Seiring bertambahnya usia, banyak perubahan terjadi pada fisik maupun psikis. Menopause merupakan salah satu perubahan alami yang terjadi akibat bertambahnya usia serta perubahan fisik dari waktu ke waktu. Meski pasti terjadi, masih banyak orang yang belum mengetahui menopause serta cara menghadapinya.
Pada artikel ini, Kavacare telah merangkum informasi seputar tahapan dan gejala menopause. Untuk informasi lebih lengkap, simak penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Menopause?
Menopause berasal dari bahasa Yunani yang berarti berhenti haid (a pause in the menses). Siklus ini merupakan kondisi alami yang menandai berakhirnya siklus haid seorang wanita. Hal ini ditandai dengan berhentinya periode haid selama 12 bulan berturut-turut.
Menopause sendiri dapat terjadi di usia 40-an atau 50-an, namun usia rata-rata wanita Indonesia mengalami menopause adalah usia 45 sampai 55 tahun. Hal ini merupakan proses biologis alami akibat bertambahnya usia, perubahan fisik, dan perubahan hormonal yang menjadi lebih sedikit.
Setelah Anda memasuki siklus ini, tidak hanya terjadi perubahan siklus haid, juga ada perubahan fisik, hasrat seksual dan kesuburan, hingga kondisi psikologis yang mengalami perubahan. Gejala-gejala lain pada menopause juga dapat mengganggu waktu tidur, kondisi kesehatan mental dan emosi, hingga membuat Anda mudah merasa lelah.
Baca Juga: 5 Langkah Mengatasi Stress pada Lansia
Tahap-Tahap Menopause
Menopause tidak langsung terjadi begitu saja. Ada tiga tahap menopause yang umumnya dirasakan oleh wanita, antara lain:
1. Perimenopause
Perimenopause memiliki arti “masa sekitar menopause”, di mana hal ini mengacu pada waktu di mana tubuh Anda melakukan transisi alami menuju menopause serta menandai akhir usia reproduksi. Perimenopause juga disebut sebagai transisi menopause.
Setiap wanita memulai siklus ini pada usia yang berbeda-beda. Anda mungkin akan melihat gejala-gejala menuju menopause – seperti haid yang tidak teratur, di usia 40-an. Namun, beberapa wanita dapat merasakan gejala ini di pertengahan usia 30-an.
Selama tahap ini, tingkat estrogen – hormon utama wanita, dalam tubuh Anda cenderung tidak stabil. Siklus haid akan memanjang atau memendek, serta Anda mungkin mulai mengalami siklus haid di mana ovarium tidak melepaskan sel telur (ovulasi). Pada tahap ini, Anda juga mungkin merasakan gejala lain seperti vagina kering, hot flashes – kondisi tubuh bagian atas terasa hangat, hingga gangguan tidur.
Setelah melewati 12 bulan berturut-turut tanpa periode haid, Anda secara resmi mencapai tahap menopause dan tahap perimenopause berakhir.
2. Menopause
Tahap ini terjadi saat tubuh Anda berhenti memproduksi hormon yang mengganggu dan menghentikan periode haid selama 12 bulan berturut-turut. Siklus reproduksi telah sepenuhnya berhenti dan ovarium tidak lagi melepaskan sel telur.
Gejala yang mungkin semakin terasa di antaranya hot flashes (sensasi panas di tubuh bagian atas). Setelah tahap ini selesai, Anda akan memasuki tahap postmenopause.
3. Postmenopause
Postmenopause merupakan istilah untuk menggambarkan waktu setelah seseorang mengalami menopause. Anda akan memasuki postmenopause setelah periode haid berhenti 12 bulan berturut-turut. Biasanya, wanita memasuki tahap ini sekitar usia 51 tahun. Pada tahap ini, siklus reproduksi telah sepenuhnya berhenti dan Anda tidak lagi berovulasi atau melepaskan sel telur.
Gejala yang Anda alami pada tahap ini mungkin menjadi lebih ringan atau sepenuhnya hilang. Namun dalam beberapa kasus, beberapa wanita mengalami gejala menopause selama satu dekade atau lebih.
Gejala Menopause
Saat menuju hingga setelah menopause, Anda mungkin akan merasakan berbagai gejala, antara lain:
- Hot flashes, dialami oleh 75% wanita menopause
- Gangguan tidur atau insomnia
- Vagina kering
- Periode haid yang tidak teratur dan lebih jarang
- Perubahan mood atau emosi
- Rambut menipis dan kulit kering
- Berkeringat saat malam hari
- Meriang
- Penambahan berat badan dan metabolisme tubuh yang melambat
Gejala menopause ini termasuk perubahan periode haid dan dapat bervariasi pada setiap wanita. Biasanya, Anda akan mengalami beberapa ketidakteraturan dalam haid sebelum siklus tersebut sepenuhnya terhenti.
