Penyakit tetanus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini menghasilkan racun yang mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan kejang atau kekakuan otot yang parah, dan dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat. Dilansir dari Jurnal CDC (U.S. Centers For Disease Control and Prevention), penyakit tetanus sering kali dikenal sebagai “lockjaw” atau kaku rahang, karena gejalanya yang mencakup kekakuan pada rahang.
Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan dalam pencegahan dan pengobatan tetanus telah menunjukan kemajuan yang signifikan. Vaksinasi tetanus telah menjadi metode pencegahan utama yang efektif. Selain itu, perawatan modern seperti penggunaan imunoglobulin antitetanus dan antibiotik dapat membantu mengurangi risiko yang komplikasi yang fatal.
Apa Penyebab Penyakit Tetanus?
Infeksi tetanus terjadi ketika bakteri Clostridium tetani masuk ke tubuh melalui luka terbuka. Bakteri ini berkembang biak dalam kondisi anaerobik, yaitu lingkungan tanpa oksigen, seperti luka dalam, luka bakar, atau tusukan benda tajam yang terkontaminasi tanah dan debu.
Sumber Infeksi Tetanus yang Umum
Beberapa sumber umum penyebab terjadinya infeksi tetanus meliputi:
- Luka tusuk akibat benda tajam seperti paku berkarat. Luka ini memungkinkan bakteri Clostridium tetani masuk dan berkembang biak di lingkungan anaerobik.
- Luka akibat kecelakaan di area kotor atau terkontaminasi tanah, di mana bakteri tetanus sering ditemukan.
- Luka bakar atau luka terbuka yang tidak dirawat dengan baik dapat menjadi tempat masuk bakteri jika tidak segera dibersihkan.
- Gigitan hewan atau serangga yang terkontaminasi bakteri tetanus dapat menjadi penyebab infeksi jika luka tidak ditangani dengan baik.
Gejala Penyakit Tetanus
Gejala tetanus biasanya muncul dalam 3 hingga 21 hari setelah infeksi, dengan rata-rata muncul di hari ke 8, beberapa gejala pada umumnya, antara lain:
1. Kekauan pada Otot Rahang (Lockjaw)
Tanda awal ini sering kali muncul, di mana pasien mengalami kesulitan membuka mulutnya secara normal karena otot rahang yang tegang.
2. Kesulitan Menelan
Hal ini disebabkan oleh kekauan otot tenggorokan, yang juga dapat memengaruhi kemampuan pasien untuk makan atau minum.
3. Kekauan Otot Leher dan Bahu
Hal ini sering kali menjadi progresi dari gejala awal yang menyebabkan rasa nyeri dan keterbatasan gerak pada bagian atas tubuh.
4. Spasme Otot
Gejala ini akan terasa menyakitkan di seluruh tubuh, di mana kontraksi otot terjadi secara tiba-tiba dan dapat berlangsung selama beberapa menit, mengakibatkan rasa sakit yang intens.
5. Demam dan Berkeringat
Respon tubuh terhadap infeksi, sering kali disertai dengan gejala lain seperti rasa tidak nyaman dan tubuh mengalami lemas.
6. Tekanan Darah Tinggi dan Detak Jantung Cepat
Hal ini muncul akibat stres fisik yang dialami tubuh, yang dihasilkan dari kombinasi spasme otot dan respon sistem saraf terhadap racun bakteri.
Faktor Risiko Terkena Penyakit Tetanus
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena tetanus, meliputi:
- Tidak pernah mendapatkan vaksinasi tetanus atau tidak mendapatkan booster dalam 10 tahun terakhir.
- Memiliki luka terbuka yang yang tidak segera dirawat.
- Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
- Paparan terhadap tanah atau benda yang terkontaminasi spora Clostridium tetani.
Baca juga: Luka Terbuka: Definisi, Jenis, dan Langkah Perawatan
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Tetanus
Pencegahan tetanus melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Vaksinasi Tetanus
Vaksinasi adalah langkah pencegahan utama, dengan imunisasi lengkap yang dimulai sejak bayi dan dilanjutkan dengan booster setiap 10 tahun untuk mempertahankan kekebalan tubuh terhadap bakteri Clostridium tetani.
2. Perawatan Luka yang Baik
Jika terjadi luka, segera bersihkan luka menggunakan air bersih dan sabun untuk mengurangi risiko infeksi. Pastikan luka ditutup dengan perban steril setelah dibersihkan.
