Wabah monkey pox atau cacar monyet berpotensi menjadi epidemi yang cukup serius di dunia, dimulai di Kongo dan Afrika Selatan. Epidemiolog asal Griffith University Australia, Dicky Budiman menyatakan jika wabah monkey pox muncul sebagai silent epidemi, setelah sebelumnya dilaporkan pada Agustus 2022 dan Oktober 2023 silam.
Menurutnya, penularan wabah monkey pox di Kongo terutama didominasi akibat hubungan seksual yang ditularkan melalui kontak antar kulit secara erat. Angka kematian monkey pox clade 1b mencapai 1%, lebih tinggi jika dibandingkan wabah tahun 2022 dan 2023 yang hanya 0,5%. Bahkan, angka kematian ini bisa mencapai persentase 10%.
Penyebab Monkey Pox
Monkey pox awalnya menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang sakit, mengonsumsi daging hewan terinfeksi, dan menyentuh barang terkontaminasi. Karena pola penularan yang cepat, faktor kebersihan, sangat berperan penting. Karena mobilisasi penduduk dunia semakin cepat, Dicky menambahkan seluruh masyarakat, termasuk di Indonesia perlu waspada, terutama untuk kelompok rentan pelaku seks bebas dan penyuka sesama jenis karena risiko kontak tinggi dengan pasangan yang berganti-ganti, apalagi bila perilaku kebersihannya juga berisiko tinggi, misalnya tidak menggunakan kondom atau anal seks yang mudah menyebabkan iritasi kulit.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat pada tanggal 13 Agustus, berkaitan dengan merebaknya wabah ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa wabah monkey pox sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Dikhawatirkan penyakit ini dapat berkembang menjadi epidemi yang menyebar ke penjuru dunia bila penanganannya tidak tepat. Peneliti mencatat bahwa virus tersebut muncul secara mengkhawatirkan tidak hanya di daerah pedesaan, tetapi juga sudah banyak ditemukan di daerah yang padat penduduk karena mudahnya penularan tadi.
Apa Itu Monkey Pox?
Monkey pox atau Cacar Monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus dari keluarga orthopoxvirus, dan ditularkan hewan ke manusia. Virus ini biasanya menyerang mamalia, seperti tikus dan primata. Namun, virus ini juga dapat menyerang manusia.
Virus ini berhubungan erat dengan virus cacar yang memiliki gejala dan kondisi yang lebih ringan. Meskipun pertama kali bermula di Afrika, wabah monkeypox kini telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Apa Saja Gejala Monkey Pox?
Gejala monkeypox biasanya muncul dalam waktu satu hingga tiga minggu setelah terpapar virus. Gejala awal mirip dengan flu, termasuk:
Demam
Sakit kepala
Pembengkakan kelenjar getah bening
Sakit punggung
Kelelahan
Beberapa hari kemudian, ruam kulit akan muncul. Ruam ini biasanya dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam akan mengalami beberapa tahap, termasuk bintik merah, benjolan berisi cairan, luka yang berisi nanah, dan akhirnya keropeng.
Baca Juga: Tips Perawatan Cacar Air pada Bayi
Bagaimana Cara Pencegahan Monkey Pox?
Cara efektif pencegahan monkey pox secara massal adalah dengan pemberian vaksin yang sudah dilakukan di beberapa negara terdampak. Hingga kini, vaksin JYNNEOS tengah dikembangkan sebagai cara ampuh mencegah kondisi ini.
Africa CDC tengah berunding dengan Bavarian Nordic, sebuah perusahaan bioteknologi yang berpusat di Hellerup, Denmark, untuk memperoleh 200.000 dosis vaksin mpox dua dosis buatan perusahaan tersebut. Namun, jumlah tersebut jauh dari 10 juta dosis yang menurut perkiraan diperlukan untuk menghentikan wabah saat ini.
Vaksinasi dinilai efektif cegah monkey pox hingga 85%, namun ada beberapa cara lain yang perlu dilakukan agar rantai penularan bisa ditahan dan diputuskan.
Pertama, menggerakkan kembali kebiasaan cuci tangan secara dengan sabun dan air, atau gunakan hand sanitizer berbasis alkohol, terutama sebelum makan. Jangan menyentuh bagian wajah dan mulut jika belum mencuci tangan. Sebetulnya hal tersebut adalah hal yang lumrah dan perlu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kali ini kita diingatkan kembali agar penularan virus monkey pox tidak terjadi secara massal di Indonesia seperti waktu pandemi SARS dan COVID-19.
Kedua, hindari kontak dekat dengan orang yang mengalami gejala monkey pox, seperti ruam kulit. Jaga jarak fisik yang aman dengan pengidap.
Jika Anda merasa khawatir tertular monkey pox atau tengah menjalani isolasi untuk pemulihan monkey pox, Kavacare.id dapat membantu dengan menyediakan layanan telekonsultasi dokter dan home care. Silakan hubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777.
Sumber:
- Who Director General Declares Mpox Outbreak a Public Health Emergency of International Concern – World Heath Organization. ttps://www.who.int/news/item/14-08-2024-who-director-general-declares-mpox-outbreak-a-public-health-emergency-of-international-concern Diakses pada 15 Agustus 2024
- Growing Mpox Outbreak Prompts WHO to Declare Global Health Emergency – Nature. https://www.nature.com/articles/d41586-024-02607-y Diakses pada 15 Agustus 2024
- WHO Declares Mpox Global Health Emergency – BBC. https://www.bbc.com/news/articles/cvg35w27gzno Diakses pada 15 Agustus 2024
- Sign and Symptoms – CDC. https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/symptoms.html Diakses pada 15 Agustus 2024
- Orthopoxvirus – Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/orthopoxvirus Diakses pada 15 Agustus 2024