Lansia adalah kelompok usia yang rentan mengalami kecelakaan dan cedera, maka sangat penting untuk mengetahui berbagai metode pertolongan pertama untuk lansia. Simak kondisi dan situasi apa saja pada lansia yang membutuhkan langkah pertolongan pertama berikut ini.
Hal Penting dalam Pertolongan Pertama untuk Lansia
Ada berbagai kecelakaan yang umum terjadi pada lansia, seperti luka, jatuh, serangan jantung, dan sebagainya. Masing-masing kecelakaan ini mempunyai berbagai metode pertolongan pertama yang berbeda-beda, tapi berikut ini adalah hal yang perlu Anda perhatikan ketika melakukan pertolongan pertama untuk lansia:
- Mempunyai pengetahuan tentang pertolongan pertama dan pengetahuan tentang teknik cardiopulmonary resuscitation (CPR).
- Tetap tenang ketika terjadi kecelakaan. Reaksi emosi Anda dapat memengaruhi trauma pada lansia yang kecelakaan dan menyebabkan masalah lebih buruk, seperti lansia mengalami kesulitan bernapas akibat syok.
- Kelompok usia yang paling rentan mengalami kecelakaan berat dan angka kematian yang tinggi adalah usia 65 tahun ke atas. Selain itu, wanita lebih rentan mengalami kecelakaan, yaitu sekitar satu dari lima kasus lansia jatuh dialami oleh wanita berusia 55 tahun ke atas dan berakibat pada patah tulang.
- Lansia dengan kesehatan yang lebih buruk berdampak pada kurangnya kemampuan dalam melihat atau menghindari risiko kecelakaan.
- Anda perlu meningkatkan kesadaran pada lansia akan area-area dan kebiasaan-kebiasaan yang berbahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Pertolongan Pertama untuk Lansia Terluka
Seiring meningkatnya usia, kulit semakin rentan, sehingga lansia dapat dengan mudah mengalami luka, seperti tergores atau memar. Luka ini dapat mengarah kepada infeksi apabila tidak dirawat dengan tepat. Hal ini karena lansia mempunyai daya tahan tubuh yang lebih rendah.
1. Luka Kecil
Bagi luka kecil dan memar, penanganan yang perlu Anda lakukan adalah membersihkan kotoran pada luka dengan air keran yang mengalir. Anda perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Cuci tangan dengan baik untuk mencegah kontaminasi dan infeksi pada luka;
- Sebaiknya mencuci luka dengan air hangat kuku yang bersih dan pastikan bersihkan luka dari benda-benda asing, seperti tanah atau kerikil;
- Setelah mencuci luka, keringkan luka dengan cara menekan-nekan luka dengan lembut menggunakan kain atau handuk bersih.
2. Luka Besar atau Pendarahan
Apabila lansia mengalami luka besar atau luka di mana terjadi pendarahan, maka Anda perlu segera melakukan hal-hal berikut:
- Bersihkan luka dengan menggunakan prosedur yang sama dengan prosedur membersihkan luka kecil di atas;
- Apabila ada kulit yang terkelupas, sebisa mungkin posisikan kembali kepada luka menggunakan cotton bud atau kain lembab;
- Setelah itu, pasang perban pada luka tersebut dan hindari penggunaan perekat pada kulit yang rentan terkelupas untuk menghindari trauma lain ketika melepas perban;
- Apabila tidak ada perban, letakkan kain bersih pada luka dan tekan area luka dengan kuat.
- Letakkan area yang terluka lebih tinggi dari area jantung lansia.
- Apabila darah masih terus mengalir, pasangkan perban kedua pada perban yang telah Anda pasang sebelumnya.
- Pada luka besar, Anda sebaiknya mencari bantuan medis untuk mendapatkan pengobatan dan anjuran lebih lanjut agar luka dapat sembuh dengan cepat.
- Konsultasi dengan dokter untuk memberikan obat pereda nyeri terutama untuk luka besar.
