Autisme adalah kondisi kompleks yang menyangkut permasalahan pada komunikasi dan perilaku seseorang. Kondisi ini juga memiliki banyak gejala, tetapi juga memungkinkan pengidapnya memiliki berbagai tingkatan kecerdasan. Pada beberapa kasus, kondisi ini mungkin hanya sedikit mengganggu aktivitas, tetapi ada pula pengidapnya yang perlu perawatan dan pengawasan khusus.
Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare seputar kondisi ini.
Apa Itu Autisme?
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah kelainan perkembangan saraf yang ditandai dengan kondisi berikut:
- Kesulitan membedakan tanda-tanda dalam berkomunikasi, termasuk bahasa verbal dan non-verbal
- Minimnya interaksi sosial
- Ketertarikan terbatas pada hal-hal di sekitar, sering mengulang-ulang melakukan sesuatu, masalah dalam beraktivitas dan gangguan sensorik
Banyak individu dengan kondisi ini yang mengalami hambatan bahkan sama sekali tidak berkembang kemampuan berbahasanya. Ada pula yang mengalami disabilitas secara kecerdasan, koordinasi gerak yang buruk, dan kemampuan fokus yang lemah.
Bagaimana seseorang dengan kondisi ini bisa beraktivitas dan berkomunikasi sehari-hari tergantung seberapa parah gejala yang dialami. Autisme memiliki ruang lingkup luas dalam hal keparahan dan gejala-gajalanya, bahkan beberapa orang mungkin memiliki gejala yang tidak disadari sebagai tanda-tandanya.
Baca Juga: Down Syndrome: Tanda-Tanda dan Faktor Risiko
Asosisasi Psikiater Amerika Serikat (APA) pada tahun 2013 mengubah istilah autism menjadi autism spectrum disorder (ASD), sehingga istilah ini melingkupi kondisi-kondisi seperti:
- Kelainan autistik (autistic disorder)
- Kelainan perkembangan perfasif (Pervasive developmental disorder – not otherwise specified atau PDD-NOS)
- Sindrom Asperger.
Pengidap autisme memiliki masalah dalam berkomunikasi. Mereka kesulitan untuk memahami perasaan dan bagaimana orang lain dapat berpikir. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan untuk mengekspresikan diri, baik dengan kata-kata, gestur tubuh, ekspresi, maupun sentuhan.
Selain itu pengidapnya mungkin memiliki hambatan belajar. Contohnya, mereka kesulitan untuk berkomunikasi tetapi sangat pandai dalam seni, bermain musik, matematika, atau memiliki memori yang sangat kuat. Kelebihan tersebut mungkin membuat mereka mendapat nilai baik dalam mengerjakan ujian analisis atau pemecahan masalah.
Gejala Autisme
Gejala awal biasanya disadari oleh orangtua, pengasuh, atau dokter anak sebelum anak mencapai usia 1 tahun. Akan tetapi gejala ini biasanya semakin jelas ketika anak berusia 2 atau 3 tahun.
Pada beberapa kasus, hambatan dalam berinteraksi maupun beraktivitas pada pengidapnya mungkin tidak terlihat hingga anak memasuki usia sekolah. Biasanya gejala akan mulai tampak setelah berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
Gejala-gejala kondisi ini bisa ringan hingga sangat parah hingga mengganggu aktivitas pengidapnya, setiap individu dengan kondisi ini memiliki jenis gejala berbeda. Ada beberapa tanda yang dianggap sebagai tanda seorang anak berisiko mengalami kondisi ini, yaitu:
- Anak tidak merespons ketika dipanggil namanya, atau memberi respons berbeda-beda setiap waktu
- Anak tidak ikut tersenyum, bersuara, atau berekspresi ketika diajak bicara oleh orang dewasa ketika usianya 9 bulan
- Anak-anak tidak mengucapkan kata berulang pada usia 12 bulan
- Anak tidak melakukan gestur seperti menunjukkan sesuatu, berusaha meraih, atau melambaikan tangan saat usianya mencapai 12 bulan
- Tidak mengucapkan kata apapun di usia 16 bulan
- Tidak mengucapkan kalimat singkat (dengan 2 kata) yang bermakna di usia 24 bulan
- Kehilangan kemampuan bicara, mengulangi ucapan, atau kemampuan berinteraksi.
Jika anak mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan, sebaiknya orangtua segera memeriksakan anak ke dokter. Menegakkan diagnosis autisme pada anak perlu dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, karena tidak ada tes laboratorium untuk memastikan kondisi ini pada anak.
Dokter perlu informasi dari orangtua atau guru, yakni hasil observasi bagaimana anak berperilaku. Diagnosisnya mungkin baru bisa didapatkan dari evaluasi oleh dokter anak, psikolog, dan pakar patologis bidang komunikasi serta berbahasa.
Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Bayi Sehat
Penyebab Autisme
Belum ditemukan penyebab pasti kondisi ini. Beberapa faktor yang ditemukan dalam penelitian termasuk kondisi genetik dan faktor-faktor lingkungan. Penyebab genetik secara spesifik hanya bisa teridentifikasi pada 10% – 20% kasus autisme. Kasus-kasus ini termasuk mereka yang mengidap sindrom genetik terkait autisme dan perubahan langka pada kode genetik.
