Menyusui adalah suatu kegiatan memberikan nutrisi melalui air susu ibu (ASI) kepada anak setelah melahirkan. Dalam prosesnya, kegiatan mengasihi ini tidak selalu lancar dan mudah dilakukan oleh para ibu. Ada beberapa kendala yang dapat mempengaruhi dan menghambat kegiatan menyusui, antara lain menentukan jenis makanan bergizi baik yang diperlukan selama menyusui.
Namun tidak perlu khawatir, Kavacare telah merangkum informasi seputar makanan untuk ibu menyusui pada artikel di bawah ini.
Manfaat Menyusui untuk Ibu dan Anak
Menyusui memiliki manfaat kesehatan untuk ibu dan anak. ASI adalah sumber nutrisi yang ideal serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Di sisi lain, menyusui juga dapat membantu melindungi anak dan ibu dari penyakit-penyakit tertentu.
Manfaat Menyusui pada Anak
Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi-nutrisi penting yang dibutuhkan anak dalam tumbuh kembangnya. ASi terdiri dari 87% air, 1% protein, 4% lipid, serta 7% karbohidrat (termasuk 1 hingga 2,4% oligosakarida). ASi juga mengandung banyak mineral – seperti Fosfor, Kalium, Sodium, Magnesium, Kalsium, dan lain-lain, serta berbagai vitamin.
Dengan komposisi nutrisi yang begitu baik dan lengkap, ASI dapat membantu menjaga kesehatan anak dalam jangka pendek dan panjang dengan:
- Melindungi anak dari alergi, berbagai jenis penyakit, dan obesitas
- Melindungi anak dari asma, diabetes tingkat 1 dan kanker
- Melindungi anak dari infeksi, seperti infeksi telinga
- Mudah dicerna dan dapat melindungi anak dari sembelit, diare ataupun sakit perut
- Meningkatkan imun anak dengan mudah agar anak lebih kuat dan tidak rentan terhadap penyakit seperti misalnya batuk pilek atau common cold.
Selain itu, kandungan mineral serta vitamin yang tinggi pada ASI juga dapat membantu meningkatkan IQ pada anak serta membantu anak tumbuh tinggi dengan berat badan yang lebih sehat dan alami.
Baca Juga: Tips Mempunyai Anak Sehat yang Didambakan
Manfaat Menyusui pada Ibu
Tidak hanya memberi manfaat pada anak, ternyata menyusui juga memberi manfaat yang baik pada ibu. Salah satunya adalah menurunkan risiko pada penyakit di bawah ini:
- Kanker endometrium
- Kanker payudara
- Kanker ovarium
- Osteoporosis
- Diabetes tipe 2
- Kanker tiroid
- Depresi pascapersalinan
- Penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
Menyusui juga mampu membantu Anda pulih lebih cepat setelah melahirkan. Ini karena kegiatan menyusui menghasilkan hormon oksitoksin. Hormon ini membantu rahim setelah melahirkan dengan memungkinkan rahim kembali ke ukuran normal, serta mengurangi jumlah pendarahan vagina setelah melahirkan.
Menyusui juga merupakan cara khusus dan unik untuk merasa terhubung dengan anak Anda. Hal ini meningkatkan ikatan fisik dan emosional. Banyak yang merasa bahwa ikatan dari menyusui dapat membantu mengurangi masalah sosial dan perilaku pada anak-anak dan orang dewasa.
Yang Perlu Diperhatikan Saat Menyusui
Dalam menyusui, selalu ada berbagai pengalaman pertama bagi semua ibu, dan terdapat proses belajar dalam menyusui. Anda akan mempelajari cara menggendong yang nyaman untuk Anda dan anak Anda selama proses menyusui. Selain itu, Anda akan mempelajari jadwal lapar atau tanda-tanda kapan anak Anda memerlukan ASI.
Hal ini dapat bervariasi tergantung pada setiap anak. Yang perlu diperhatikan adalah untuk tidak terlalu terikat pada jadwal – anak Anda akan membuat jadwalnya sendiri dan akan menyesuaikannya dari waktu ke waktu. Tidak ada jumlah frekuensi pasti berapa kali bayi Anda akan makan setiap hari. Anda dapat menyusui setiap saat ketika anak merasa lapar. Dalam banyak kasus, anak akan merasa lapar setiap dua hingga tiga jam.
Bagian dari menyusui dini juga melibatkan mempelajari isyarat dari anak Anda. Saat merasakan lapar, anak akan secara alami memberikan tanda atau isyarat, seperti:
- Mengisap tangan
- Bergerak ke arah payudara Anda
- Bertindak waspada – seperti menangis dan gelisah
Usahakan untuk menyusui sebelum anak mulai menangis. Begitu menangis, mungkin akan lebih sulit untuk membuat anak menyusu dengan benar.
Pilihan Makanan untuk Ibu Menyusui
Tidak hanya anak, ibu juga memerlukan makanan yang bernutrisi untuk dapat menghasilkan air susu dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Makanan yang sudah siap untuk ibu menyusui saat ini mudah ditemukan di mana saja dan dibuat untuk cenderung mudah dicerna.
Ibu menyusui umumnya membutuhkan lebih banyak kalori guna memenuhi kebutuhan nutrisi selama menyusui. Tambahan 330 hingga 400 kilokalori (kkal) per hari direkomendasikan untuk ibu menyusui, lebih dari jumlah yang dibutuhkan wanita yang tidak hamil atau tidak menyusui – yakni 2.000 hingga 2.800 kkal per hari. Jumlah kalori tambahan yang dibutuhkan untuk wanita menyusui dipengaruhi oleh usia, indeks massa tubuh, tingkat aktivitas dan tingkat menyusui (menyusui eksklusif berbeda dengan menyusui disertai pemberian susu formula).
