Apakah Betul Hidup dimulai Setelah Usia 40 Tahun?  Kenapa Tiba-Tiba Anda Merasa Lebih Cepat Letih dan Lebih Tua?

Apakah Betul Hidup dimulai Setelah Usia 40 Tahun? Kenapa Tiba-Tiba Anda Merasa Lebih Cepat Letih dan Lebih Tua?

Share

Di bulan Agustus 2024 lalu, ada hasil penelitian yang terbit di Jurnal Nature Aging tentang gelombang penuaan. Ternyata ada gelombang penuaan yang dialami oleh individu yang dapat membuatnya merasa lebih cepat letih, atau mudah mengalami keluhan kesehatan tertentu, terlepas dari gaya hidupnya. 

Penelitian tersebut dilakukan oleh grup peneliti multidisipliner di Universitas Stanford, Amerika Serikat dan Universitas Nanyang, Singapura yang terdiri dari Xiaotao Shen, Chuchu Wang, Xin Zhou, Wenyu Zhou, Daniel Hornburg, Si Wu dan Michael P Snyder.  Mereka mengumpulkan dan mengikuti secara intensif sekitar 108 orang berusia 25-75 tahun yang tinggal di California, Amerika serikat selama periode rata-rata 1,7 tahun dan paling lama selama 6,8 tahun. Para subjek penelitian tersebut dipantau dari berbagai parameter yang berhubungan dengan proses penuaan: metabolisme, profil lipid, gula, neurodegenerasi, regulasi imun, serta profil penyakit kardiovaskular dan kanker. Selama periode itu mereka memeriksa sampel darah, tinja, swab kulit, swab hidung dan mengukur lebih dari 135 ribu parameter biologis menggunakan data multiomics. Mereka juga menganalisa mikrobiom tinja, kulit, mulut, dan hidung. Suatu penelitian yang kompleks, dan menggunakan metode statistik yang kompleks pula. 

Para ahli di dunia, memahami bahwa proses penuaan adalah proses yang kompleks. Selama ini juga ada anekdot di masyarakat bahwa “life begins at 40”. Banyak dari kita juga merasakan memang di usia-usia tertentu terjadi perubahan yang nyata dibandingkan periode sebelumnya. Misalnya munculnya keriput di kulit wajah, menjadi sulit tidur di malam hari, atau lebih mudah mengantuk di siang hari, lebih mudah mengalami kenaikan berat badan walaupun makan sedikit, ataupun mulai muncul gejala dari sakit penyakit tertentu seperti diabetes dan sakit jantung, termasuk penurunan libido seksualitas.

Baca juga: Diabetes bisa Menyebabkan Gangguan Kecerdasan, Pikun atau Demensia dan Penurunan Kognitif?

Grup peneliti di atas menyampaikan bahwa anggapan proses penuaan terjadi secara linier, mungkin tidak tepat. Dari berbagai parameter yang mereka periksa, ternyata ada gelombang-gelombang perubahan yang merubah proses di dalam tubuh secara drastis. Penelitian tersebut menemukan ada kecenderungan perubahan drastis yang terjadi di usia 40 dan 60 tahun. Terlepas dari setiap individu berbeda, dan proses penuaan berlangsung unik di masing-masing orang, sekitar 81% molekul yang diukur menunjukkan pola non-linear atau gelombang tersebut. Kira-kira Anda saat ini usia berapa dan merasakan apa?

Tentu perlu hati-hati dalam memahami dan menterjemahkan hasil penelitan di atas dalam Masyarakat luas. Namun, penelitian kelompok peneliti Stanford tersebut bisa menjadi dasar untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan lebih luas, terutama untuk bisa memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi gelombang ini. Manfaatnya, mungkin bisa digunakan untuk mencegah lonjakan-lonjakan penyakit di masyarakat akibat proses degeneratif dan aging.

Baca juga: Aktivitas Hobi Membantu Lansia Tetap Sehat, Kok Bisa?

Apapun itu, boleh lah sejak dini kita melakukan tindakan preventif dengan memiliki kebiasaan hidup sehat, dan bila perlu melakukan medical check up secara teratur, sehingga bisa menemukan dan mengatasi kelainan yang bisa terjadi sedini mungkin.

Artikel lengkapnya bisa dibaca di Shen, X., Wang, C., Zhou, X. et al. Nonlinear dynamics of multi-omics profiles during human aging. Nature Aging (2024). https://doi.org/10.1038/s43587-024-00692-2.

Artikel lain yang bisa dibaca:

  1. Lehallier, B. et al. Undulating changes in human plasma proteome profiles across the lifespan. Nature Medicine: 25, 1843–1850 (2019).
  2. Cunha, L. L., Perazzio, S. F., Azzi, J., Cravedi, P. & Riella, L. V. Remodeling of the immune response with aging: immunosenescence and its potential impact on COVID-19 immune response. Frontier Immunology: 11, 1748 (2020).
  3. Ram, U. et al. Age-specific and sex-specific adult mortality risk in India in 2014: analysis of 0.27 million nationally surveyed deaths and demographic estimates from 597 districts. Lancet Global Health: 3, e767–e775 (2015).
  4. Hou, Y. et al. Ageing as a risk factor for neurodegenerative disease. Nature Review Neurolology:15, 565–581 (2019).
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare