Anda tentu sudah tidak asing dengan radang lambung, bukan?
Yap! Penyakit yang menyerang organ lambung ini sudah menjadi rahasia umum di masyarakat. Meski terlihat sebagai penyakit sepele, ternyata radang lambung menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita dengan jumlah pasien yang kian meningkat.
Untuk lebih lengkapnya, mari simak penjelasan di bawah ini!
Apa Itu Radang Lambung?
Radang lambung atau gastritis adalah penyakit yang menyerang organ lambung yang disebabkan adanya radang dan iritasi di lapisan lambung. Umumnya, penyakit ini muncul dengan tanda-tanda rasa terbakar, gangguan pencernaan, mual, sering bersendawa dan nyeri pada perut. Namun, banyak juga pasien yang mengalami iritasi lambung dengan gejala minimal, hingga tanpa gejala.
Iritasi lambung biasanya berlangsung sementara yang dapat langsung hilang dengan konsumsi obat. Namun, ada juga peradangan lambung akut dengan proses penyembuhan yang lama – berkisar dalam harian hingga mingguan.
Dalam peradangan lambung akut, diperlukan tindakan medis khusus dengan cepat dan tepat untuk menghindari penyakit lain yang dapat memperparah kondisi lambung hingga mengalami tukak lambung – yakni muncul luka di lapisan lambung, hingga pendarahan lambung. Apabila tidak segera ditindaklanjuti, kemungkinan besar dapat berkembang menjadi kondisi komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa.
Apa Saja yang Menyebabkan Radang Lambung?
Penyakit ini dapat muncul dikarenakan sejumlah kondisi, umumnya karena infeksi lapisan perut oleh bakteri Helicobacter pylori. Namun, ada pula sebab lain yang dapat mengakibatkan penyakit peradangan lambung. Antara lain:
- Merokok
- Shock atau cedera tubuh
- Disebabkan bakteri atau virus lain yang menginfeksi lambung
- Konsumsi alkohol secara berlebihan
- Sistem imun tubuh yang menyerang lapisan lambung (peradangan lambung autoimun)
- Perawatan dengan radiasi
- Asam empedu yang mengalir ke lambung dari duodenum (refluks empedu)
- Kondisi lain seperti gastroenteritis eosinofilik atau sarcoidosis
Gejala-gejala yang muncul sebagai pertanda dari radang lambung seringkali disalahartikan oleh masyarakat karena diagnosis mandiri tanpa konsultasi ke dokter. Dalam beberapa kasus, salah diagnosis dan konsumsi obat yang salah dapat memperparah kondisi peradangan lambung.
Sakit maag atau dispepsia menjadi salah satu diagnosis mandiri oleh masyarakat terhadap gejala-gejala gangguan perut. Namun, apa itu dispepsia?
Apa Itu Dispepsia?
Dispepsia atau sindrom dispepsia merupakan kumpulan gejala tidak nyaman yang muncul pada perut, seperti kembung, sakit perut, begah pada perut atau perut terasa penuh, hingga nyeri ulu hati. Dispepsia sendiri bukanlah penyakit, namun suatu gejala dari gangguan pencernaan. Gejala-gejala ini sering disebut dengan sakit maag.
Dispepsia sering muncul beberapa saat setelah mengonsumsi makanan. Gejala yang muncul umumnya adalah mual, muntah, kembung, sakit perut, nyeri ulu hati dan sering bersendawa. Selain itu, dispepsia dapat memunculkan keluhan lainnya, seperti:
- Sering buang angin atau kentut
- Mudah kenyang saat mengonsumsi makanan
- Tidak dapat menghabiskan makanan dalam porsi normal atau banyak
- Perut penuh setelah menghabiskan makanan dalam porsi normal
Hubungan Dispepsia dan Asam Lambung
Dispepsia dapat muncul saat asam lambung meningkat hingga menyebabkan iritasi dinding lambung. Iritasi ini kemudian memunculkan keluhan pada lambung yang terasa hingga bagian kerongkongan. Adanya gangguan ini dikarenakan beberapa faktor, seperti pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, konsumsi minuman alkohol dalam jumlah besar, berat badan berlebih atau obseitas hingga konsumsi minuman berkafein.
Faktor yang Dapat Memperparah Dispepsia
Ada beberapa hal yang dapat memperparah dispepsia, yaitu:
- Depresi atau anxiety
- Merokok
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Penggunaan pereda nyeri tertentu yang dijual bebas, seperti aspirin dan ibuprofen yang dapat menyebabkan masalah perut*
Untuk mengobati radang lambung, ada beberapa jenis obat yang dapat dikonsumsi berdasarkan anjuran dokter, baik yang dijual bebas di apotek maupun dengan resep dokter. Obat tersebut seperti Sucralfat, Antasida maupun injeksi Omeprazol atau OMZ.
Obat Antasida dan Sucralfat sendiri dapat dikonsumsi dengan cara diminum sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Biasanya, obat minum untuk peradangan lambung dapat dikonsumsi beberapa menit sebelum makan untuk melapisi lambung dengan baik.*
Sama seperti kedua obat di atas, injeksi omeprazol juga berguna mengurangi dan mengatasi peradangan lambung. Obat ini biasa diberikan pada dewasa dengan dosis 40 mg, diberikan satu hari sekali atau sesuai dengan kondisi pasien dengan waktu kerja 20 hingga 30 menit.
Suntik omeprazol aman diberikan pada pasien ibu hamil. Beda dengan ibu menyusui, ada baiknya menghindari pemakaian jenis obat ini.*
Baca juga: Infus di Rumah
Mengobati Radang Lambung Tanpa Obat
Dalam pemulihannya, pasien yang mengalami sakit radang lambung dianjurkan mengonsumsi obat dengan dosis yang ditentukan dokter. Ada yang mengonsumsi obat sekali-dua kali untuk meredakan sakit, namun ada juga yang mengonsumsi obat dalam jangka waktu cukup lama bergantung dari tingkat sakit pasien.
Selain menggunakan obat, mengobati peradangan lambung juga dapat menggunakan rangkaian terapi dan pola hidup yang baik. Berikut tips-tips yang dapat dilakukan untuk mengobati peradangan lambung tanpa obat:
Mengonsumsi Makanan dengan Perlahan
Apabila Anda terbiasa mengonsumsi makanan dalam kecepatan tinggi, maka cobalah untuk lebih menikmati makanan dan mengurangi kecepatan konsumsi makanan
Meninggikan Bantal Saat Tidur
Anda dapat mencoba tips ini dengan menaikkan alas kepala kurang lebih 6 inci atau 15 cm lebih tinggi
Mengonsumsi Makanan 2 Jam Sekali
Jika Anda tidak terbiasa untuk nyemil atau mengonsumsi snack, maka biasakan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi kecil hingga sedang selama 2 jam sekali agar lambung dapat bekerja dengan baik. Lambung akan terus bekerja, jadi apabila kita tidak memberi asupan makanan dengan sering ke perut, maka dapat menaikkan asam lambung
Menghindari Makanan Penyebab Radang Lambung
Makanan yang dapat dihindari yakni seperti cokelat, buah dengan rasa asam dan kecut, sayuran yang mengandung gas (kol), kafein, hingga makanan dengan kadar lemak tinggi
Diagnosis Radang Lambung
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit radang lambung. Antara lain:
Urea Breath Test (UBT)
UBT atau urea breath test adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri H. pylori dalam tubuh, membantu diagnosa adanya infeksi akibat bakteri H. pylori, serta membantu menentukan perawatan yang tepat untuk menyembuhkan infeksi tersebut.
Tes ini dapat dilakukan apabila pasien menunjukkan beberapa gejala, antara lain:
- Rasa sakit yang membakar atau menggerogoti perut bagian tengah atau atas di antara waktu makan atau saat malam hari
- Rasa sakit yang datang dan pergi apabila pasien mengonsumi makanan atau setelah mengonsumsi antasida
- Kembung
- Mengalami sakit maag
Pada tes ini, pasien akan diminta meniup balon yang kemudian udara berisi karbon dioksida dalam balon akan diteliti di laboratorium untuk kepastian hasil tes. *
Endoskopi
Yang dimaksud dengan endoskopi adalah suatu prosedur medis yang dilakukan dengan memasukkan alat khusus dalam organ internal pasien. Tujuannya adalah untuk mendiagnosis permasalahan pada organ tersebut tanpa pembedahan besar.
Endoskopi dapat dilakukan untuk berbagai penyakit, termasuk radang lambung. Prosedur ini akan dilakukan saat pasien dalam keadaan sadar dengan pemberian anestesi lokal pada bagian yang akan diperiksa. Endoskop – alat yang digunakan untuk endoskopi, dilengkapi dengan kamera untuk membantu memonitor kondisi dalam organ sebelum dilakukan diagnosa oleh dokter.
Kolonoskopi
Yang dimaksud dengan kolonoskopi yaitu prosedur medis dengan menggunakan teropong atau kamera yang dimasukkan melalui anus ke dalam usus besar. Tujuannya adalah untuk melihat kelainan atau gangguan pada usus besar.*
Di tengah pandemi yang masih tidak menentu ini, berobat ke rumah sakit menjadi kendala tersendiri. Untuk memudahkan pengobatan, Anda dapat mencoba layanan pengobatan di rumah dengan Kavacare. Dilengkapi dengan tim professional, kami siap melayani Anda. Hubungi nomor WhatsApp kami di 0811 1446 777 untuk langsung terhubung dengan kami, atau dapat mengunjungi website kami di Kavacare.id.
Sumber:
- https://linksehat.com/artikel/kolonoskopi diakses pada 4 Agustus 2022
- https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/5217-h-pylori-helicobacter-pylori-breath-test–urea-breath-test diakses pada 4 Agustus 2022
- https://medicalguidelines.msf.org/en/viewport/EssDr/english/omeprazole-injectable-16682992.html diakses pada 3 Agustus 2022
- mayoclinic.org/diseases-conditions/functional-dyspepsia/symptoms-causes/syc-20375709 diakses pada 3 Agustus 2022
- https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2050640615599716 diakses pada 3 Agustus 2022