangkan periodontitis parah dapat berdampak buruk untuk kontrol glikemik.
Diabetes juga mempersulit penggantian gigi, di mana pasien dengan penyakit diabetes lebih rentan terhadap infeksi Candida. Infeksi dari rongga mulut dapat menyebar ke saluran cerna bagian atas serta menyebabkan sepsis.
Hipertensi
Penyakit hipertensi merupakan salah satu kondisi kardiovaskular yang menyebabkan gagal jantung dan stroke apabila tidak segera ditangani. Efek samping utama konsumsi obat antihipertensi adalah rongga mulut menjadi kering dan perubahan rasa.
Efek samping ini dapat mengganggu keseimbangan kesehatan gigi dan mulut pada lansia, serta berisiko memunculkan gangguan kesehatan lainnya pada gigi dan mulut.
Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun yang menyerang bagian sendi. Hal ini menyebabkan munculnya peradangan sendi, jaringan sekitar sendi, bahkan dapat mempengaruhi organ lain, seperti paru-paru dan kulit.
Penyakit ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada lansia dengan munculnya Gingivitis – yakni penyakit gusi ringan yang menyebabkan gusi menjadi bengkak dan lunak. Selain itu, masalah gigi dan mulut lainnya yakni Periodontitis – kondisi peradangan yang mempengaruhi tulang dan jaringan penyangga gigi.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Penanganan Arthritis Rheumatoid
Kanker Darah (Leukemia)
Kanker darah atau leukemia adalah penyakit di mana tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah putih secara abnormal. Penyakit ini juga dapat menjadi penyebab adanya masalah gigi dan mulut pada lansia, yaitu pembesaran gusi. Kondisi ini merupakan manifestasi awal dari penyakit sistemik yang mendasarinya, seperti leukemia akut.
2. Kebiasan Merokok
Merokok merupakan salah satu gaya hidup tidak sehat yang umum dilakukan pada berbagai rentang usia. Kebiasaan merokok ternyata dapat menyebabkan masalah gigi dan mulut pada lansia, di mana tembakau dan tar pada rokok dapat memperburuk kondisi mulut dan gigi Anda.
Salah satu efek merokok yakni munculnya noda pada gigi akibat kandungan nikotin dan tar dalam tembakau. Hal ini dapat membuat gigi Anda menjadi kuning, bahkan kecokelatan bagi para perokok berat setelah bertahun-tahun merokok.
Merokok juga dapat menyebabkan penyakit gusi, di mana orang yang merokok cenderung lebih rentan menghasilkan plak bakteri yang menjadi penyebab penyakit gusi. Hal ini terjadi karena merokok menyebabkan berkurangnya oksigen dalam darah, sehingga gusi yang terinfeksi akan lebih susah untuk sembuh.
Merokok juga menyebabkan munculnya plak gigi serta menyebabkan penyakit gusi lebih cepat memburuk dibandingkan orang bukan perokok. Hingga saat ini, penyakit gusi masih menjadi penyebab paling umum kehilangan gigi pada orang dewasa.
3. Tidak Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
Tidak semua orang sadar akan kesehatan mulut dan gigi, termasuk menjaga kebersihan. Selain itu, tidak semua orang memiliki akses yang cukup untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Seringkali kita melewatkan waktu sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur akibat lupa atau malas. Hal ini ternyata dapat menjadi gangguan kesehatan, termasuk masalah gigi dan mulut pada lansia.
Seiring bertambahnya usia, kita mungkin juga memiliki keterbatasan untuk bergerak sehingga membatasi kegiatan dalam membersihkan gigi dan mulut. Selain rutin sikat gigi setiap harinya, menjaga kesehatan gigi dan mulut pada lansia juga dapat dilakukan dengan pemakaian mouthwash berfluorida atau penggunaan dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi. Dianjurkan juga untuk rutin melakukan pembersihan karang gigi setiap 6 bulan untuk mengurangi faktor risiko.
4. Kurangnya Konsumsi Makanan dan Minuman Sehat
Semakin bertambahnya usia, tubuh kita akan kesulitan memproduksi nutrisi tertentu dan dapat dibantu dengan konsumsi suplemen, makanan atau minuman tambahan untuk memenuhinya. Semakin tua, mulut akan makin sulit memproduksi bakteri baik yang membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Untuk mengatasi hal ini, kita dapat mengonsumsi makanan atau minuman fermentasi, seperti yoghurt, kombucha, kimchi, ataupun tape. Makanan-makanan ini dapat membantu kita memproduksi bakteri baik yang menjaga kesehatan gigi dan mulut.
