Albumin adalah komponen plasma darah yang diproduksi di hati. Protein terbesar dalam darah ini membantu memastikan darah tetap berada di pembuluh darah arteri dan vena serta membawa hormon, vitamin, dan enzim ke seluruh tubuh. Beberapa penyakit dapat menyebabkan penurunan kadar album dalam darah. Kondisi yang disebut hipoalbumin ini memerlukan perawatan medis karena dapat menghambat proses penyembuhan penyakit berat dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Apa Itu Terapi Albumin?
Terapi albumin adalah cara yang banyak dipakai untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah bagi pasien yang didiagnosis mengalami hipoalbumin. Terapi albumin bisa diterapkan lewat dua cara, yaitu infus albumin dan suplemen albumin oral. Keduanya sama-sama menggunakan sumber albumin eksternal yang akan menambah kadar albumin atau merangsang produksi albumin alami di tubuh pasien.
Terapi infus albumin dilakukan di rumah sakit oleh dokter atau tenaga medis lain yang berada di bawah pengawasan dokter. Dalam terapi, dokter akan menyuntikkan cairan infus albumin ke pembuluh darah. Selama prosedur, tim medis juga akan terus memantau denyut nadi, pernapasan, kadar elektrolit, dan tekanan darah pasien. Cairan infus albumin akan langsung menyebar begitu disuntikkan lewat infus dan mencapai semua rongga di luar getah bening dan pembuluh darah dalam 7-10 hari kemudian.
Adapun terapi suplemen albumin oral menggunakan obat berbahan ekstrak ikan gabus (Ophiocephalus stiratus) yang diberikan lewat mulut. Ikan gabus diketahui mengandung banyak albumin sehingga menjadi bahan utama suplemen albumin oral. Terapi suplemen albumin untuk mengatasi hipoalbumin biasanya diberikan selama 4-6 hari dengan dosis 2 x 500 miligram per hari.
Mengenal Kondisi Hipoalbumin dan Penyebabnya
Usia seseorang menentukan kadar albumin yang normal dalam tubuh. Umumnya, kadar albumin normal orang dewasa berkisar 3,4-5,4 gr/dL. Individu berusia 7 bulan ke atas disebut mengalami hipolabumin jika kadar albuminnya kurang dari 3,4 gr/dL. Sedangkan individu berumur 7 bulan ke bawah dikatakan mengalami hipoalbumin bila kadar albuminnya kurang dari 2,5 gr/dL. Namun hingga kini belum ada kesepakatan pasti secara internasional berapa batas kadar albumin yang kurang ataupun berlebih.
Hipoalbumin bisa dideteksi lewat tes darah. Hipoalbumin bukanlah penyakit, melainkan gejala atau akibat dari suatu penyakit. Bila kadar albumin rendah, bisa jadi penyakit yang diderita pasien sudah masuk tahap lanjut atau parah. Kadar albumin menjadi salah satu faktor yang dilihat untuk menentukan risiko kematian seorang pasien yang dirawat di rumah sakit.
Penyebab hipoalbumin antara lain:
- Peradangan, infeksi, dan penyakit kronis
Penyebab paling umum hipoalbumin adalah peradangan. Ketika terjadi suatu penyakit atau cedera, tubuh secara alami memberikan respons dalam bentuk peradangan yang mengakibatkan penurunan produksi albumin.
- Malnutrisi
Individu yang kurang mengonsumsi pangan yang mengandung protein disebut lebih rentan terkena hipoalbumin. Meski begitu, kadar albumin individu yang kekurangan gizi tidak selalu lebih rendah, kecuali dalam kasus kwashiorkor, yakni kondisi ketika tubuh sangat kekurangan protein.
- Penyakit Hati
Karena albumin diproduksi di hati, penyakit hati dapat mengganggu produksi albumin sehingga memicu hipoalbumin.
- Penyakit Ginjal
Ginjal yang tidak sehat akan melepaskan lebih banyak albumin ke dalam urine. Karena itu, kadar albumin darah pada pasien penyakit ginjal cenderung turun.
- Enteropati Kehilangan Protein
Enteropati kehilangan protein (protein-losing enteropathy) adalah suatu kondisi ketika banyak protein, termasuk albumin, hilang di usus. Kondisi ini bisa terjadi pada penyakit celiac dan penyakit Crohn yang berkaitan dengan usus. Penyakit autoimun seperti lupus juga bisa mengakibatkan enteropati kehilangan protein.
- Gagal Jantung
Hipoalbumin sering terjadi pada pasien gagal jantung karena berbagai faktor, seperti peradangan, gangguan fungsi hati, dan enteropati kehilangan protein.
- Luka Bakar Parah
Luka bakar yang parah merusak pembuluh darah di dekat permukaan kulit. Cairan darah yang merembes keluar melalui luka-luka ini membawa albumin sehingga kadar albumin dalam tubuh berkurang.
