Salah satu mineral penting yang diperlukan bagi tubuh adalah kalium. Jika kekurangan kadar kalium, seseorang berisiko mengalami hipokalemia.
Apa itu hipokalemia serta gejalanya, dan seberapa berbahayakah bagi kesehatan? Simak selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Hipokalemia?
Hipokalemia adalah salah satu gangguan elektrolit yang umum terjadi pada pasien rawat inap karena kekurangan kadar kalium di dalam darah.
Tubuh bisa mengalami kekurangan kalium karena diare dan muntah. Bisa juga akibat dari ginjal atau kelenjar adrenal bekerja tidak sebagaimana mestinya serta konsumsi obat dengan efek samping diuretik.
Selain itu, terlalu banyak berkeringat atau minum alkohol juga bisa menjadi penyebab kekurangan kalium.
Faktor Risiko
Selain disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan secara cepat, beberapa faktor berikut juga dapat meningkatkan risiko hipokalemia.
- Gender. Perempuan jauh lebih berisiko mengalami kekurangan kalium daripada laki-laki.
- Menderita penyakit jantung
- Mengalami malnutrisi
- Gagal ginjal
- Syok
- Hipotermia
- Peningkatan sel darah (leukimia)
- Penyandang sindrom berikut: sindrom chusing, sindrom gitelman, sindrom liddle, sindrom bartter, dan sindrom fanconi.
Tanda dan Gejala
Kalium memiliki fungsi untuk membantu sel mendapatkan nutrisi, penggerak otot, dan membantu saraf mengirim sinyal. Kekurangan kalium yang cepat tentu menimbulkan beberapa gejala, seperti:
- Kelelahan
- Kram otot atau kedutan
- Sembelit
- Merasa lemah, letih, dan lesu
- Aritmia atau irama jantung yang tidak normal
- Mual dan muntah
- Hipotensi atau tekanan darah rendah
- Poliuria atau buang air kecil berlebihan
- Rasa haus yang berlebihan
Baca Juga Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia: Bayi hingga Lansia
Diagnosis
Sebelum melakukan pemeriksaan secara lebih mendalam, dokter akan bertanya terlebih dahulu tentang riwayat kesehatan pasien.
Hal ini dilakukan oleh dokter untuk mencari informasi apakah pasien pernah menderita penyakit yang menyebabkan muntah dan diare sebelumnya. Dokter juga akan bertanya tentang kemungkinan apa saja yang dapat menyebabkan pasien merasa sakit.
Bila dokter mencurigai pasien mengalami hipokalemia, untuk menegakkan diagnosisnya pasien akan diminta untuk melakukan beberapa tes berikut:
- Tes Darah: Dokter akan memeriksa kadar kalium melalui tes darah. Tingkat kalium normal untuk orang dewasa sekitar 3,5mmol/L sampai 5,2mmol/L. Jika kadar kalium di dalam darah sekitar 3-3,5mmol/L, maka ia mengalami hipokalemia ringan. Sementara jika lebih rendah dari 3mmol/L, maka mengalami hipokalemia berat.
- Tes Urine: Apabila Anda dipastikan mengalami kekurangan kalium, tetapi tidak diketahui penyebabnya maka langkah selanjutnya dokter akan meminta Anda untuk melakukan urinalisis. Tes ini bertujuan untuk mengukur jumlah kalium yang ada di dalam urin.
- Tes Elektrokardiogram (EKG): Dokter mungkin juga akan melakukan tes EKG untuk mengukur ritme jantung pasien. Sebab, hipokalemia dapat menyebabkan irama jantung tidak normal.
Terapi
Jika Anda mengalami hipokalemia, berikut terapi atau perawatan yang mungkin akan Anda jalani.
1. Konsumsi Obat dan Suplemen
Apabila dokter telah mendiagnosa Anda mengalami kekurangan kalium, mereka tentu akan memberikan obat atau suplemen yang mengandung kalium. Obat oral ini digunakan untuk menangani pasien dengan hipokalemia ringan hingga sedang.
Untuk perawatan oral ini pasien akan diberikan tablet kalium dengan dosis 72 mmol per hari untuk pasien dengan hipokalemia ringan. Sementara untuk penderita hipokalemia berat akan diberikan tablet dengan dosis 96mmol per hari.
2. Terapi Infus Kalium
Perawatan hipokalemia lainnya adalah terapi intravena IV atau infus kalium. Terapi ini ditujukan untuk penderita hipokalemia ringan hingga berat. Juga diberikan pada pasien yang memiliki intolenransi terhadap obat oral atau tablet kalium.
Berikut perlakuan terapi infus kalium pada penderita hipokalemia ringan, sedang, dan berat.
- Hipokalemia ringan (3,0-3,4 mmol/L) biasanya akan mendapatkan infus kalium dengan dosis 25 mL atau 75 mmol per hari. Pada kondisi ringan, pertimbangan perawatan ini didasarkan jika pasien memiliki intoleransi obat oral.