Baca Juga: Perawat Luka ke Rumah
Pertolongan Pertama untuk Lansia Jatuh
Salah satu kecelakaan yang sering terjadi pada lansia adalah jatuh. Hal ini sering disebabkan oleh perubahan kondisi mental atau kebingungan yang rentan terjadi pada lansia dan juga berkurangnya daya penglihatan mereka. Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut sebagai pertolongan pertama sebelum ambulans datang ketika lansia jatuh:
- Dekati mereka dengan tenang dan periksa dengan saksama bahaya apa pun yang dapat melibatkan Anda atau lansia yang jatuh;
- Jangan buru-buru memindahkan mereka. Sebaliknya, Anda yang dekati mereka yang terbaring di lantai agar Anda berada selevel dengan mereka dan segera periksa apakah kondisi lansia responsif atau tidak.
1. Kondisi Responsif
Apabila mereka responsif, lakukan hal-hal di bawah ini:
- Bicara kepada mereka, tanyakan bagaimana peristiwa terjadi dan apakah ada kondisi medis lain yang memicu kecelakaan, seperti kejang atau stroke. Namun, jangan paksa apabila mereka kebingungan.
- Periksa bagian yang terasa paling sakit bagi mereka, juga apakah ada pendarahan, memar, atau bagian tubuh dengan posisi tidak tepat yang menandakan adanya cedera tertentu.
- Apabila mereka sadar dan Anda pikir mereka jatuh dari tempat yang tinggi atau mereka mengalami cedera leher atau tulang belakang mereka, jangan pindahkan mereka. Pastikan mereka tidak bergerak dan posisi mereka tetap seperti sebelumnya sampai ambulans datang.
- Apabila ada pendarahan, berikan tekanan yang kuat dengan kain bersih sementara menunggu alat P3K datang.
- Apabila lansia menunjukkan syok klinis, baringkan dan posisikan kaki mereka lebih tinggi dari kepala sementara menunggu ambulans datang.
- Apabila tidak ada cedera yang tampak atau penyebab medis akibat jatuh, maka lakukan hal-hal berikut ini:
- Bantu mereka dengan hati-hati dan perlahan hingga posisi duduk, perhatikan dengan saksama akan tanda-tanda adanya rasa sakit, rasa tidak nyaman, atau pusing.
- Bantu mereka perlahan ke kursi atau kembali ke tempat tidur.
- Periksa mereka sepenuhnya dengan saksama dan pastikan apakah ada cedera yang tidak terlihat, terutama penting untuk lansia yang menderita diabetes yang mungkin tidak merasakan bahwa mereka telah cedera.
2. Kondisi Tidak Responsif
Apabila korban tidak menunjukkan respon, Anda harus segera melakukan CPR. Prosedur yang biasa dilakukan untuk menentukan apakah Anda membutuhkan CPR atau tidak dikenal dengan prosedur “doctor’s ABCD” atau DRS ABCD. Berikut panduan dari prosedur tersebut:
Huruf | Arti | Perlakuan |
D | Danger (Bahaya) | Pastikan bahwa korban di area tersebut aman dan jangan tempatkan diri Anda sendiri dalam bahaya. Singkirkan apa pun yang dapat membahayakan lansia. |
R | Response (Respon) | Perhatikan respon dari korban, tanyakan dengan suara keras nama mereka dan tekan bahu mereka. |
S | Send for help (Cari bantuan) | Kalau tidak ada respons, maka Anda harus segera menghubungi tim gawat darurat. Jangan pernah meninggalkan lansia sendirian. |
A | Airways (Jalur pernapasan) | Periksa apakah mulut dan tenggorokan bersih. Pindahkan apa saja yang dapat menyumbat di bagian mulut atau hidung lansia, misalkan muntah, darah, makanan atau gigi yang tanggal, kemudian bengkokkan kepala korban ke arah belakang dengan perlahan dan angkat dagu mereka. |
B | Breathing (Pernapasan) | Periksa apakah ada ketidaknormalan pada pernapasan korban atau apakah korban tidak bernapas sama sekali setelah 10 detik. Apabila pernapasan normal, tempatkan pada posisi pemulihan dan tetap berada di sisi korban. |
