Luka gangrene adalah kondisi di mana terjadi kerusakan bahkan kematian jaringan akibat memburuknya infeksi, iskemia (hambatan aliran darah), atau keduanya. Gangrene bisa meningkatkan risiko kematian jika telat ditangani. Pada pasien yang berhasil pulih dari kondisi ini, ada risiko penurunan kualitas hidup.
Maka merawat luka gangrene dengan tepat adalah hal penting untuk memastikan kesembuhan pasien. Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare seputar cara merawat luka gangrene.
1. Mengembalikan Aliran Darah
Pada gangrene yang disebabkan oleh kondisi gangguan alirah darah, perawatan utama yang dilakukan adalah mengembalikan aliran darah ke jarinagn yang terdampak. Tindakan dilakukan dengan tujuan mengurangi rasa sakit dan mengobati luka-luka iskemik. Jika telah terjadi kematian jaringan, tidak mungkin bagian tersebut akan sembuh sepenuhnya, namun luruhnya jaringan bisa diminimalisir dengan pemberian obat maupun tindakan operasi.
1. Pemberian Obat-obatan
Untuk mengembalikan aliran darah pada luka gangrene, bisa dilakukan dengan terapi obat-obatan, termasuk terapi antiplatelet dengan aspirin atau clopidogrel. Dokter memberikan obat-obatan pada pasien hipertensi untuk membantu mengontrol tekanan darah. Hal ini diperlukan sebagai salah satu cara untuk mengontrol risiko terjadinya sumbatan pembuluh darah.
Jika aliran darah terhambat karena hiperlipidemia, pasien akan diberikan obat-obat untuk menurunkan kolesterol. Sementara pasien diabetes akan dikontrol gula darahnya.
2. Tindakan Operasi
Tindakan operasi pada kondisi iskemik jaringan dilakukan agar darah kembali mengalir ke bagian yang terdampak, mengurangi rasa sakit, dan mencegah amputasi.
Pada indikasi kejadian iskemik akut, bisa dilakukan thrombolisis dengan kateter. Sementara kondisi-kondisi lainnya bisa ditangani dengan intervensi endovaskular seperti memasukkan balon angioplasti atau tindakan bedah mengangkat penyumbat pada pembuluh darah.
Keputusan apakah merawat luka gangrene dengan jenis operasi bypass atau perawatan endovaskular bergantung pada luka gangrene serta kondisi komorbid yang diidap pasien. Perawatan sebaiknya melibatkan tim dokter spesialis multidisiplin terkait pembuluh darah dan dilakukan secepat mungkin.
2. Pengangkatan Jaringan yang Mati
Tindakan untuk mengangkat jaringan yang mati seringkali menjadi langkah penting dalam merawat luka gangrene untuk mencegah gangrene menyebar ke jaringan lainnya. Tindakan ini juga dilakukan agar jaringan sehat di sekitar luka gangrene bisa pulih.
Pengangkatan jaringan ini bisa berupa prosedur bedah debridemen atau pengangkatan jaringan kulit yang terdampak. Bisa juga dilakukan dalam bentuk amputasi jika luka gangrene sangat parah.
Tindakan pengangkatan jaringan bisa dilakukan dalam bentuk amputasi primer, atau amputasi yang dilakukan lebih dulu sebelum penanganan untuk mengembalikan aliran darah ke jaringan yang terdampak.
Biasanya amputasi primer dilakukan jika ada kematian jaringan dengan luas yang signifikan di area kaki, nyeri parah yang tidak terkontrol, infeksi yang tidak tertangani, sepsis, paresis di bagian ujung tubuh, atau harapan hidup yang rendah. Jika kematian jaringan di kaki jauh lebih luas, pasien dianjurkan menjalani amputasi pada bagian yang lebih atas di mana jaringan masih dalam kondisi baik untuk hidup.
3. Penanganan Infeksi
Infeksi yang parah bisa menjadi penyebab terjadinya gangrene. Maka untuk merawat luka gangrene, infeksi harus ditangani dengan tepat sesuai dengan pemicunya. Umumnya infeksi adalah penyebab luka gangrene basah dan gangrene gas.
1. Penanganan Infeksi pada Luka Gangrene Basah
Jika pada gangrene basah ada tanda-tanda infeksi, maka akan dilakukan operasi dan pengangkatan jaringan kulit yang terdampak. Ada kemungkinan tindakan ini juga melibatkan amputasi minor. Pemberian antibiotik segera dilakukan pada pasien dengan suspek iskemia tungkai kronis (CLTI), infeksi pada jaringan dalam kaki, serta gangrene basah.
Merawat luka gangrene basah juga harus memperhatikan cara membalut kaki tanpa merusak kulit. Pemilihan antibiotik tergantung pada kondisi pasien, seperti faktor risiko yang menyertai kondisi tersebut.
2. Penanganan Infeksi pada Luka Gangrene Gas
Gangerene gas dikaitkan dengan racun dari bakteri yang bisa menimbulkan infeksi agresif dan bisa menyebar dengan cepat. Maka infeksi pada gangrene gas harus segera ditangani, biasanya dengan tindakan operasi, pengangkatan jaringan yang mati, dan pengambilan sampel untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi.
Pada kasus gangrene gas, pasien mungkin perlu menjalani tindakan fasiotomi untuk meminmalisir penekanan pembuluh darah akibat gas yang diproduksi. Tindakan lainnya adalah pengangkatan jaringan mati secara agresif (debridemen) karena luka gangrene di tungkai tidak bisa ditangani dengan amputasi.
Pemberian antibiotik pada proses merawat luka gangrene gas dan infeksi jaringan lunak akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang menginfeksi. Jika terdeteksi infeksi bakteri kelompok streptokokus atau Clostridium, pasien akan diberikan terapi obat penicillin dan clindamycin selama 2 minggu atau lebih.
Baca Juga 3 Langkah Cara Mengganti Perban Luka
4. Terapi Oksigen Hiperbarik
Terapi oksigen hiperbarik adalah cara alternatif untuk merawat luka gangrene jenis tertentu. Terapi ini belum terbukti efektivitasnya namun memiliki potensi, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Pada terapi ini, pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan khusus. Ruangan ini diisi dengan udara bertekanan yang telah diatur secara spesifik. Pasien akan diminta menggunakan alat khusus untuk dapat menghirup oksigen murni selama terapi dilakukan.
Melalui terapi oksigen hiperbarik, oksigen kadar tinggi akan masuk dan menyebar ke pembuluh darah hingga mencapai area yang terdampak gangrene. Efek yang diharapkan adalah mempercepat proses penyembuhan luka gangrene.
Jika gangrene disebabkan oleh infeksi bakteri, oksigen murni dari terapi tersebut bisa menghentikan produksi racun. Maka kerusakan jaringan bisa dicegah agar tidak semakin meluas. Terapi oksigen hiperbarik juga bisa mengurangi risiko amputasi pada pasien yang mengalami gangrene akibat infeksi pada luka diabetes.
Walau demikian, belum banyak bukti terapi oksigen hiperbarik efektif dalam merawat luka gangrene jenis lain.
5. Operasi Rekonstruktif
Setelah luka gangrene berhasil ditangani, area yang terdampak umumnya akan meninggalkan bekas. Bedah rekonstruktif bisa dilakukan untuk menutupi area kulit yang rusak terdampak gangrene. Teknik bedah yang dilakukan adalah penggunaan transplantasi kulit (skin graft).
Prosedur dilakukan dengan mengambil jaringan kulit sehat dari bagian lain tubuh, biasanya dipilih bagian yang lebih sering tertutup pakaian. Contohnya dari bagian paha. Dokter kemudian akan menyatukan jaringan kulit sehat ke area yang terdampak luka gangrene. Namun tindakan bedah ini hanya bisa dilakukan jika area di sekitar bekas luka gangrene memiliki aliran darah yang mencukupi.
Itulah berbagai cara untuk merawat luka gangrene. Jika Anda membutuhkan perawat luka profesional untuk menangani luka gangrene di rumah, Anda bisa menghubungi layanan homecare Kavacare. Silakan hubungi kami melalui Whatsapp di nomor 0811-1446-777.
SUMBER:
- Gangrene. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560552/ diakses 20 Desember 2023
- Gangrene. https://www.nhs.uk/conditions/gangrene/treatment/ diakses 20 Desember 2023
- Gangrene – Diagnosis & treatment. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gangrene/diagnosis-treatment/drc-20352573 diakses 20 Desember 2023