Salah satu subtipe spektrum autisme, Childhood disintegrative disorder dikaitkan dengan beberapa penyakit terutama pada late onset (kondisi yang muncul dalam jangka waktu lama):
- Subacute sclerosing panencephalitis: infeksi kronis pada otak yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini menyebabkan inflamasi pada otak dan kematian sel-sel saraf
- Tuberous sclerosis (TSC): kelainan genetik di mana muncul formasi tumor jinak pada otak. Tumor ini juga bisa muncul di bagian tubuh lain seperti mata, ginjal, jantung, kulit, dan paru-paru
- Leukodystrophy: pada kondisi ini, terjadi kelainan perkembangan pada selubung myelin sehingga white matter atau area materi putih pada otak tidak menyatu
- Penyakit penyimpanan lipid: akumulasi racun akibat lemak berlebih di otak dan sistem saraf
Komplikasi Autisme
Masalah dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang umumnya dialami pengidap kondisi ini dapat mengarah pada:
- Masalah akademis, gangguan belajar di sekolah dan hambatan mencapai prestasi
- Masalah dalam pekerjaan
- Kemampuan hidup cenderung bergantung pada orang lain
- Terisolasi secara sosial
- Berisiko menjadi korban bullying dan dikucilkan dari masyarakat karena perilaku yang dianggap berbeda.
Pertanyaan Seputar Autisme
Apakah Imunisasi Menyebabkan Autisme?
Berbaga penelitian telah membuktikan jika autisme bukan disebabkan oleh imunisasi. Beberapa orangtua mungkin masih menyalahkan pemberian imunisasi sebagai penyebab munculnya gejala pada anak. Tidak ada penelitian yang dapat membuktikan jika imunisasi adalah penyebab kondisi ini.
Apakah Autisme Termasuk Gangguan Jiwa?
Autisme bukan termasuk gangguan jiwa maupun gangguan kesehatan mental. Kondisi ini adalah masalah perkembangan. Seperti kebanyakan orang, pengidapnya bisa memiliki kondisi mental yang sehat, namun mereka seringkali juga mengalami masalah kesehatan mental.
Apakah Autisme Menular?
Kondisi ini tidak menular karena bukan termasuk penyakit infeksius, pun tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui virus, bakteri, atau cara lainnya.
Apa Saja Faktor Risikonya?
Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko kondisi ini adalah:
- Jenis kelamin anak, anak laki-laki memiliki risiko 4 kali lebih tinggi mengalaminya dibanding anak perempuan.
- Riwayat keluarga, jika dalam keluarga terdapat satu anak dengan kondisi ini, ada kemungkinan lebih tinggi nantinya orangtua kembali melahirkan anak dengan kondisi yang sama.
- Kondisi medis lainnya, anak dengan beberapa kondisi medis seperti tumor jinak di otak dan sindrom Rett kemungkinan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala.
- Bayi prematur, bayi yang lahir sebelum 26 minggu memiliki risiko tinggi mengalami kondisi ini.
- Usia orangtua, kemungkinan ada hubungan antara usia pasangan ketika memiliki anak dengan risiko kondisi ini. Anak yang lahir dari pasangan berusia 30 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi sebesar 10% dibandingkan anak dari pasangan berusia 25-29 tahun. Sementara pada pasangan berusia 40-50an tahun, risiko ini naik hingga 50%.
Apakah Autisme Bisa Disembuhkan?
Tidak ada obat atau perawatan untuk menyembuhkan autisme. Tetapi anak yang mendapatkan penanganan sejak dini akan mengalami perbedaan signifikan dalam perkembangannya walaupun telah terdiagnosis kondisi ini. Oleh karena itu jika anak tampak memiliki gejala, orangtua sebaiknya segera menghubungi dokter.
Penanganannya biasanya melibatkan perencanaan terkait perilaku dan perlu dirancang sedemikian rupa. Tidak hanya pasien, keluarga pun akan menjalani konseling dan mendapatkan edukasi agar dapat memahami terapi yang perlu diberikan pada anak.
Baca Juga: Paket Fisioterapi di Rumah
Terapi yang dilakukan melibatkan aspek bahasa, kemampuan berkomunikasi, perkembangan kemampuan sosial, terapi okupasi, dan sensori. Setiap pasien akan mendapatkan terapi tergantung kebutuhan.
Jika pasien mengalami kehilangan kemampuan berbicara, bersosialisasi, merawat diri, dan berbagai masalah yang kemudian mengganggu keseharian, maka dibutuhkan perawatan jangka panjang.
Anda bisa berkonsultasi baik mengenai gejala ataupun perawatan orang terkasih yang memiliki autisme dengan menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777. Kami siap mengahdirkan homecare terbaik di rumah Anda.
SUMBER:
- Autism Spectrum Disorder (ASD): Causes, Symptoms, Treatment & Outlook. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8855-autism diakses 12 Februari 2023
- What Is Autism Spectrum Disorder? https://www.psychiatry.org/patients-families/autism/what-is-autism-spectrum-disorder diakses 12 Februari 2023
- Autism spectrum disorder. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/symptoms-causes/syc-20352928 diakses 12 Februari 2023
- What Is Autism? https://www.webmd.com/brain/autism/understanding-autism-basics diakses 12 Februari 2023
- Autism and Mental Health. https://www.youngminds.org.uk/young-person/mental-health-conditions/autism-and-mental-health diakses 12 Februari 2023
- Children Born to Older Parents Have 50% Higher Chance of Autism. https://www.healthline.com/health-news/children-born-to-older-parents-have-a-50-percent-higher-chance-of-autism diakses 17 Mei 2023
- Autism Spectrum Disorder. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525976/ diakses 17 Mei 2023