Kemoterapi merupakan salah satu dari cara untuk mengobati kanker. Cara kerja kemoterapi adalah dengan menghancurkan sel kanker yang ada di dalam tubuh. Namun, seiring kemoterapi menghancurkan sel kanker, sel-sel sehat juga ikut terdampak oleh kemoterapi. Dengan sel-sel sehat di dalam tubuh yang ikut terdampak, penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi akan mengalami efek samping.
Efek samping kemoterapi umumnya berhubungan dengan kondisi tubuh, meski begitu tidak perlu khawatir karena terdapat cara untuk mengatasi efek samping kemoterapi, seperti yang akan dijelaskan oleh artikel Kavacare di bawah ini.
Pertanyaan Seputar Kemoterapi
Apakah Kemoterapi Menyakitkan?
Umumnya kemoterapi tidak menyakitkan, namun rasa sakit dapat menjadi efek samping setelah perawatan selesai. Beberapa rasa sakit yang umumnya dirasakan sebagai efek samping dari perawatan kemoterapi adalah sebagai berikut:
- Sakit neuropathic (sakit sistem saraf). Rasa sakit ini umumnya terjadi di tangan dan kaki karena obat-obatan kemoterapi atau bahkan kankernya itu sendiri. Gejalanya meliputi terbakar, mati rasa atau rasa geli;
- Sakit kepala;
- Sakit otot atau persendian;
- Sakit perut.
Baca Juga: 8 Jenis Kanker pada Anak yang Umum
Apakah Semua Orang Mengalami Efek Samping Setelah Kemoterapi?
Tidak semua orang mengalami seluruh efek sampingnya, beberapa di antaranya hanya mengalami sedikit atau sebagian. Sedangkan tingkat keparahan efek sampingnya bergantung kepada penderita kanker itu sendiri.
Berapa Lama Efek Samping Kemoterapi Berlangsung?
Diketahui beberapa efek samping dapat segera hilang segera setelah pengobatan selesai, namun terdapat juga yang menghilang dalam hitungan bulan atau tahun. Terdapat juga efek samping yang berlangsung seumur hidup, umumnya karena kemoterapi menyebabkan kerusakan jangka panjang bagi jantung, paru-paru, ginjal atau organ reproduktif.
Efek Samping Kemoterapi dan Cara Mengatasinya
Beberapa efek samping kemoterapi berikut ini merupakan efek samping yang paling umum diderita orang-orang yang menjalani perawatan kemoterapi, seperti:
Kelelahan
Kelelahan merupakan efek samping kemoterapi yang paling umum bagi orang yang menjalaninya. Hal ini disebabkan karena tubuh Anda tidak hanya harus melawan kanker, tapi juga harus bekerja keras untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak karena perawatan kemoterapi. Selain kelelahan, tubuh Anda juga dapat melemah dan Anda bahkan merasa tidak memiliki energi.
Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan hal-hal seperti berikut:
- Lakukan jalan-jalan kecil atau olahraga ringan;
- Sering-sering istirahat atau tidur siang dengan tidur berdurasi pendek, dibandingkan dengan tidur berdurasi panjang.
Rambut Rontok
Folikel rambut sensitif terhadap perawatan kemoterapi. Meski begitu, rambut Anda umumnya akan tumbuh kembali beberapa bulan setelah selesai perawatan kemoterapi. Tapi juga persiapkan diri Anda karena terdapat kemungkinan kerontokan rambut ini bersifat permanen. Juga, rambut rontok ini akan memengaruhi seluruh rambut di tubuh Anda, dan termasuk bulu mata, alis dan rambut kemaluan.
Untuk mengatasi efek samping kemoterapi ini, Anda dapat melakukan hal-hal seperti berikut:
- Menggunakan wig jika diinginkan;
- Menggunakan sunscreen untuk kulit kepala.
Perubahan pada Kulit
Ruam kulit juga merupakan efek samping kemoterapi yang umum terjadi. Selain itu, kemoterapi juga dapat menyebabkan iritasi, gatal, kulit kering, memerah hingga membengkak. Sehingga, terdapat kemungkinan warna kulit Anda akan berubah, umumnya menjadi lebih gelap. Kulit Anda pun akan lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan hal-hal seperti berikut:
- Penting untuk menjaga kulit tetap bersih dan kering, disarankan menggunakan lotion moisturizing;
- Hindari cahaya matahari, jika terpaksa, gunakan sunscreen yang memiliki minimal SPF 15.
Mual, Muntah dan Diare
Umumnya, dosis dan seberapa sering Anda meminum obat kemoterapi akan menentukan seberapa parah efek samping ini. Mual dan muntah yang merupakan efek samping kemoterapi disebut dengan chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV) dan dapat membuat Anda menjadi intoleran terhadap laktosa (lactose intolerant).
Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan hal-hal seperti berikut:
- Minum obat anti mual, jika disediakan;
- Makan dalam jumlah kecil sebelum memulai perawatan kemoterapi untuk mencegah muntah dan mual;
- Jika mual disebabkan oleh bau makanan, hindari makanan yang berbau menyengat;
- Terus minum untuk mencegah dehidrasi;
- Dalam beberapa kasus, hindari produk berbahan susu;
- Makan makanan yang mengandung fiber seperti sayur dan buah mentah.
