Pengalaman Pengobatan Penyakit Pankreas di Thailand

Pengalaman Pengobatan Penyakit Pankreas di Thailand

Share

Thailand menjadi salah satu negara tujuan yang bisa Anda tuju ketika ingin berobat ke luar negeri. Bangkok International Hospital (BIH) adalah salah satu rumah sakit di Thailand yang memiliki reputasi baik, dokter yang kompeten, serta  para perawat yang sangat sabar dan mengerti kebutuhan pasien. Berikut adalah informasi selengkapnya mengenai cerita salah satu pasien yang berobat ke Thailand.

Keputusan Menjalani Pengobatan Penyakit Pankreas di Thailand

Stefani adalah salah satu pasien yang pernah berobat ke Thailand. Khususnya di Bangkok International Hospital (BIH). Stefani berasal dari Jakarta, Indonesia. Sebelumnya Ia dirawat di rumah sakit di Indonesia, dan Ia harus menjalankan tes lebih komprehensif terkait diagnosis penyakitnya di luar negeri. Stefani kemudian mendapatkan rekomendasi dari dokter keluarganya. Dokter keluarganya merekomendasikan Dr. Thun (Assoc. Prof. Dr. Thun Ingkakul) di BIH (Bangkok International Hospital). Stefani pun menyetujuinya dan dia mempercayakan Dr.  Thun untuk melakukan investigasi lebih lanjut mengenai penyakitnya.

Dr. Thun awalnya mendapatkan email untuk melakukan telekonsultasi dari Stefani. Menurut Dr. Thun, Stefani memiliki 2 masalah utama, yang pertama adalah masalah pankreas akut. Masalah ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya batu di kantong empedu Stefani yang kemudian jatuh ke saluran empedu. Batu ini menghalangi saluran drainase di saluran empedu tersebut. Masalah yang kedua, Stefani juga memiliki kista di dalam pankreas. Penemuan kista ini juga tidak disengaja. Kista dapat muncul karena masalah komplikasi dari pankreatitis atau neoplasma kistik pankreas.

 

Pengobatan Penyakit Pankreas yang Diawali Telekonsultasi

Setelah dilakukan telekonsultasi tersebut, Stefani tampak cukup prihatin dengan kondisi kista pankreasnya. Hal ini dikarenakan masih belum jelas apakah kista tersebut jinak atau ganas. Selain itu, apakah kista tersebut bisa berkembang menjadi kanker? Stefani benar-benar tidak tahu, bagaimana cara pengobatannya, bagaimana prognosisnya, dan berapa lama dia bisa bertahan. Dr. Thun kemudian memberitahukan kepada Stefani dan keluarganya terkait rencana pengobatan yang akan dilakukan, serta beberapa tes tambahan yang diperlukan untuk membantu mendiagnosis sifat kista pankreasnya.

Setelah Stefani tiba untuk melakukan beberapa tes tambahan, Dr. Thun awalnya masih belum bisa 100% memberikan diagnosis terkait sifat kista pankreasnya. Namun, seiring berjalannya waktu, ukuran kistanya mengecil seiring dengan dilakukannya aspiration. Selain itu, beberapa batu yang masih ada di kantong empedu dapat menyebabkan serangan sakit yang berulang. Maka dari itu, Dr. Thun memutuskan untuk mengangkat kantong empedu Stefani atau kolesistektomi dengan operasi laparoskopi. Namun, Dr. Thun tetap memantau kondisi kista pankreas Stefani. Apabila ukurannya membesar, maka reseksi pankreas akan terjadi.

Stefani merasa yakin dan percaya bahwa Dr. Thun bisa mengobatinya dengan baik. Setelah dilakukan kolesistektomi, Stefani pulih dengan baik. Kondisi klinisnya meningkat secara signifikan dalam waktu 1 minggu. Stefani kemudian kembali ke Indonesia dan berencana untuk kembali ke Thailand untuk mengupdate CT scan abdomen dalam waktu 3 bulan.

 

Baca juga: Medical Check Up di Thailand: Rekomendasi RS dan Estimasi Biaya

 

Setelah Menjalani Pengawasan dan Pengobatan Penyakit Pankreas

Setelah 3 bulan masa pengawasan, ukuran kista Stefani membesar kembali. Stefani sedih dan khawatir. Ia kembali berpikir mengenai proses operasi pengobatan penyakit pankreas yang harus dilakukan, masa pemulihan, dan juga efek samping yang mungkin terjadi setelah dilakukannya operasi. Rencana pengobatan telah diberitahukan kepada Stefani, termasuk reseksi pankreas dan pengangkatan organ limpa karena resiko kanker dan kemungkinan terjadinya komplikasi setelah operasi.

Operasi pun berjalan lancar. Stefani juga tidak memiliki komplikasi pasca operasi. Berita yang paling penting adalah kista pankreasnya telah didiagnosis bukan kanker. Menurut Dr. Thun, 2 kunci utama dari pengobatan yang berhasil ini adalah komunikasi dan empati. Sebagai dokter bedah, Dr. Thun selalu mendengarkan dan mencoba memahami apa yang pasien rasakan. Tidak hanya membantu mengobati pasien, namun juga menempatkan pasien sebagai keluarga.

 

Baca Juga: Keunggulan Berobat di Thailand

 

Menurut Stefani, hal yang paling mengesankan selama berobat di BIH (Bangkok International Hospital) adalah para perawatnya. Para perawat melakukan semua tugasnya dengan sangat sabar, perhatian, dan semangat. “Pelayanan mereka luar biasa,” kata Stefani.

Stefani juga sangat puas dengan pelayanan Dr. Thun yang sangat luar biasa. Terkait dengan kesabaran dan pengertiannya terhadap kondisi Stefani. “Setelah melalui semua proses, sebelum dan sesudah perawatan, Dr. Thun lah yang terbaik,” ucap Stefani sambil tersenyum lebar. Stefani adalah salah satu pasien yang puas setelah mendapatkan perawatan dari Dr. Thun di BIH (Bangkok International Hospital). Demikianlah salah satu pengalaman pasien, yaitu Stefani setelah menjalani operasi dan pengobatan penyakit pankreas di Thailand.

 

Sumber:

https://www.bangkokhospital.com/en/content/pancreatic-disease-treatment-with-eras-approach

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare