Gangguan kesehatan mental adalah kondisi yang memengaruhi perasaan, pikiran, perilaku, dan cara seseorang berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan ini dapat menyebabkan penderitaan emosional, kesulitan dalam menjalani hubungan sosial, serta hambatan dalam menjalankan aktivitas pekerjaan atau pendidikan. Beberapa contoh gangguan kesehatan mental termasuk depresi, kecemasan, gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan makan, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Penyebab gangguan ini bisa bersifat kompleks, mencakup faktor genetik, kimia otak, pengalaman traumatis, serta faktor sosial dan lingkungan. Gangguan kesehatan mental memerlukan perhatian serius dan pengobatan yang tepat agar individu dapat memperoleh kualitas hidup yang baik dan menjalani kehidupan yang lebih sehat.
Darurat Kesehatan Mental di Indonesia
Tim riset Indonesia – National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) melakukan survei pada 5.664 remaja yang terdiri dari 2.883 laki-laki dan 2.781 perempuan mewakili populasi remaja di Indonesia. Hasil riset I-NAMHS menjelaskan data berikut ini:
- Sebanyak 1 dari 3 remaja memiliki masalah kesehatan mental.
- Terdapat 1 dari 20 remaja (setara dengan 20 juta remaja) memiliki gangguan mental.
- Gangguan kecemasan berlebihan atau anxiety menjadi masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, diperkirakan sekitar 1 dari 100 orang dewasa di Indonesia menderita depresi. Sayangnya, hanya sebagian kecil, atau sekitar 12,7% dari pengidap depresi yang aktif mencari perawatan medis.
Data WHO tahun 2021 menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental di Indonesia cukup tinggi, yakni 9,8%. Khusus untuk depresi, angkanya mencapai 6,6%. Pandemi COVID-19 diperkirakan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kasus gangguan mental di tahun 2024.
Jenis Gangguan Kesehatan Mental
Di Indonesia, berbagai jenis gangguan mental dapat ditemukan, mulai dari yang ringan hingga yang lebih serius. Beberapa gangguan mental yang umum di Indonesia, yang juga menjadi perhatian di dunia, antara lain:
1. Kecemasan (Anxiety Disorders)
- Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder): Penderita merasa cemas atau khawatir secara berlebihan terhadap hal-hal yang biasanya tidak menjadi masalah besar.
- Serangan Panik (Panic Disorder): Serangan rasa takut yang datang secara tiba-tiba, sering disertai gejala fisik seperti detak jantung cepat, sesak napas, atau perasaan terancam.
- Fobia (Phobias): Ketakutan yang berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, seperti fobia sosial (takut berada di kerumunan) atau fobia hewan (misalnya takut terhadap ular).
2. Depresi (Depressive Disorders)
- Depresi Mayor (Major Depressive Disorder): Kondisi mood yang rendah, perasaan sedih yang mendalam, serta kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari.
- Gangguan Depresi Dysthymia: Depresi ringan tetapi berlangsung lebih lama, sering kali mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang.
3. Bipolar (Bipolar Disorder)
Gangguan bipolar ditandai oleh perubahan drastis dalam suasana hati, yang berkisar antara periode mania (perasaan sangat bahagia, energik, dan terhype) dan depresi yang berat.
4. Skizofrenia (Schizophrenia)
Gangguan ini melibatkan kesulitan dalam membedakan kenyataan dari halusinasi, delusi, dan gangguan pemikiran. Penderita bisa merasa terpisah dari dunia nyata, mengalamai disorientasi atau gangguan dalam berbicara dan berperilaku.
5. Gangguan Makan (Eating Disorders)
- Anoreksia Nervosa: Penderita menghindari makan atau mengatur makanan secara ekstrem untuk mengontrol berat badan.
- Bulimia Nervosa: Makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat (binge eating), diikuti dengan perilaku kompensasi seperti muntah atau penggunaan obat pencahar.
- Binge Eating Disorder: Mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak tanpa kontrol, sering kali disertai perasaan malu atau bersalah.
6. Gangguan Kepribadian (Personality Disorders)
- Gangguan Kepribadian Borderline: Ditandai dengan ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, gambaran diri, dan emosi.
- Gangguan Kepribadian Antisosial: Perilaku yang tidak memperhatikan hak orang lain, sering kali termasuk manipulasi, kebohongan, atau pelanggaran hukum.
- Gangguan Kepribadian Narsistik: Perasaan sangat penting dan kebutuhan untuk mendapatkan perhatian yang berlebihan dari orang lain.
7. Stres Pasca-Trauma (PTSD)
Gangguan ini sering terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis. Gejala meliputi kilas balik, mimpi buruk, dan kecemasan ekstrem.
8. Obsesif-Kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD)
Penderita merasa terdorong untuk melakukan tindakan berulang-ulang (kompulsi) atau memiliki pikiran yang mengganggu (obsesi), misalnya mencuci tangan berulang kali untuk menghindari kuman.
9. Gangguan Tidur
- Insomnia: Gangguan tidur yang membuat seseorang kesulitan untuk tidur atau terjaga sepanjang malam.
- Apnea Tidur: Gangguan tidur di mana seseorang berhenti bernapas sementara selama tidur, menyebabkan gangguan tidur yang parah.
Baca juga: Ini 8 Penyebab dan Cara Mengatasi Insomnia
10. Gangguan Psikosomatik
Gangguan ini melibatkan masalah fisik yang dipicu atau diperburuk oleh faktor psikologis, seperti stres, kecemasan, atau trauma, yang menyebabkan gejala fisik tanpa penyebab medis yang jelas.