Baca Juga: 3 Gejala Utama dan Perawatan PCOS
Penyebab Menopause
Selain sebagai perubahan biologis alamiah, menopause juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. Beberapa penyebab lain dari menopause yaitu:
1. Penurunan Hormon Reproduksi
Penyebab umum dari menopause yakni menurunnya hormon reproduksi saat mendekati usia akhir 30-an. Pada fase ini, ovarium mulai menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron – hormon-hormon yang mengatur haid, dan tingkat kesuburan perlahan menurun.
Pada usia 40-an, periode haid mungkin menjadi lebih lama atau lebih pendek, lebih berat atau lebih ringan, serta lebih sering atau lebih jarang. Siklus ini akan terjadi hingga memasuki usia 51 tahun, dimana ovarium akan berhenti melepaskan sel telur dan Anda berhenti mengalami haid.
2. Insufisiensi Ovarium Primer
Menurut penelitian, sekitar 1% wanita dapat mengalami menopause sebelum usia 40 tahun atau disebut menopause dini. Kondisi ini dapat terjadi akibat kegagalan ovarium untuk menghasilkan hormon reproduksi dengan kadar normal atau insufisiensi ovarium primer. Penyebabnya dapat berasal dari faktor genetik atau akibat penyakit autoimun.
Namun, masih banyak penelitian yang belum menemukan penyebab pasti dari menopause dini ini. Umunya, para penderita disarankan melakukan terapi hormon setidaknya sampai usia alami menopause dengan tujuan melindungi tulang, jantung dan otak.
3. Pembedahan Pengangkatan Ovarium (Ooforektomi)
Ovarium merupakan organ yang menghasilkan hormon, termasuk estrogen dan progesteron yang mengatur siklus haid wanita. Pembedahan pengangkatan ovarium atau ooforektomi dapat menyebabkan menopause dini dimana siklus haid akan berhenti dan Anda mulai mengalami hot flashes serta gejala menopause lainnya. Gejala-gejala menopause yang dirasakan dapat semakin parah karena adanya perubahan hormonal secara tiba-tiba dibandingkan dengan tahap-tahap menopause pada umumnya.
4. Kemoterapi dan Terapi Radiasi
Selain akibat perubahan hormonal dan akibat pembedahan, faktor terjadinya menopause juga dapat disebabkan oleh rangkaian kemoterapi dan terapi radiasi. Terapi ini dapat memicu menopause dan memunculkan gejala seperti hot flash selama atau setelah pengobatan.
Penghentian haid tidak selalu permanen setelah kemoterapi dan peluang kehamilan masih bisa didapatkan. Terapi radiasi umumnya hanya mempengaruhi fungsi ovarium apabila radiasi diarahkan ke ovarium. Apabila mengarah ke bagian tubuh lainnya, seperti leher, kepala atau jaringan payudara, maka kemungkinan kecil dapat menyebabkan menopause dini.
Komplikasi
Setelah adanya menopause, Anda mungkin berisiko mengalami beberapa komplikasi penyakit. Namun perlu diingat, Anda juga dapat menghindari berbagai komplikasi tersebut dengan menjaga kesehatan dan rutin berkonsultasi dengan tenaga medis mengenai kebutuhan tubuh Anda.
Komplikasi penyakit yang mungkin muncul setelah menopause yaitu:
1.Osteoporosis
Osteoporosis merupakan suatu penyakit yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh, sehingga meningkatkan risiko patah tulang. Selama beberapa tahun pertama setelah menopause, Anda mungkin kehilangan kepadatan tulang dengan cepat, sehingga meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Wanita postmenopause dengan osteoporosis sangat rentan terhadap patah tulang belakang, pergelangan tangan, serta tulang pinggul. Untuk menghindari osteoporosis, penuhi kebutuhan kalsium harian Anda dan lakukan olahraga secara rutin.
2. Inkontinensia Urin
Saat jaringan uretra dan vagina kehilangan elastisitasnya, Anda mungkin sering mengalami keinginan kuat untuk buang air kecil secara tiba-tiba, diikuti dengan keluarnya urin tanpa sengaja (inkontinensia urgensi), atau keluarnya urin saat tertawa, batuk, atau saat mengangkat beban berat (inkontinensia stress). Pada kondisi ini, Anda mungkin lebih sering mengalami infeksi saluran kemih.
Guna mengurangi inkontinensia, Anda bisa melakukan latihan Kegel untuk memperkuat otot dasar panggul serta menggunakan estrogen vagina topikal. Terapi hormon juga disarankan sebagai pengobatan yang efektif untuk gangguan saluran kemih dan perubahan vagina yang dapat menyebabkan inkontinensia urin.
3. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (Kardiovaskular)
Saat kadar estrogen menurun, risiko mengalami penyakit kardiovaskular meningkat. Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian pada wanita dan pria. Untuk menghindari penyakit ini, sangat penting untuk menyempatkan berolahraga dengan rutin, mengonsumsi makanan sehat, serta menjaga berat badan normal.
Anda dapat meminta saran dokter mengenai cara melindungi kesehatan jantung, seperti cara menurunkan kolesterol, mengontrol tekanan darah, hingga program makanan atau program diet sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Bagaimana Menghadapi Menopause?
Meski termasuk perubahan alamiah, banyak dari wanita yang masih belum siap menghadapi menopause. Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini untuk membantu menghadapi menopause, yakni:
- Mengonsumsi makanan sehat dan memenuhi nutrisi harian sesuai usia
- Berolahraga dengan teratur – Anda dapat memasukkan kombinasi berlari, menari atau berjalan dalam kegiatan olahraga
- Beristirahat dengan cukup, termasuk memiliki jadwal tidur harian yang teratur
- Mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalsium, seperti yoghurt dan susu untuk menjaga kesehatan tulang
- Berkomunikasi dengan orang yang mengalami hal yang sama, seperti keluarga, teman dekat maupun kerabat
- Lakukan meditasi dan yoga
- Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen herbal atau obat komplementer
Baca Juga: Cara Mengatasi Depresi karena Menopause
Pertanyaan Seputar Menopause
Berikut beberapa pertanyaan umum mengenai menopause, antara lain:
Pada Usia Berapa Wanita Mengalami Menopause?
Umumnya, wanita mulai memasuki fase menopause sejak akhir usia 30-an hingga usia 40-an. Pada usia tersebut, biasanya mulai muncul beberapa gejala menopause, seperti siklus haid yang tidak teratur, perubahan mood, hingga hot flash. Usia rata-rata wanita Indonesia mengalami menopause antara 45 hingga 55 tahun.
Bisakah Menghitung Kapan Masa Menopause?
Waktu terjadinya menopause dapat berbeda-beda pada setiap wanita. Hal ini bisa dipengaruhi faktor genetik, tingkat produksi hormon yang berbeda, hingga penyakit bawaan yang dimiliki.
Biasanya, menopause ditandai dengan tidak teraturnya haid di usia akhir 30-an hingga 40-an disertai dengan gejala lain, seperti hot flashes, rambut tipis dan kulit kering, perubahan mood dan gejala menopause lainnya.
Apakah Masih Bisa Berhubungan Intim saat Menopause?
Selain perubahan siklus haid, Anda mungkin mengalami penurunan gairah seks seiring berjalannya waktu. Hal ini wajar terjadi saat mulai memasuki masa menopause.
Selain itu, gejala menopause yakni vagina kering, juga dapat menjadi faktor lain dalam penurunan keinginan berhubungan intim dengan pasangan. Anda dapat membicarakan gejala menopause dengan pasangan dan dokter untuk mendapatkan opsi lainnya dalam berhubungan intim dan untuk membantu pasangan memahami kondisi Anda.
Tidak semua wanita bisa menghadapi menopause dengan mudah. Kavacare merupakan layanan homecare yang siap mendampingi Anda atau orang terkasih menghadapi menopause.
Anda bisa telekonsultasi dengan dokter seputar gejala menopause hingga dampak dan cara menghadapinya, atau mendapatkan layanan homecare lain sesuai kebutuhan. Untuk informasi lebih lanjut, segera hubungi Kavacare Support melalui WhatsApp di 0811-1446-777.
Sumber:
- Menopause https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/475/menopause#:~:text=Menopause%20adalah%20berakhirnya%20siklus%20menstruasi,menstruasi%20lagi%2C%20minimal%2012%20bulan. Diakses 3 Desember 2022
- Things You Can Do – Menopause https://www.nhs.uk/conditions/menopause/things-you-can-do/ diakses 3 Desember 2022
- Menopause https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menopause/symptoms-causes/syc-20353397#:~:text=Menopause%20is%20the%20time%20that,is%20a%20natural%20biological%20process. Diakses 3 Desember 2022
- Postmenopause https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21837-postmenopause diakses 3 Desember 2022
- When Will You Reach Menopause? https://www.webmd.com/menopause/features/menopause-age-prediction diakses 3 Desember 2022
- Hormone Examination in Menopause https://indonesianjournalofclinicalpathology.org/index.php/patologi/article/view/1449 diakses 3 Desember 2022
- The Anxiety of Perimenopause Woman in Facing Menopause http://www.mcrhjournal.or.id/index.php/jmcrh/article/view/63 diakses 3 Desember 2022
- Normalizing Menopause https://www.bmj.com/content/377/bmj-2021-069369 diakses 3 Desember 2022
- Menopause Transition and Cardiovascular Disease Risk: Implications for Timing of Early Prevention: A Scientific Statement From the American Heart Association https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIR.0000000000000912 diakses 3 Desember 2022