Pernah mengalami ruam kemerahan disertai bintil berisi air yang terasa sangat gatal? Anda mungkin mengalami biang keringat atau miliria. Kondisi ini sering dijumpai terutama pada bayi dan anak-anak.
Supaya Anda semakin memahami tentang miliaria yang mungkin kini tengah menyerang si kecil. Simak rangkuman Kavacare tentang biang keringat berikut yang membuat si kecil rewel.
Apa Itu Biang Keringat?
Biang keringat atau miliria adalah penyakit kulit yang ditandai dengan bintil-bintil merah berisi air dan ruam kemerahan. Gangguan kulit ini sering terjadi pada bayi baru lahir dan anak-anak yang tinggal di daerah dengan cuaca panas dan lembab. Bahkan menurut sebuah studi, miliaria dapat memengaruhi 4,5% sampai 9% bayi baru lahir.
Meskipun demikian orang dewasa yang baru saja pindah ke iklim yang lebih hangat juga bisa mengalami biang keringat. Menurut sebuah penelitian, 30% orang dewasa dapat mengalami biang keringat jika terpapar cuaca panas dan lembab dalam waktu yang lama.
Penyebab utama dari gangguan kulit miliaria ini adalah obstruksi atau tersumbatnya saluran kelenjar ekrin. Sehingga menghalangi pembukaan pada saluran keringat di bagian permukaan kulit. Menyebabkan keringat terperangkap di bawah kulit lantas menimbulkan iritasi dan bintil-bintil.
Faktor Risiko Biang Keringat
Biang keringat yang muncul di kulit bisa menyerang siapa saja. Namun, beberapa hal di bawah ini bisa meningkatkan faktor risiko dari miliaria.
- Bayi baru lahir akan lebih rentan terhadap biang keringat, karena kelenjar ekrin bayi belum berkembang secara sempurna.
- Orang yang tinggal di tempat yang panas dan lembab atau iklim tropis seperti Indonesia.
- Orang-orang yang aktif secara fisik sehingga mengeluarkan keringat banyak.
- Orang yang berdiam diri di tempat tidur atau bedrest dalam waktu yang lama akibat demam atau penyakit lainnya.
Tanda dan Gejala
Gejala atau tanda dari biang keringat dapat dilihat secara kasat mata pada kulit penderita. Biasanya pada kulit penderita miliaria akan muncul bintil-bintil kecil dengan ruam kemerahan dan terkadang berisi air. Pada area ruam akan terasa gatal.
Biang keringat atau miliaria ini dapat terjadi di semua bagian tubuh. Namun, pada umumnya lebih sering terjadi di area lipatan tubuh yang lebih lembab. Misalnya saja leher, bahu, dada, lipatan siku, selangkangan, dan terkadang bisa muncul di ketiak.
Cek Cara Menjaga Kesehatan Kulit Bayi dan Anak-anak di sini.
Diagnosis Miliaria
Supaya mengetahui apakah orang tersayang mengalami biang keringat, dokter akan melakukan beberapa langkah untuk diagnosis miliaria. Langkah awal dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan yang dialami, kondisi lingkungan, dan riwayat kesehatan. Selanjutnya dokter akan memeriksa ruam yang ada di kulit pasien secara langsung.
Diagnosis miliaria hanya dilakukan secara klinis. Sebab, tes laboratorium tidak akan membantu meyakinkan diagnosis. Untuk meyakinkan diagnosis, dokter akan melakukan dermoskopi untuk melihat gumpalan putih dengan lingkaran cahaya gelap di sekitarnya. Metode ini sering dilakukan dokter untuk mendiagnosis miliaria pada kulit pasien yang lebih gelap.
Apabila dokter masih ragu, mereka akan melakukan skin punch biopsi untuk melihat kedalaman obstruksi atau sumbatan pada saluran ekrin. Di mana jenis-jenis miliaria dibedakan sesuai dengan kedalaman sumbatan yang ada pada kelenjar ekrin.
Cara Mengobati Biang Keringat
Miliaria pada dasarnya terjadi karena cuaca panas yang menyebabkan tubuh mengeluarkan keringat berlebih. Bila keringat tidak menguap secara sempurna akan menimbulkan penyumbatan pada saluran kelenjar ekrin. Oleh karena itu, penanganan biang keringat dilakukan dengan mengurangi hal-hal yang membuat tubuh berkeringat secara berlebihan.
Misalnya dengan membuat rumah lebih terasa sejuk dengan menyalakan AC atau kipas. Bisa juga dengan mengenakan pakaian yang memiliki sirkulasi udara yang bagus serta menyerap keringat. Namun, untuk bayi dan anak-anak, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut untuk menangani biang keringat.
- Apabila tubuh si kecil telah berkeringat, gantilah bajunya dengan segera.
- Sebelum ganti baju, keringkan badan si kecil dari keringat menggunakan waslap bersih yang telah dibasahi dengan air hangat. Bisa juga dengan memandikan anak.
- Biarkan beberapa saat badan anak tidak memakai baju agar kulit di bagian lipatan tubuh kering. Hal ini agar tubuh si kecil yang terkena biang keringat tidak semakin parah.
- Usapkan sedikit bedak tanpa pewangi, terutama untuk bagian punggung dan dada anak.
