Cara berkomunikasi dengan lansia tentu berbeda dengan kalangan usia lainnya. Lansia adalah kelompok usia yang mengalami berbagai penurunan kesehatan, termasuk fungsi fisiknya. Mereka juga memiliki persepsi yang berbeda ketika berinteraksi.
Ketahui bagaimana cara komunikasi dengan lansia yang tepat dan efektif agar dapat memberikan perawatan yang lebih maksimal bagi mereka.
1. Beri Waktu yang Lebih Banyak untuk Lansia
Tips pertama dalam berkomunikasi dengan lansia adalah menyediakan lebih banyak waktu untuk lansia. Penelitian menunjukkan bahwa pasien lansia menerima informasi lebih sedikit dibandingkan pasien dengan rentang usia yang lebih muda. Padahal, pasien lansia menginginkan lebih banyak informasi dari dokter mereka.
Sehubungan dengan keinginan informasi yang lebih lengkap namun terbatas oleh kemampuan komunikasi lansia yang menurun, maka para tenaga kesehatan diharapkan mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk pasien lansia.
2. Hindari Distraksi
Secara umum, lansia ingin merasa menghabiskan waktu yang berkualitas dengan lawan bicara mereka dan ingin merasa dihargai. Selain itu, pasien lansia juga memiliki energi dan kemampuan fokus yang lebih terbatas dibandingkan pasien yang lebih muda.
Oleh karena itu, hindari distraksi seperti adanya suara bising, orang lain, maupun kegiatan pemeriksaan yang terjeda-jeda oleh kegiatan lain. Dengan begitu, komunikasi dengan lansia bisa berjalan lebih lancar.
3. Buat Situasi Nyaman
Pasien lansia biasanya memiliki ketahanan yang lebih rendah. Agar komunikasi dengan lansia dapat lebih kondusif, pastikan kebutuhan mereka terpenuhi dan mereka merasa nyaman. Sediakan tempat duduk yang empuk, ruang tunggu yang sejuk, periksa secara berkala apakah mereka membutuhkan sesuatu.
Baca Juga: 6 Hal Penting saat Merawat Lansia
4. Duduk Berhadap-hadapan
Coba lakukan komunikasi dengan lansia sambil duduk berhadap-hadapan dan kontak mata. Penelitian menemukan fakta bahwa peluang pasien untuk mematuhi rekomendasi penanganan cenderung lebih besar jika pasien duduk berhadap-hadapan dengan dokternya. Duduk berhadap-hadapan juga membuat pasien merasa dihargai.
Selain itu, duduk berhadap-hadapan juga membantu pasien lansia yang penglihatan atau pendengarannya sudah berkurang, karena mereka dapat melihat lebih dekat dan juga terbantu mendengar dengan membaca gerak bibir.
5. Jaga Kontak Mata
Kontak mata membuat lansia yakin bahwa lawan bicara memperhatikan mereka dan membuat mereka lebih terbuka. Hal ini akan membantu lansia lebih mudah untuk memberikan keterangan-keterangan yang bisa membantu mencari tahu penanganan yang paling tepat.
6. Dengarkan
Salah satu kunci penting komunikasi dengan lansia adalah mendengarkan kata-kata mereka dengan atentif.
Hasil penelitian menemukan bahwa keluhan paling umum yang dimiliki pasien adalah dokter mereka tidak mendengarkan. Selain membuat pasien merasa kesal, tidak mendengarkan pasien dengan baik juga dapat berakibat pada penanganan yang tidak sesuai. Terlebih pada lansia, yang mungkin lebih perlahan dalam menyampaikan keluhannya.
7. Bicara secara Lambat, Jelas, dan Keras
Poin penting lainnya ketika sedang berkomunikasi dengan lansia adalah mengatur ritme bicara dengan lambat, jelas dan dalam volume keras. Hal ini berkaitan dengan kemampuan belajar serta kemampuan pendengaran lansia yang jauh berkurang dibandingkan dengan pasien yang lebih muda.
Itulah mengapa penting untuk bicara dengan lambat agar pasien lansia tidak melewatkan hal yang Anda sampaikan, juga bicara dengan jelas agar pasien lansia tidak bingung mengartikan apa yang Anda bicarakan. Selain itu, bicara dengan cukup keras, namun tidak berteriak, penting untuk memastikan lansia mendengar Anda dengan benar.
8. Gunakan Kalimat Singkat dan Sederhana
Saat berkomunikasi dengan lansia, pilih kata-kata atau kalimat yang singkat dan sederhana. Jangan gunakan bahasa maupun istilah yang sulit dimengerti oleh orang awam. Pilihlah istilah yang mudah dimengerti serta bahasa yang sederhana dan singkat, agar meningkatkan peluang bagi lansia untuk memahaminya.