Baca Juga: Anjuran dan Pantangan Makanan saat Diare
Kehilangan Nafsu Makan atau Kesulitan Makan
Efek samping kemoterapi seperti mual, muntah dan diare membuat pasien jadi kesulitan untuk makan yang kemudian berujung pada turunnya nafsu makan mereka. Selain itu, terdapat kemungkinan mulut atau tenggorokan Anda juga terkena dampak dari kemoterapi sehingga terluka dan kesulitan untuk menelan (dysphagia).
Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan hal-hal seperti berikut:
- Meningkatkan rasa makanan, dapat dilakukan dengan mencuci mulut Anda sebelum makan, menghindari alat makan besi, dsb;
- Jangan sampai mulut kering, terus minum sembari makan dapat membantu mulut dan tenggorokan mencerna makan;
- Perlahan, makan makanan yang lembut dan hangat. Hindari makan makanan yang dapat membuat mulut Anda iritasi seperti minuman berkarbonasi, asam dan pedas;
- Untuk menjaga makan bisa dengan cara makan sedikit demi sedikit namun lebih sering,
- kurang lebih seperti mengurangi porsi makan, meningkatkan frekuensi makan.
Kesulitan Mengingat dan Berkonsentrasi
Ketika menjalani perawatan kemoterapi, umum bagi penderita kanker akan mengalami kesulitan berpikir, berkonsentrasi dan mengingat. Bahkan beberapa kasus menunjukkan bahwa mereka mengalami memori jangka pendek. Hal ini disebut dengan chemotherapy brain fog yang selain membuat kesulitan mengingat, Anda juga akan kesulitan tidur.
Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan hal-hal seperti berikut:
- Istirahatkan otak, tidur delapan jam merupakan salah satu langkah yang baik untuk mengistirahatkan otak;
- Lakukan olahraga otak ringan seperti membaca dan menyelesaikan puzzle. Bertujuan untuk mempertahankan fungsi otak Anda.
Masalah Kandung Kemih
Beberapa obat kemoterapi dapat mengganggu kandung kemih Anda, yang membuat Anda kesulitan untuk buang air kecil. Anda akan merasakan terbakar atau sakit ketika buang air kecil. Hal ini dapat memicu terjadinya urinary tract infection (UTI) seperti sakit pada pelvis (panggul), urin berdarah dan demam.
Untuk mengatasinya efek samping kemoterapi ini, imbangi minum Anda serta perhatikan jumlah air yang harus diminum tetap setiap harinya. Namun, hindari minuman seperti kopi dan alkohol yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda untuk buang air kecil.
Baca Juga: 6 Makanan untuk Pasien Gangguan Ginjal yang Harus Diperhatikan
Masalah Kelamin dan Fertilitas
Stres, kelelahan dan perubahan hormon dapat memengaruhi kehidupan seksual Anda. Untuk laki-laki, kemoterapi dapat mengurangi level testosteron dan banyaknya sperma Anda. Untuk perempuan, level estrogen dapat berkurang yang dapat memicu kekeringan pada vagina bahkan ovarium yang berhenti memproduksi sel telur sebelum umur 40.
Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan hal-hal berikut:
- Bicarakan dengan dokter Anda terkait rencana kehamilan setelah menyelesaikan kemoterapi;
- Menggunakan kontrol kehamilan selama perawatan, seperti kondom, diaphragm dan pil kontrol kehamilan.
Meningkatkan Risiko Terinfeksi
Obat-obatan kemoterapi seringkali menghentikan tubuh kita memproduksi sel darah putih. Oleh karena sel darah putih yang sedikit, tubuh Anda menjadi lebih rentan terkena infeksi bakteri.
Untuk mengatasi efek samping kemoterapi ini, Anda dapat melakukan hal-hal seperti berikut:
- Cuci tangan, sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet dan setelah menyentuh binatang;
- Hindari orang-orang berpenyakit seperti batuk dan flu;
- Hindari menggunakan benda tajam yang dapat melukai tubuh Anda, karena bakteri mudah masuk melalui tubuh yang terluka;
- Hindari makan makanan mentah.
Berada di bawah perawatan kemoterapi memanglah tidak mudah. Selain karena mengidap kanker, banyak efek samping kemoterapi yang mungkin akan Anda rasakan. Maka dari itu, jika Anda membutuhkan perawatan pascakemoterapi yang tepat bagi Anda atau orang terkasih di rumah, silakan hubungi Kavacare di nomor WhatsApp 0811-1446-777. Kami siap menghadirkan layanan homecare yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Sumber:
- Chemotherapy: What can be done about side effects?. https://uihc.org/health-topics/chemotherapy-what-can-be-done-about-side-effects. Diakses pada 19 April 2023.
- About side effects of chemotherapy. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/treatment/chemotherapy/side-effects/about. Diakses pada 19 April 2023.
- Chemotherapy and Radiation Side Effects. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/10257-chemotherapy-side-effects. Diakses pada 19 April 2023.
- Is chemotherapy painful?. https://www.drugs.com/medical-answers/chemotherapy-painful-3563260/. Diakses pada 19 April 2023.
- Neuropathic Pain. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15833-neuropathic-pain. Diakses pada 19 April 2023.
- Chemotherapy side effects. https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/treatment-types/chemotherapy/chemotherapy-side-effects.html. Diakses pada 19 April 2023.