Malaria termasuk penyakit infeksi menular yang rawan menjangkiti mereka yang tinggal di area tropis, seperti Indonesia. Kasus penyakit ini di Indonesia sendiri termasuk masalah kesehatan yang harus diwaspadai, terutama di kawasan timur Indonesia.
Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare terkait penyebab, gejala, serta penanganan tepat untuk penyakit malaria.
Apa Itu Malaria?
Malaria adalah infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles yang menyebabkan penyakit akut. Setelah nyamuk yang terinfeksi menggigit, parasit-parasit malaria akan masuk ke dalam aliran darah.
Penyakit ini mengancam jiwa dan menimbulkan ancaman kesehatan global yang signifikan. Jika tidak mendapat penanganan, pasien terjangkit dapat mengalami masalah kesehatan serius seperti kejang, kerusakan otak, gangguan pernapasan, gagal fungsi organ, hingga kematian
Penyakit ini lebih umum ditemukan di daerah tropis dengan suhu dan kelembapan lebih tinggi. Kebanyakan kasus terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Penyakit ini sering ditemukan di daerah-daerah lain, seperti:
- Amerika Tengah dan Amerika Selatan
- Area kepulauan di Karibia
- Eropa Timur
- Asia Tenggara
- Pulau-pulau di Samudra Pasifik Selatan.
Baca Juga: 7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya
Penyebab Malaria
Malaria disebabkan oleh infeksi parasit. Jenis parasit penyebabnya adalah Plasmodium. Parasit Plasmodium ini bisa disebarkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina. Ada 5 jenis spesies parasit yang dapat menyebabkan malaria pada manusia, 2 diantaranya menyebabkan risiko yang lebih tinggi, yaitu Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Penyebaran penyakit ini biasanya terjadi ketika nyamuk yang tidak terinfeksi menggigit seseorang yang mengidap malaria, kemudian nyamuk pun ikut terinfeksi parasit. Maka jika nyamuk ini menggigit orang lain, parasit yang dibawa akan masuk ke aliran darah dan bertambah banyak.
Orang yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini adalah mereka yang bepergian ke daerah tropis atau hutan.
Gejala Malaria
Gejala malaria umumnya muncul dalam 10 hari hingga 1 bulan setelah seseorang terinfeksi. Tergantung jenis parasit yang menginfeksi, gejala yang terjadi bisa jadi ringan, bahkan beberapa orang mungkin tidak akan merasakan gejalanya hingga 1 tahun setelah gigitan nyamuk.
Parasit-parasit ini kadang bisa hidup di dalam tubuh selama beberapa tahun tanpa menyebabkan gejala. Ada pula jenis-jenis parasit yang menyebabkan malaria terjadi kembali. Beberapa jenis parasit bisa hidup di dalam organ liver dalam kondisi tidak aktif, kemudian dilepaskan ke aliran darah setelah beberapa tahun dan menimbulkan gejala kembali.
Gejala yang dapat muncul antara lain:
- Demam yang berlangsung lebih dari 7 hari
- Tubuh menggigil hebat
- Sakit kepala dan nyeri otot
- Kelelahan, lemas
- Nyeri dada, gangguan pernapasan, batuk
- Diare, mual, dan muntah.
Jika semakin memburuk, pasien bisa mengalami anemia dan kuning pada kulit dan mata (jaundice). Kondisi yang sangat parah juga bisa menyebabkan koma hingga kematian pada pasien anak maupun dewasa.
Diagnosis
Untuk mengetahui kondisi lebih akurat, dokter mungkin memberlakukan beberapa tes untuk pasien yang dicurigai terkena malaria. Tes ini termasuk:
- Cek darah lengkap
- Panel metabolik komprehensif
- Panel koagulasi
- Kultur darah
- Urinalisis
- Rontgen dada
- Apusan darah tebal dan tipis.
Baca Juga: Waspadai 3 Penyakit Musim Pancaroba Ini
Komplikasi Malaria
Risiko komplikasi malaria paling tinggi pada pasien yang memiliki sistem imun lemah dan masalah kesehatan umum. Komplikasi tetapi juga bisa terjadi pada pasien yang menjalani perawatan sesuai rekomendasi.