Baca Juga: Pendengaran Lansia Berkurang, Normalkah?
9. Fokus pada Satu Topik
Berkomunikasi dengan lansia berarti fokus pada satu topik saja dalam satu waktu. Informasi yang terlalu banyak dalam satu waktu bisa membuat lansia bingung.
Jika terdapat beberapa topik yang harus disampaikan, maka bicarakanlah satu persatu. Misalnya bicarakan mengenai tekanan darah dulu, kemudian gula darah, lalu kolesterol; jangan semuanya dibahas bersamaan. Ingat untuk selalu gunakan bahasa yang mudah dipahami.
10. Berikan Instruksi Tertulis
Cara lain untuk memudahkan komunikasi dengan lansia adalah memberikan instruksi secara tertulis dengan sederhana. Instruksi yang mungkin terkesan sepele bagi tenaga kesehatan, bisa saja terdengar rumit bagi pasien yang awam dengan dunia medis, apalagi lansia.
Untuk itu, agar tidak terjadi instruksi yang dilakukan dengan kurang tepat, maka sebaiknya tulislah pada selembar kertas apa saja yang harus dilakukan pasien. Dengan demikian, risiko salah informasi maupun lupa dapat berkurang.
11. Gunakan Grafik, Peraga, dan Gambar
Manfaatkan gambar atau alat peraga ketika berkomunikasi dengan lansia. Oleh karena kemampuan belajar lansia yang sudah menurun, maka memahami suatu hal hanya dari penjelasan verbal bisa menjadi sesuatu yang cukup sulit. Disarankan menggunakan media visual baik itu grafik, gambar, maupun alat peraga agar pasien lansia lebih mudah memahami penjelasan yang disampaikan.
Jika ingin lebih baik lagi, Anda bisa menyiapkan beberapa rangkap media, sehingga pasien dapat membawa pulang media tersebut.
12. Permudah untuk Dibaca
Buat desain yang lebih mudah untuk dibaca oleh lansia. Perhatikan desain segala hal yang ditujukan untuk lansia. Pertimbangkan dengan baik jenis tulisan, warna tulisan, tata letak, pencahayaan, dan hal lainnya yang berkaitan. Pastikan bahwa pasien lansia dengan penglihatan yang sudah berkurang pun akan dapat membacanya dengan baik.
13. Merangkum Poin-Poin Penting
Untuk memastikan bahwa pasien memahami yang sedang Anda bicarakan, mintalah pasien lansia untuk mengulang hal yang baru saja sampaikan, terutama di bagian poin-poin penting. Selain memastikan bahwa pasien menerima poin tersebut dengan benar, meminta pasien mengulang akan membantu agar informasi tersebut lebih mudah diingat pasien nantinya. Jika setelah diminta mengulang 1-2 kali pun pasien belum dimengerti, maka ubah pilihan kata Anda agar lebih sederhana dan mudah dipahami.
14. Beri Kesempatan Bertanya atau Menanggapi
Setelah selesai menyampaikan hal-hal yang perlu dijelaskan, beri kesempatan pada pasien untuk bertanya maupun menanggapi. Beberapa pasien mungkin sungkan untuk bertanya jika tidak dipersilakan.
Memberikan kesempatan bertanya akan memastikan bahwa informasi yang tersampaikan benar-benar diterima dengan benar dan baik. Tenaga kesehatan juga dapat memberikan penekanan pada hal-hal yang mungkin membuat pasien kebingungan.
15. Antar Lansia sampai Tujuan
Mengantar dan mendampingi adalah hal sederhana namun begitu penting bagi pasien, terlebih pada pasien lansia yang datang tanpa kerabat atau wali. Antar pasien dengan mendampingi di sisi mereka atau membantu mereka berjalan jika kesulitan.
Dampingi mereka ke ruang tunggu, ruang periksa, toilet, bahkan ke pintu keluar ketika proses pemeriksaan sudah selesai dan pasien akan pulang. Selain membantu secara fisik, hal ini juga membuat lansia merasa nyaman, yang tentu saja akan membuat mereka lebih terbuka dalam berkomunikasi.
Merasa kesulitan ketika harus berkomunikasi dengan lansia? Hubungi Kavacare untuk mendapatkan layanan homecare terbaik di rumah oleh tenaga kesehatan profesional. Kontak Kavacare Support melalui nomor Whatsapp 0811 1446 777 hari ini. Konsultasikan gratis kebutuhan perawatan medis Anda hari ini!
Sumber:
- Improving Communication With Older Patients: Tips From the Literature | AAFP. https://www.aafp.org/pubs/fpm/issues/2006/0900/p73.html. Diakses 2 November 2023.
- Talking With Your Older Patients | National Institute on Aging. https://www.nia.nih.gov/health/talking-your-older-patients. Diakses 2 November 2023.