3. Hindari Lingkungan berisiko
Ketika bekerja di area dengan potensi kontaminasi seperti tanah, puing, atau logam berkarat, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot untuk menghindari cedera yang dapat menjadi pintu masuk bakteri.
Diagnosis Penyakit Tetanus
Diagnosis tetanus biasanya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan riwayat medis. Tidak ada tes laboratorium spesifik untuk mendeteksi tetanus. Dokter akan mengevaluasi gejala seperti kekakuan otot dan kejang serta menanyakan tentang riwayat vaksinasi dan cedera yang baru terjadi, sumber luka, kapan terjadi dan sebabnya.
Pengobatan Penyakit Tetanus
Pengobatan tetanus melibatkan beberapa langkah berikut:
1. Pemberian Imunoglobulin Tetanus
Imunoglobulin diberikan untuk menetralkan racun yang belum menyerang sistem saraf pusat. Ini adalah langkah awal yang penting untuk mencegah racun menyebar lebih jauh dan menyebabkan kerusakan.
2. Antibiotik
Antibiotik seperti metronidazol digunakan untuk membunuh bakteri Clostridium tetani yang ada di tubuh. Penggunaan antibiotik juga membantu mencegah bakteri memproduksi racun lebih lanjut.
3. Perawatan Luka
Luka harus segera dibersihkan secara menyeluruh dengan menggunakan larutan antiseptik. Prosedur ini bertujuan untuk menghilangkan jaringan mati dan bakteri yang mungkin bersembunyi di dalam luka.
4. Terapi Suportif
Terapi ini mencakup ventilasi mekanis bagi pasien yang mengalami kesulitan bernapas akibat spasme otot. Selain itu, monitoring ketat di unit perawatan intensif diperlukan untuk memastikan stabilitas vital pasien.
5. Relaksan Otot
Obat seperti diazepam atau baklofen digunakan untuk meredakan kejang otot dan meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh spasme otot. Ini membantu meningkatkan kenyamanan pasien selama pemulihan.
Baca juga: Perawat luka ke rumah
Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Penyakit Tetanus
Jika tidak ditangani dengan benar, tetanus dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:
1. Gangguan Pernapasan Akibat Spasme Otot
Komplikasi serius yang dapat menyebabkan sesak nafas atau bahkan gagal nafas total. Kondisi ini terjadi karena spasme otot-otot pernapasan yang tidak terkontrol, sehingga udara tidak dapat masuk atau keluar dari paru-paru dengan normal.
2. Pneumonia
Hal ini dapat terjadi akibat aspirasi ketika cairan atau makanan yang tertelan masuk ke saluran pernapasan karena ketidakmampuan pasien untuk menelan dengan baik akibat kekauan otot dan dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang memperburuk kondisi pasien.
3. Fraktur Tulang
Hal ini dapat terjadi akibat kontraksi otot yang kuat merupakan komplikasi akibat spasme otot ekstrem yang dapat menyebabkan tekanan berlebih pada tulang, terutama pada orang lanjut usia dengan tulang yang lebih rapuh.
4. Kematian
Pada kasus yang tidak segera ditangani, sering kali disebabkan oleh kombinasi gangguan pernapasan, infeksi sekunder, dan kegagalan organ akibat ketidakstabilan sistem tubuh secara menyeluruh.
Dengan pencegahan melalui vaksinasi dan penanganan medis yang cepat, risiko komplikasi tetanus dapat diminimalkan secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan luka dan mengikuti jadwal vaksinasi.
Jika Anda atau orang terkasih mengalami gejala penyakit tetanus, segera berkonsultasi ke dokter. Kavacare juga dapat membantu Anda untuk melakukan perawatan luka tanpa perlu keluar rumah. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kavacare Support di nomor WhatsApp 0811-1446-777.
Sumber:
- Tetanus – Centers For Disease Control Prevention. https://www.cdc.gov/tetanus/about/index.html. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Tetanus Vaccination – Centers For Disease Control Prevention. https://www.cdc.gov/tetanus/vaccines/index.html. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Tetanus – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tetanus/symptoms-causes/syc-20351625. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Symptoms of Tetanus – NHS. https://www.nhs.uk/conditions/tetanus/. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Treatments of Tetanus – NHS. https://www.nhs.uk/conditions/tetanus/. Diakses pada 26 Desember 2024.
- Tetanus (Symptoms and Diagnosis) – World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tetanus. Diakses pada 26 Desember 2024.