- Berikan bayi atau anak pakaian yang dapat menyerap keringat, lembut, dan tidak ketat.
Langkah-langkah di atas akan mengurangi iritasi yang terjadi pada kulit anak dan bayi yang terkena biang keringat. Biasanya biang keringat akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak segera sembuh, Anda bisa menggunakan salep dengan kandungan kortikosteroid seperti triamcinocolon 0,1% dan obat antibiotik topikal clindamycin.
Komplikasi
Miliaria atau biang keringat adalah penyakit yang tidak begitu berbahaya. Biasanya dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas jaringan parut. Akan tetapi, pada anak atau orang yang memiliki kulit lebih sawo matang atau coklat mungkin akan mengalami bintik-bintik lebih terang atau gelap. Hal ini karena respons dari kondisi kulit yang meradang, meski demikian ini akan hilang dalam beberapa minggu.
Komplikasi paling umum dari biang keringat biasanya terjadi akibat infeksi bakteri. Superinfeksi bakteri oportunistik dapat terjadi karena adanya perubahan pada lapisan epidermis akibat biang keringat. Sehingga menyebabkan pustula yang meradang dan gatal.
Komplikasi yang paling serius dari biang keringat adalah anhidrosis yang membuat tubuh tidak bisa mengeluarkan keringat secara normal. Menyebabkan termogulasi yang buruk dan membuat suhu tubuh tidak turun. Sehingga menimbulkan reaksi pusing, kelelahan, dan otot lemas yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pertanyaan Umum Tentang Miliaria atau Biang Keringat
Bila Anda masih penasaran tentang gangguan kulit yang satu ini, beberapa pertanyaan umum berikut mungkin dapat membantu.
Apakah Biang Keringat Boleh Pakai Bedak?
Boleh. Namun, gunakan bedak yang telah direkomendasikan oleh dokter. Di mana bedak ini dapat menyerap keringat dan tidak menyumbat pori-pori. Pilih juga bedak yang tidak memiliki kandungan pewangi dan alkohol. Sebab, kedua kandungan tersebut dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan ruam lebih parah.
Apakah Biang Keringat Boleh Mandi?
Boleh. Dengan mandi, peradangan biang keringat akibat panas dan tersumbatnya kelenjar ekrin dapat ditenangkan. Pasalnya mandi dapat menghilangkan keringat yang menempel di tubuh. Membuat tubuh lebih dingin sehingga tak akan menghasilkan keringat untuk mendinginkan suhu tubuh.
Selain itu, membasuh badan dengan lembut memungkinkan untuk membuka pori-pori yang tersumbat. Dengan terbukanya pori-pori kulit, maka akan mengurangi keringat yang terjebak di dalam kelenjar ekrin. Namun, pastikan untuk mengeringkan badan dengan benar. Sebab, badan yang basah dan lembab juga bisa menyebabkan iritasi.
Kapan Harus ke Dokter?
Biang keringat memang penyakit kulit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Asalkan dirawat dengan penanganan yang benar seperti rangkuman Kavacare di atas. Namun, jika kondisi biang keringat tak kunjung membaik setelah seminggu perawatan, sebaiknya segera hubungi dokter.
Terutama bila ruam miliaria semakin parah atau tampak terinfeksi. Perhatikan gejala infeksi seperti munculnya nanah, terdapat cairan kuning atau putih, nyeri, dan bengkak. Sementara pada bayi dan anak-anak, Anda perlu membawanya ke dokter jika ada gejala demam, sakit tenggorokan, sakit otot, dan gejala mirip flu lainnya.
Agar penanganan biang keringat di rumah lebih efektif, Anda bisa memanfaatkan telekonsultasi dokter online yang kini tersedia di Kavacare. Dokter kami juga bisa mengunjungi Anda di rumah dengan layanan dokter ke rumah. Hubungi nomor WhatsApp 0811 1446 777 bila Anda membutuhkan konsultasi untuk mengatasi biang keringat atau miliaria yang membuat si kecil rewel.
Referensi:
- Goyal, T., Varshney, A., & Bakshi, S. K. (2021). Incidence of Vesicobullous and Erosive Disorders of Neonates: Where and How Much to Worry?. Indian journal of pediatrics, 88(6), 574–578. https://doi.org/10.1007/s12098-011-0592-9
- Hidano, A., Purwoko, R., & Jitsukawa, K. (1986). Statistical survey of skin changes in Japanese neonates. Pediatric dermatology, 3(2), 140–144. https://doi.org/10.1111/j.1525-1470.1986.tb00505.x
- Sekartini, Rini. 2014. Miliaria Mengenal dan Mencegahnya. Diakses pada 28 Juli 2023 dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/miliaria-mengenal-dan-mencegahnya
- Guerra KC, Toncar A, Krishnamurthy K. Miliaria. [Updated 2022 Aug 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537176/
- Staff Mayo Clinic. 2022. Heat Rash. Diakses pada 28 Juli 2023 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heat-rash/symptoms-causes/syc-20373276#prevention
- Ferguson, Sian. 2023. Home Remedies for Heat Rash. Diakses pada 28 Juli 2023 dari https://www.healthline.com/health/heat-rash-home-remedies#see-a-doctor