Faktor Penyebab Meningkatnya Gangguan Kesehatan Mental
Meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental di Indonesia adalah fenomena yang kompleks dan multifaktorial. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan masalah kesehatan mental, antara lain:
1. Peningkatan stres
Tekanan hidup modern, tuntutan pekerjaan, dan masalah ekonomi menjadi pemicu utama stres yang dapat memicu gangguan mental.
2. Perubahan gaya hidup
Penggunaan gadget yang berlebihan, kurang tidur, dan pola makan tidak sehat dapat mengganggu keseimbangan emosi.
3. Faktor genetik
Beberapa gangguan mental memiliki komponen genetik yang berperan dalam perkembangannya. Memiliki anggota keluarga dengan gangguan mental meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya juga.
4. Kondisi medis
Penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung dapat meningkatkan risiko gangguan mental. Selain itu, ketidakseimbangan zat kimia otak seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin dapat memicu gangguan mood seperti depresi dan bipolar.
Gejala Gangguan Kesehatan Mental
Gejala gangguan mental bisa bermacam-macam. Beberapa tanda yang sering muncul dan perlu diperhatikan antara lain:
- Perubahan suasana hati seperti perasaan sedih, cemas, marah, atau frustrasi yang berlebihan dan berkepanjangan.
- Perubahan dalam tidur, contohnya gangguan kesulitan tidur (insomnia) atau tidur terlalu banyak (hipersomnia).
- Penurunan atau peningkatan nafsu makan yang signifikan.
- Kelelahan berlebih, seperti merasa lelah secara fisik atau mental, bahkan setelah istirahat.
- Kesulitan berkonsentrasi, fokus, membuat keputusan, atau mengingat sesuatu.
Apa Perbedaan Stres dengan Gangguan Kesehatan Mental Serius?
Stres dan gangguan mental seringkali dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Tabel Perbedaan Stres dan Gangguan Kesehatan Mental Serius
Fitur | Stres | Gangguan Kesehatan Mental Serius |
Durasi | Sementara | Kronis |
Dampak | Gangguan Fungsi Sementara | Gangguan Fungsi Jangka Panjang |
Intensitas | Ringan Hingga Sedang | Berat |
Pengobatan | Teknik Relaksasi dan Manajemen Stres | Terapi dan Obat-Obatan |
Cara Mencegah Gangguan Kesehatan Mental
Mencegah gangguan kesehatan mental adalah langkah proaktif yang sangat penting untuk menjaga kesejahteraan kita. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
1. Jaga Kesehatan Fisik
- Tidur yang cukup. Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
- Makan makanan bergizi. Konsumsi makanan yang seimbang dengan banyak buah, sayur, dan protein untuk memberikan energi yang cukup bagi tubuh dan otak.
- Olahraga secara teratur. Aktivitas fisik membantu mengurangi stres dan meningkatkan produksi endorfin, hormon yang membuat kita merasa senang.
2. Kelola Stres
- Coba untuk melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk mengurangi stres.
- Atur waktu dengan baik untuk menghindari beban kerja yang berlebihan.
3. Cari Bantuan Profesional
- Terapi psikologi dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah emosi.
- Jika diperlukan, psikiatri dapat meresepkan obat-obatan untuk mengelola gejala gangguan mental.
- Sesi konseling dengan psikolog dapat memberikan dukungan dan bimbingan dalam menghadapi berbagai masalah hidup.
Seputar Pertanyaan
1. Apa yang Harus Dilakukan Ketika Merasa Stres atau Cemas Berlebihan?
Menghadapi stres atau kecemasan membutuhkan pendekatan yang holistik dan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
- Latihan pernapasan dalam-dalam bisa membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi kecemasan.
- Olahraga ringan, seperti berjalan kaki, yoga, atau peregangan, dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres dengan melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati.
- Cobalah untuk mengenali apa yang memicu kecemasan atau stres Anda. Menyadari penyebab utama dapat membantu Anda mencari solusi yang lebih spesifik.
- Teknik relaksasi seperti meditasi, mindfulness, atau visualisasi dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
- Jangan ragu untuk berbicara dengan teman, keluarga, atau seseorang yang Anda percayai tentang perasaan Anda.
2. Apa Gangguan Kesehatan Mental bisa Sembuh?
Gangguan kesehatan mental bisa sembuh, terutama jika mendapatkan pengobatan dan dukungan yang tepat. Banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat merasa lebih baik dan kembali menjalani. Kehidupan yang produktif dengan perawatan yang sesuai. Proses pemulihan mungkin berbeda-beda bagi setiap individu, tetapi dengan penanganan yang tepat, banyak gangguan mental dapat dikelola atau bahkan sembuh.
Baca juga: Konsultasi Psikolog di Rumah
Jika Anda merasakan mengalami gangguan kesehatan mental dan ingin berkonsultasi dengan ahli psikologis, Kavacare dapat membantu Anda untuk janji temu dengan psikologi terbaik. Hubungi Kavacare Support di nomor WhatsApp 0811-1446-777.
Sumber:
- Mental Illness – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mental-illness/symptoms-causes/syc-20374968. Diakses pada 16 November 2024.
- Mental Disorder – World Health Organizazition. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders. Diakses pada 16 November 2024.
- What is Mental Illness? – American Psychiatric Association. https://www.psychiatry.org/patients-families/what-is-mental-illness. Diakses pada 16 November 2024.
- Dewi A, Liss Dyah., Haryanti, Asa Nur., Khairunnisa, Vasha Nureel., Larasati, Nadia., Putra, Muhamad Bintang Syah. 2024. “Analisis Kondisi Kesehatan Mental di Indonesia Dan Strategi Penanganannya”. Universitas Duta Bangsa Surakarta: Student Research Journal Volume. 2 No. 3 Juni 2024. Diakses pada 16 November 2024.