5. Penuaan Kondisi Kesehatan Gigi dan Mulut
Penuaan dalam kesehatan gigi dan mulut merupakan ‘penuaan yang sehat’ karena memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup individu secara keseluruhan. Penyakit periodontal, karies gigi, kehilangan gigi, xerostomia, kondisi prakanker dan kanker mulut merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada orang dewasa.
6. Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan penyakit radang kronis yang terakumulasi dan menjadi tidak dapat disembuhkan apabila berkembang menjadi periodontitis. Hal ini mempengaruhi struktur pendukung gigi yang menyebabkan resesi gingiva, resorpsi tulang alveolar, mobilitas gigi serta kehilangan gigi.
Resesi gingiva merupakan faktor risiko karies akar yang sangat umum pada populasi lansia. Mobilitas dan kehilangan gigi dapat mengurangi efisiensi pengunyahan yang mengakibatkan stress psikologis yang hebat, kesulitasn dalam fungsi sehari-hari, serta penurunan kualitas hidup.
7. Karies Gigi
Hingga saat ini, karies gigi masih menjadi kronis yang umum diderita oleh masyarakat. Penyakit ini menyebabkan rasa sakit, infeksi, hingga kehilangan gigi apabila tidak segera diobati dan berdampak negatif pada kesejahteraan serta kualitas hidup.
Karies akar lebih sering terjadi pada populasi lansia akibat paparan akar setelah resesi gingiva. Semakin tua, kita akan semakin rentan terkena karies gigi akibat makin berkurangnya kemampuan akar untuk menopang gigi, hingga terjadi risiko kehilangan gigi.
Baca Juga: Bau Mulut: Apa Artinya?
8. Xerostomia
Saliva atau air liur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mulut. Air liur membantu dalam proses mengunyah, melumasi makanan, menelan, sensasi rasa serta berbicara. Air liur juga berperan membantu mencegah karies gigi serta infeksi mulut lainnya karena sifat antimikroba.
Xerostomia merupakan gangguan mulut yang umum pada lansia. Penyakit ini menyebabkan kekeringan mulut, di mana kelenjar liur mayor dan minor mengalami perubahan degeneratif dan menyebabkan penurunan produksi air liur. Selain itu, diabetes, stress, rheumatoid arthritis, serta penggunaan obat antihipertensi atau diuretik juga mampu mengganggu jumlah produksi air liur pada mulut.
Jika Anda memerlukan informasi seputar masalah gigi dan mulut pada lansia, termasuk cara menjaga kesehatan gigi dan mulut ataupun gejala-gejala berkaitan, Anda dapat melakukan konsultasi dengan cepat dan tepat bersama Kavacare.
Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter dan staf medis yang ahli di bidangnya dengan mudah dan nyaman. Untuk info lebih lanjut, segera kunjungi website resmi kami di kavacare.id atau melalui WhatsApp di 0811-1446-777.
Sumber:
- National Library of Medicine https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8395714/ diakses 5 Februari 2023
- Centers for Disease Control and Prevention https://www.cdc.gov/oralhealth/basics/adult-oral-health/adult_older.htm diakses 6 Februari 2023
- National Library of Medicine https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4295446/ diakses 5 Februari 2023
- Centers for Disease Control and Prevention https://www.cdc.gov/diabetes/basics/diabetes.html diakses 11 Februari 2023
- BMC Geriatrics https://bmcgeriatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12877-021-02281-z diakses 11 Februari 2023
- ResearchGate https://www.researchgate.net/publication/358925536_Oral_Health_among_Elderly_Impact_on_Life_Quality_Access_of_Elderly_Patients_to_Oral_Health_Services_and_Methods_to_Improve_Oral_Health_A_Narrative_Review diakses 11 Februari 2023
- Journal of International Oral Health https://repository.unair.ac.id/86120/3/JIntOralHealth112104-853939_234313.pdf 11 Februari 2023
- Journal of Personalized Medicine https://pdfs.semanticscholar.org/8e6b/a19f1e00daea355364f5b04db358ae5bc7ee.pdf diakses 11 Februari 2023
- Oral signs of acute leukemia for early detection. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4284378/ diakses 31 Mei 2023