Apa itu usus buntu, dan apakah penyebab usus buntu? Infeksi usus buntu sering menjadi kondisi darurat yang membutuhkan perhatian segera. Data Global Health Data Exchange (1990-2019) melaporkan pada tahun 2019 diperkirakan terdapat 17,7 juta kasus (insidensi 228/100.000) dengan lebih dari 33.400 kematian (0,43/100.000).
Namun demikian, data ini juga menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat infeksi usus buntu akut menurun secara global namun insidensinya meningkat, dengan penderita tertinggi pada usia 15-19 tahun. Simak penjelasannya mengenai penyebab usus buntu berikut ini.
Gejala dan Penanganan Usus Buntu
Infeksi usus buntu memiliki tanda khas yaitu nyeri pada perut kanan bawah yang merupakan lokasi dari usus buntu itu sendiri. Nyeri ini kadang ringan tapi seringkali juga sangat berat dan termasuk kondisi yang memerlukan operasi secepatnya.
Baca Juga: 6 Langkah Pertolongan Pertama saat Anak Sakit Perut
Selain keluhan nyeri perut, keluhan lain seperti demam juga ada akibat proses infeksi. Diagnosis infeksi usus buntu dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang seperti x-ray abdomen dan USG, serta tes darah untuk melihat jumlah sel darah putih penanda infeksi.
Tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah operasi pengangkatan usus buntu. Pada tindakan ini, bagian usus buntu atau appendiks akan dibuang. Jika sudah terlanjur pecah maka area sekitar usus buntu harus dibersihkan dari sisa-sisa infeksi agar memudahkan proses penyembuhan selanjutnya. Setelah operasi, pasien tetap menerima antibiotik untuk memastikan semua infeksi telah tertangani.
Penyebab Usus Buntu
Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah apa penyebab terjadinya infeksi usus buntu? Penyebabnya masih belum dapat dipastikan, tetapi diketahui bersifat multifaktorial, termasuk sumbatan saluran cerna, faktor diet, atau faktor keturunan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Periksa Usus Buntu Sendiri?
Sebuah penelitian pada anak di Indonesia pada tahun 2014 di Sumatera Utara mendukung dugaan bahwa makanan kurang serat menjadi salah satu penyebab infeksi usus buntu. Makanan yang sulit dicerna dapat mengakibatkan sumbatan dan peradangan di usus.
Termasuk makanan ini adalah makanan berbiji seperti cabai, buah jambu biji, atau semangka dengan biji berukuran relatif kecil. Biji seperti ini memang sering termakan dan tidak dibuang. Biji-biji ini akan dikeluarkan dari tubuh secara alami namun telah dilaporkan kasus-kasus usus buntu akibat biji sayur dan buah seperti kakao, melon, jeruk, ara, oat, kurma, dan kacang.
Baca Juga: 6 Langkah Pertolongan Pertama saat Anak Sakit Perut
Hasil penelitian untuk dugaan di atas memang tidak definitif dan korelasi pada studi tergolong tidak signifikan, sehingga tidak dapat dipastikan apa jenis makanan penyebab dari infeksi usus buntu. Namun, menghindari faktor risiko dan meningkatkan konsumsi serat harian akan sangat baik bagi pencernaan.
Konsultasi seputar penyebab usus buntu dengan tenaga medis tepercaya melalui telekonsultasi Kavacare. Kavacare juga menyediakan layanan homecare untuk perawatan pascaoperasi di rumah seperti operasi usus buntu.
Hubungi kami di nomor Whatsapp 0811 1446 777 hari ini!
Sumber:
- https://www.jstor.org/stable/29522789
- https://link.springer.com/article/10.1007/s00268-021-06077-5#
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/appendicitis/diagnosis-treatment/drc-20369549
- https://www.claritysurgicalny.com/blog/can-spicy-foods-cause-your-appendix-to-burst
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1562475/ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3609170/