Gangguan perilaku umumnya berkaitan erat dengan kenakalan anak dan remaja. Tapi orang yang telah memasuki masa lanjut usia juga bisa menunjukkan gejala gangguan perilaku. Gangguan perilaku pada lansia sering kali menjadi masalah karena merugikan diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Gangguan perilaku geriatri antara lain berhubungan dengan demensia. Diperlukan pemahaman lebih lanjut tentang apa itu gangguan perilaku lansia dan bagaimana menghadapi masalah psikogeriatri tersebut.
Apa yang Dimaksud dengan Gangguan Perilaku?
American Psychological Association mendefinisikan gangguan perilaku sebagai setiap pola perilaku yang berulang atau terus-menerus melanggar aturan atau normal sosial, mengganggu fungsi individu secara serius, atau mengakibatkan orang lain kesusahan. Pada anak-anak dan remaja, terdapat beberapa macam gangguan perilaku, seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), gangguan pembangkangan oposisi (ODD), dan autisme.
Gangguan perilaku anak dan remaja harus dideteksi dan ditangani sedini mungkin oleh psikolog atau psikiater. Sebab, ada risiko gangguan mental yang berkembang dan berdampak buruk pada kehidupan. Adapun gangguan perilaku pada lansia bukanlah akibat langsung dari masalah perilaku yang terjadi pada masa anak dan remaja. Namun gangguan perilaku lansia sama-sama berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
Gangguan perilaku geriatri pada umumnya berhubungan dengan proses penuaan, khususnya berkurangnya kemampuan kognitif. Wujud gangguan perilaku pada lansia antara lain mudah marah, mudah lupa, apatis, cemas berlebih, delusi, dan emosi yang labil. Masalah psikogeriatri ini menjadi tantangan besar dan salah satu faktor yang memicu tekanan sehari-hari bagi perawat lansia atau anggota keluarga lansia.
Apakah Beda Gangguan Perilaku dengan Gangguan Personalitas?
Gangguan perilaku berbeda dengan gangguan personalitas, tapi masih ada dalam satu lingkup psikogeriatri. Kata “personalitas” mengacu pada kumpulan karakteristik atau sifat yang berkembang dalam proses pertumbuhan manusia menuju dewasa dan berbeda pada setiap individu. Karakteristik ini termasuk cara berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Karena itu, personalitas seseorang bisa berubah seiring dengan bertambahnya usia, termasuk mengalami gangguan. Gangguan personalitas adalah gangguan yang terjadi dalam kepribadian seseorang yang dapat membuat mereka kesulitan hidup dengan diri sendiri dan/atau orang lain. Gangguan ini pun berdampak negatif pada fungsi dan hubungan sosial mereka.
Lansia rentan mengalami gangguan personalitas karena beberapa hal, antara lain:
- Kehilangan orang yang penting dalam kehidupan
- Menjalani perawatan jangka panjang
- Kehidupan goyah atau tidak stabil
- Trauma
- Kehilangan posisi, peran, atau pekerjaan
- Kesulitan beradaptasi dengan proses penuaan
- Penggunaan obat-obatan
- Konsumsi minuman beralkohol berlebih
Jenis gangguan personalitas yang umum terjadi pada usia tua termasuk obsesif-kompulsif, penghindaran diri, dan paranoid.
Bagaimana Keluarga Harus Bersikap dengan Kondisi Gangguan Perilaku?
Gangguan perilaku pada lansia membuat individu yang bersangkutan jauh berbeda dengan diri mereka sebelumnya. Misalnya dari yang awalnya pendiam menjadi sering menggerutu. Keluarga mungkin akan menjadi kerepotan menghadapi perubahan drastis ini. Satu hal yang penting adalah keluarga sebaiknya tidak berasumsi bahwa gangguan itu normal dan pasti diakibatkan oleh demensia.
Ketika melihat adanya tanda gangguan perilaku pada lansia, keluarga sebaiknya segera membawanya ke dokter geriatri untuk diperiksa. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan memberikan panduan mengenai cara menghadapi lansia yang mengalami gangguan perilaku.
Cobalah mengidentifikasi apa penyebab perubahan perilaku itu. Bila lansia tiba-tiba sering marah-marah, misalnya, mungkin itu cara dia memberi tahu bahwa dia sedang merasa sakit, kebingungan, atau ketakutan. Bisa jadi ada pemicu utama munculnya gangguan perilaku itu, seperti keberadaan individu tertentu yang tidak disenangi.
Buatlah suasana senyaman mungkin dan terus jalin komunikasi dengan lansia tersebut meski kadang menjengkelkan. Bila ada kecenderungan perilaku lansia itu mengarah ke hal yang membahayakan atau berisiko, bersikaplah proaktif dengan menjauhkan risiko tersebut. Misalnya menemaninya saat berada di luar rumah dan mengalihkan perhatiannya. Respons ini harus disampaikan dengan tenang dan lembut tanpa paksaan agar efektif.
Jika keluarga sudah mulai kerepotan atau memiliki keterbatasan waktu dan tenaga, pertimbangkan untuk mengakses layanan caregiver dari rumah sakit yang terpercaya.
Peran Caregiver dan Tenaga Kesehatan bagi Lansia dengan Gangguan Perilaku
Caregiver dan tenaga kesehatan pada prinsipnya lebih mampu memberikan perawatan yang dibutuhkan lansia dengan gangguan perilaku. Sebab, mereka telah dibekali pelatihan seputar masalah geriatri, termasuk demensia dan kondisi psikogeriatri lainnya.
Caregiver dapat membantu lansia mengelola kondisi yang dialami secara spesifik. Penanganan untuk tiap jenis gangguan berlainan dan membutuhkan keahlian yang bisa diperoleh lewat pendidikan dan pelatihan. Caregiver dan tenaga kesehatan yang berpengalaman pun secara umum lebih tahu apa yang harus dilakukan dalam menghadapi gangguan perilaku pada lansia.
Bagaimana Mencegah Gangguan Perilaku
Pertambahan usia secara alami diiringi penurunan kondisi fisik, psikologis, dan sosial individu. Penurunan daya ingat dan daya pikir pada lansia bisa mengakibatkan demensia. Sebuah penelitian yang dimuat di Deutsches Ärzteblatt International bertajuk “The Diagnosis and Treatment of Behavioral Disorders in Dementia” pada 2017 menyebutkan antara 76% dan 96% dari semua pasien demensia mengalami gangguan perilaku. Selain itu, gangguan perilaku seperti agresivitas, agitasi, delusi, disinhibisi, emosi yang labil, dan apati muncul pada lebih dari 90% pasien demensia.
Maka salah satu cara mencegah gangguan perilaku pada lansia adalah dengan mengantisipasi demensia. Demensia bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Misalnya rutin berolahraga, banyak makan buah dan sayuran, serta menghindari rokok. Yang juga penting adalah rajin melatih otak, antara lain dengan menerapkan kebiasaan membaca buku, bermain catur, dan membuat catatan kegiatan harian.
Namun karena penyebab gangguan perilaku pada lansia bukan hanya demensia, konsultasi dengan dokter geriatri atau psikogeriatri mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi risiko dan merumuskan langkah pencegahan yang efektif. Dapatkan layanan homecare untuk perawatan di rumah berupa pendampingan perawat professional maupun telekonsultasi dokter. Hubungi Kavacare Support.
Sumber:
Behavior disorder. https://dictionary.apa.org/behavior-disorder. Diakses 8 April 2022
The Diagnosis and Treatment of Behavioral Disorders in Dementia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5523798/. Diakses 8 April 2022
Tier 1: Personality disorders in older adults. https://www.rcpsych.ac.uk/docs/default-source/members/faculties/old-age/old-age-faculty—opmh-personality-disorders-in-older-adults-tier-1—2021.pptx?sfvrsn=63313304_2. Diakses 8 April 2022
Behavioral disturbances in dementia. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22034255/. Diakses 8 April 2022
Behavioral Problems in Older Adults in Acute Care Settings. https://www.researchgate.net/publication/244923580_Behavioral_Problems_in_Older_Adults_in_Acute_Care_Settings. Diakses 8 April 2022
Behavior & Personality Changes. https://memory.ucsf.edu/caregiving-support/behavior-personality-changes. Diakses 8 April 2022