Beberapa jenis komplikasi yang mungkin terjadi contohnya:
- Thrombocytopenia, yaitu masalah pada darah di mana platelet atau keping darah jumlahnya jauh lebih rendah. Jika kadar platelet lebih rendah dari kondisi normal, bisa terjadi masalah pembekuan darah yang mengarah pada perdarahan parah atau justru penggumpalan darah berlebihan
- Anemia hemolitik, atau anemia yang terjadi karena pecahnya sel-sel darah. Infeksi yang parah dapat memicu penurunan kadar sel darah merah atau menurunnya fungsi sel darah merah secara signifikan
- Gangguan fungsi ginjal. Parasit-parasit penyebab malaria dapat masuk ke sel darah merah dan memicu penyumbatan pada saluran-saluran halus ginjal. Sel darah merah juga bisa menggumpal karena racun. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan kerja ginjal terganggu
- Masalah pada otak. Komplikasi yang paling parah adalah malaria serebral, yaitu parasit masuk ke sel-sel darah merah pada otak. Gejalanya seperti kejang, melemahnya kemampuan gerak, kehilangan penglihatan, kesadaran berkurang, koma, menurunnya kondisi saraf secara permanen, hingga kematian
- Kehilangan kesadaran. Tanpa malaria serebral, pasien bisa mengalami koma. Biasanya hal ini terjadi karena kondisi yang semakin parah
- Kematian. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika komplikasi yang terjadi sangat parah. Kematian akibat malaria lebih rawan terjadi pada anak-anak
- Komplikasi kehamilan dan janin. Ibu hamil tergolong lebih rentan terinfeksi malaria. Jika infeksi malaria pada ibu hamil tidak ditangani, berisiko menimbulkan cacat bawaan pada bayi atau bayi akan lahir dalam kondisi terinfeksi.
Pertanyaan Seputar Penyakit Malaria
Apakah Malaria Menular?
Penyakit ini disebarkan oleh gigitan nyamuk, namun tidak menular dari satu orang ke orang lainnya seperti flu. Penyakit ini juga tidak menular melalui kontak fisik, namun karena parasit penyebabnya dapat ditemukan pada sel darah merah pasien yang terinfeksi, penularan mungkin bisa terjadi melalui transfusi darah, donor organ, atau penggunaan jarum. Namun hal ini sangat kecil kemungkinannya.
Pada kasus yang langka, ibu hamil yang mengidap penyakit ini dapat menularkan parasit penyebab malaria pada bayi. Penularan ini bisa terjadi saat kehamilan maupun ketika proses persalinan.
Apa Bedanya Malaria dan Demam Berdarah?
Malaria dan demam berdarah sama-sama penyakit yang dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk, tetapi keduanya memiliki perbedaan yaitu:
Perbedaan | Malaria | Demam Berdarah |
Jenis Nyamuk | Anopheles | Aedes aegypti |
Penyebab | Parasit | Virus dengue |
Gejala | Tidak ada gejala khas | Nyeri otot, ruam, bintik merah |
Komplikasi | Jarang terjadi perdarahan | Sering ditemukan perdarahan |
Penanganan | Obat antimalaria | Terapi cairan |
Baca Juga: Makanan untuk Penderita DB yang Perlu Diperhatikan
Apa Itu Resistensi Obat Malaria?
Di negara-negara dengan kasus malaria tinggi, obat antimalaria mudah didapatkan dan dipergunakan secara luas. Sayangnya ini menyebabkan penyalahgunaan obat yang memicu terdeteksinya konsentrasi zat klorokuin pada populasi. Klorokuin adalah zat yang bermanfaat mencegah dan mengobati penyakit ini.
Penggunaan terus menerus obat ini mendorong parasit-parasit penyebabnya berevolusi, sehingga mereka menjadi resisten terhadap obat-obatan antimalaria.
Bisakah Pasien Malaria Dirawat di Rumah?
Perawatan pasien harus dilakukan dengan konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Pada kondisi parah, perawatan harus dilakukan oleh tenaga medis profesional untuk mengatasi komplikasi yang terjadi.
Perawatan bisa dilakukan di rumah selama dokter mengizinkan dan pasien rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan. Perlu diingat tidak ada bahan alami yang bisa menyembuhkan infeksi malaria atau mengatasi komplikasi parah.
Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut seputar perawatan malaria dengan menghubungi layanan homecare Kavacare di nomor 0811 1446 777. Selain memberikan informasi lebih lengkap, kami siap mendampingi perawatan pasien di rumah.
SUMBER:
- Malaria: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatment & Prevention. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15014-malaria diakses 6 Februari 2023
- Antimalarial drug resistance. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC385418/ diakses 6 Februari 2023
- Concurrent malaria and dengue infection: a brief summary and comment. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3614227/ diakses 6 Februari 2023
- Malaria: Signs, Symptoms, and Complications. https://www.verywellhealth.com/malaria-signs-symptoms-and-complications-4160602 diakses 6 Februari 2023
- Kejar Target Bebas Malaria 2030, Kemenkes Tetapkan 5 Regional Target Eliminasi. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220422/1439692/kejar-target-bebas-malaria-2030-kemenkes-tetapkan-5-regional-target-eliminasi diakses 6 Februari 2023
- CDC – Malaria. https://www.cdc.gov/malaria/about/faqs.html diakses 6 Februari 2023
- Symptoms and Treatment | Dengue. https://www.cdc.gov/dengue/symptoms/index.html diakses 6 Februari 2023
- How Malaria Is Treated. https://www.verywellhealth.com/how-malaria-is-treated-4160926 diakses 6 Februari 2023
- Malaria. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551711/ diakses 20 Juli 2023.