Menurut The Dietary Guidelines for Americans, ibu menyusui membutuhkan yodium dan kolin lebih banyak dengan mengonsumsi 290 mcg yodium dan 550 mg kolin setiap hari selama tahun pertama pascapersalinan. Yodium dapat ditemukan dalam:
- Produk susu
- Telur
- Makanan laut
- Garam meja beryodium.
Sedangkan kolin dapat ditemukan dalam kelompok makanan susu dan protein, seperti:
- Daging
- Telur
- Makanan laut
- Kacang-kacangan dan lentil.
Makanan untuk Ibu Menyusui yang Perlu Diperhatikan
Selain makanan yang diperlukan, adapula makanan yang perlu dihindari oleh ibu menyusui dengan tujuan menghindari zat-zat buruk ditularkan atau diturunkan oleh ibu ke anak melalui air susu. Makanan yang hendaknya dihindari oleh ibu menyusui antara lain:
Makanan Laut (Seafood)
Meski ikan menjadi makanan sumber protein yang sangat baik dan mengandung vitamin serta mineral penting bagi ibu menyusui, Anda perlu memperhatikan jumlah dan jenis makanan laut yang akan dikonsumsi. Sebagian besar ikan mengandung sejumlah merkuri, yang terakumulasi pada daging ikan dan dapat ditularkan dari ibu ke anak melalui ASI. Merkuri dapat memberi efek buruk pada otak dan sistem saraf anak.
Kafein
Meminum kopi yang awalnya kegiatan konsumsi telah berubah menjadi gaya hidup bagi Sebagian masyarakat dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Untuk ibu menyusui, Anda perlu mengurangi dan menghindari konsumsi kafein demi kebaikan anak.
Kafein berpindah dari ibu ke anak dalam jumlah kecil melalui ASI, tetapi biasanya juga tidak berdampak buruk pada anak ketika ibu mengonsumsi dalam jumlah rendah hingga sedang (sekitar 300 miligram atau kurang per hari, atau setara dengan 2 hingga 3 cangkir kopi). Konsumi kafein berlebih pada ibu menyusui dapat memberi dampak iritabilitas, pola tidur yang buruk, rewel dan gelisah pada anak.
Apabila anak menjadi lebih rewel dan mudah tersinggung setelah ibu mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi, maka harus dipertimbangkan untuk mengurangi asupan kafein pada ibu. Anak yang baru lahir atau prematur memecah kafein lebih lambat, sehingga dapat memberi dampak buruk.
Selain kopi, sumber kafein yang perlu dihindari oleh ibu menyusui adalah:
- Minuman bersoda
- Minuman berenergi
- Teh
- Cokelat
Menyusui adalah langkah dan pengalaman pertama bagi semua ibu. Anda bisa mendapatkan konsultasi dan layanan seputar menyusui dengan mudah dan nyaman dari rumah bersama Kavacare. Kami menyediakan tenaga medis yang ahli di bidangnya dan siap mendampingi Anda pascamelahirkan dan selama proses menyusui. Segera hubungi kami di nomor WhatsApp 0811-1446-777 dan dapatkan informasi lebih lanjut.
Sumber:
- Human Milk: An Ideal Food for Nutrition of Preterm Newborn. frontiersin.org/articles/10.3389/fped.2018.00295/full#:~:text=duration%20(12).-,Human%20Milk%20Composition,etc…)%20and%20many%20vitamins diakses pada 15 Oktober 2022
- Why is Breastfeeding Important for your Baby? https://www.health.ny.gov/prevention/nutrition/wic/breastfeeding/importance.htm#:~:text=Breast%20milk%20helps%20keep%20your,against%20infections%2C%20like%20ear%20infections diakses pada 15 Oktober 2022
- Benefits of Breastfeeding. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/15274-benefits-of-breastfeeding diakses pada 15 Oktober 2022
- What to pay attention to when breastfeeding? https://www.hipp.com.sg/milk-formula/breast-milk-breastfeeding/breastfeeding-tips/what-to-pay-attention-to-while-breastfeeding/ diakses pada 15 Oktober 2022
- Maternal Diet. https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/diet-and-micronutrients/maternal-diet.html diakses pada 15 Oktober 2022
- Breastfeeding Benefits Both Baby and Mom https://www.cdc.gov/nccdphp/dnpao/features/breastfeeding-benefits/index.html diakses pada 15 Oktober 2022
- Facilitating Working Mothers’ Ability to Breastfeed: Global Trends in Guaranteeing Breastfeeding Breaks at Work, 1995-2014 https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0890334414554806 diakses pada 15 Oktober 2022
- Ensuring Breastfeeding Success https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1941406415595077 diakses pada 15 Oktober 2022
- Washington ‘Steps’ Up: A 10-Step Quality Improvement Initiative to Optimize Breastfeeding Support in Community Health Centers https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0890334415591147 diakses pada 15 Oktober 2022
- Effect of Breastfeeding Support from Different Sources on Mothers’ Decisions to Breastfeed https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/089033449401000310 diakses pada 15 Oktober 2022
- Prenatal Provider Support for Breastfeeding: Changes in Attitudes, Practices and Recommendations Over 22 Years https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0890334419830996 diakses pada 15 Oktober 2022