- Masalah Genetik
Mutasi dan varian gen albumin bisa menyebabkan rendahnya kadar albumin. Penyakit bawaan ini tergolong langka.
Apa Komplikasi Kondisi Hipoalbumin?
Kurangnya kadar protein albumin membuat tubuh cairan bisa merembes keluar dari dalam pembuluh darah. Albumin yang kurang juga mengakibatkan distribusi zat-zat penting yang dibutuhkan tubuh tidak merata sehingga mengganggu sistem tubuh. Bila tak mendapat penanganan, bisa terjadi komplikasi hipoalbumin, seperti:
- Kegagalan sistem pernapasan
- Penumpukan cairan di kaki, paru-paru, dan perut
- Pneumonia
- Kerusakan otot
- Gangguan perkembangan anak pada usia 1-5 tahun
- Efek pengobatan terhadap penyakit berat terhambat
Bagaimana Mengatasi dan Mencegah Hipoalbumin?
Upaya mengatasi dan mencegah hipoalbumin difokuskan pada penyakit yang melatari kondisi tersebut. Karena itu, penanganan hipoalbumin bervariasi antara satu individu dan individu lain. Bila ada masalah ginjal, misalnya, pasien biasanya diresepkan obat tekanan darah yang bisa mencegah keluarnya albumin lewat urine. Obat-obatan yang menekan sistem imun juga dapat membantu mencegah penurunan kadar albumin akibat peradangan.
Jika penyakit yang melatari sudah hilang atau terkendali, kadar albumin umumnya akan kembali ke kisaran angka normal. Penanganan penyakit itu bisa dibarengi dengan terapi infus albumin ataupun suplemen albumin guna meningkatkan kadar albumin dari luar.
Pasien juga akan diminta menjauhi minuman beralkohol karena alkohol dapat menurunkan protein darah dan memperburuk gejala. Selain itu, dokter akan menyarankan pasien menerapkan pola makan dengan nutrisi seimbang. Terdapat sejumlah bahan pangan kaya protein yang bisa menambah kadar albumin, seperti ikan, daging sapi, telur, kacang-kacangan, dan susu. Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter ahli gizi untuk menjalani terapi nutrisi.
Terapi Nutrisi, Obat Albumin Oral, dan Infus Albumin. Bagaimana Cara Memilihnya?
Terdapat tiga macam terapi untuk menaikkan kadar albumin, yaitu nutrisi, suplemen oral, dan infus. Di antara ketiganya, terapi nutrisi selalu bisa menjadi pilihan. Penerapan nutrisi seimbang dalam pola makan dapat dikombinasikan dengan penggunaan obat albumin oral ataupun infus albumin.
Adapun dibanding obat albumin oral, sejumlah penelitian mendapati infus albumin lebih efektif dalam meningkatkan kadar albumin pada tubuh pasien yang mengalami hipoalbumin. Namun biaya infus albumin relatif lebih tinggi daripada suplemen oral. Infus albumin juga hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih di rumah sakit.
Pasien dapat memilih antara obat oral atau infus untuk mengatasi hipoalbumin dengan rekomendasi dokter. Rekomendasi ini didasari hasil pemeriksaan pasien, termasuk hasil tes yang menunjukkan seberapa besar penurunan kadar albumin yang dialami. Umumnya, jika kadar album sangat rendah, dokter akan langsung menyarankan penggunaan terapi infus albumin yang dapat menaikkan kadar albumin dengan cepat.
Kavacare menyediakan layanan medis di rumah, seperti infus atau suntik. Perawat akan mengunjungi rumah Anda dan melakukan tindakan medis. Jangan lupa untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter, baik dengan kunjungan dokter ke rumah atau telekonsultasi dengan dokter. Hubungi Kavacare jika Anda membutuhkan dukungan layanan homecare.
Sumber:
Hypoalbuminemia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526080/. Diakses 5 April 2022
Hipoalbuminemia Pada Penyakit Kritis. https://papdi.or.id/pdfs/718/dr%20CEVA%20Hipoalbumin%20PIN%202019.pdf. Diakses 5 April 2022
Severe hypoalbuminemia is a strong independent risk factor for acute respiratory failure in COPD: a nationwide cohort study. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4476425/. Diakses 5 April 2022
Protein losing enteropathy: comprehensive review of the mechanistic association with clinical and subclinical disease states. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5522668/. Diakses 5 April 2022
Albumin: Function & Associated Diseases. https://labs.selfdecode.com/blog/albumin/. Diakses 5 April 2022
Penggunaan Albumin Oral dan Albumin Injeksi pada. Pasien Sirosis Hati di RSUD Prof. Dr. Margono. Soekarjo Purwokerto. http://jos.unsoed.ac.id/index.php/api/article/download/2437/1517. Diakses 5 April 2022