- Hipokalemia sedang (2,5-2,9 mmol/L), perawatan infus ini diberikan dengan dosis kalium 100 mmol per hari.
- Hipokalemia berat (kurang dari 2,5 mmol/L) akan mendapatkan perawatan infus dengan 40 mmol KCL yang dilarutkan dalam 1 liter NaCl 0,9%. Kecepatan infus akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Dalam hipokalemia berat, pasien juga akan dipantau kadar magnesium di dalam darahnya.
3. Mengonsumsi Makanan Tinggi Kalium
Selain pengobatan secara klinis, perawatan kekurangan kalium juga bisa dilakukan dengan cara mengatur pola makan. Terutama untuk Anda yang mengalami hipokalemia ringan. Di bawah ini terdapat daftar makanan yang kaya akan kandungan kalium. Di mana bisa Anda masukkan ke dalam daftar diet untuk mengatasi masalah kekurangan kalium di dalam darah.
Buah-buahan yang tinggi kalium:
- Aprikot
- Pisang
- Blewah
- Melon madu
- Kiwi
- Mangga
- Jeruk
- Delima
- Plum
- Labu
- Kismis.
Sayuran yang kaya akan kandungan kalium:
- Alpukat
- Bit
- Kubis
- Brokoli
- Kacang-kacangan
- Kentang
- Lobak
- Bawang bombay
- Tomat
- Bayam
- Rutabaga
- Kohlrabi
- Artichoke
- Bendi atau okra.
Produk makanan lain yang tinggi kalium:
- Dedak
- Cokelat
- Kelapa
- Granola
- Susu dan olahannya (es krim, yogurt, dan buttermilk)
- Selai kacang
- Garam pengganti
- Tahu
- Sup kedelai dari Jepang
- Ikan
- Daging sapi tanpa lemak.
Komplikasi
Kekurangan kalium di darah yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan periodik. Komplikasi lainnya dapat menyebabkan pasien mengalami paralisis (hilangnya sebagian atau seluruh fungsi otot) yang dapat mengancam jiwa.
Jika Anda kelelahan dengan riwayat sering buang air kecil atau akibat dari muntah dan diare, sebaiknya segera periksa ke dokter. Apabila Anda mencurigai kondisi tersebut adalah akibat kekurangan kalium, Anda bisa melakukan tes darah. Tidak perlu merasa malas ke rumah sakit, kini di Kavacare ada Layanan Cek Darah di Rumah.
Tim Medis Kavacare yang akan datang ke alamat Anda untuk mengambil sampel darah lalu mengirimnya ke laboratorium untuk dianalisis.
Dengan Layanan Cek Darah di Rumah dari Kavacare, tentu bisa membuat Anda lebih mudah mencari tahu kadar kalium di dalam darah. Jika Anda ingin mendapatkan layanan ini bisa langsung menghubungi nomor WhatsApp Kavacare Support di 0811-1446-777. Tim medis kami akan mengarahkan Anda bagaimana cara untuk mendapatkan layanan cek darah di rumah.
Selain itu, Anda bisa menggunakan Kavacare Support untuk konsultasi atau mencari tahu lebih mendalam tentang hipokalemia. Tim dokter kami akan menjawab semua pertanyaan Anda dengan lebih komprehensif. Dengan layanan telekonsultasi online kami, Anda juga bisa mendapatkan rekomendasi langkah-langkah untuk hidup sehat agar terhindar dari kondisi kekurangan kalium.
Referensi:
- Zhu, Q., Li, X., Tan, F., Deng, Y., Gong, C., Hu, J., Huang, P., & Zhou, S. (2018). Prevalence and risk factors for hypokalemia in patients scheduled for laparoscopic colorectal resection and its association with post-operative recovery. BMC gastroenterology, 18(1), 152. https://doi.org/10.1186/s12876-018-0876-x
- WebMD. 2022. What is Hypokalemia?. Diakses 30 Novmber 2023 dari https://www.webmd.com/digestive-disorders/hypokalemia
- Bonvissuto, Danny. 2022. Low-Potassium Diet: What to Know. Diakses pada 30 November 2023 dari https://www.webmd.com/food-recipes/low-potassium-diet-foods
- Castro D, Sharma S. Hipokalemia. [Diperbarui 2023 18 Maret]. Di: StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023 Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482465/
- Kardalas, E., Paschou, S. A., Anagnostis, P., Muscogiuri, G., Siasos, G., & Vryonidou, A. (2018). Hypokalemia: a clinical update. Endocrine connections, 7(4), R135–R146. https://doi.org/10.1530/EC-18-0109
- Cleveland Clinic. 2022. Hypokalemia. Diakses pada 30 November 2023 dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17740-low-potassium-levels-in-your-blood-hypokalemia
- MedlinePlus [Internet]. 2023. Low blood potassium. Diakses pada 30 November 2023 dari https://medlineplus.gov/ency/article/000479.htm