C | CPR | Apabila korban masih tidak bernapas dengan normal, Anda segera lakukan CPR. Kompresi dada atau menekan dada sangat penting pada CPR, maka segera lakukan ini setelah mencari bantuan. |
D | Defibrillation (Defibrilasi) | Pasang Automated External Defibrillator (AED) atau alat kejut jantung pada korban apabila Anda memilikinya. Namun, jangan mengambil alat ini kalau artinya Anda harus meninggalkan korban sendirian, pastikan korban tetap terjaga. |
Baca Juga: 5 Penyebab Pingsan dan Langkah Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama untuk Lansia Demam
Lansia biasanya mempunyai suhu tubuh daripada orang yang lebih muda, maka Anda harus mengetahui kondisi tubuh lansia yang Anda rawat. Bagi orang yang lebih muda, ada kondisi demam yang terjadi tanpa alasan yang jelas, tetapi bagi lansia, demam merupakan kondisi yang lebih mengkhawatirkan.
Demam pada lansia bisa terjadi karena Infeksi virus, infeksi bakteri, infeksi pada luka; Infeksi kulit; kondisi kronis, obat-obatan yang mereka konsumsi, infeksi pada gastrointestinal (sistem pencernaan), heat stress (penyakit karena udara panas), pertumbuhan kanker, dan sepsis (komplikasi akibat infeksi).
Pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan ketika lansia demam adalah:
- Ukur suhu tubuh lansia. Lansia umumnya mempunyai suhu tubuh lebih rendah daripada kelompok usia lain, maka Anda harus mempunyai batas pengukuran suhu yang dianggap sebagai demam pada lansia yang Anda rawat. Batasan suhu ini dapat berbeda-beda bagi tiap lansia.
- Penanganan demam pada lansia sama dengan orang dewasa lain, yaitu menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan cara menjaga asupan cairan.
- Pasangkan baju yang tipis dengan selimut yang tipis agar demam lebih cepat turun.
- Kalau lansia merasa tidak nyaman, Anda juga dapat memberikan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan asetaminofen.
Namun, demam bisa jadi pertanda dari penyakit yang lebih serius pada lansia. Maka, Anda harus segera menghubungi dokter untuk memeriksakan lansia apabila lansia menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
- Lansia dengan suhu tubuh 39,4° harus segera mendapatkan bantuan medis.
- Awasi gejala-gejala lain pada lansia. Apabila demam diikuti dengan sakit kepala, disorientasi atau kebingungan, nyeri dada, kesulitan bernapas, konvulsi (gerak tak terkendali) atau kejang, mual, ruam yang muncul mendadak.
Pertolongan Pertama untuk Lansia Dehidrasi/Hipotermia
Dehidrasi atau hipotermia adalah kasus yang dapat berakibat fatal. Ada beberapa gejala hipotermia yang dapat Anda amati:
- Menggigil;
- Terlihat mengantuk;
- Denyut nadi yang melemah;
- Denyut jantung dan napas yang meningkat;
- Tampak kebingungan.
Apabila Anda mengamati gejala di atas pada lansia yang Anda rawat, maka:
- Segera hubungi tim medis gawat darurat secepatnya.
- Selanjutnya, pindahkan lansia ke dalam ruangan dan selimuti dengan selimut hangat.
- Apabila baju mereka basah, maka segera ganti baju mereka dengan yang kering. Pastikan tubuh mereka hangat hingga tim medis tiba.
Pertolongan Pertama untuk Masalah Kardiovaskular Lansia
Seiring dengan usia, terdapat banyak perubahan di tubuh seseorang. Maka dari itu, lansia memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami stroke, gagal jantung, atau serangan jantung. Anda perlu mengetahui gejala-gejala dari kondisi ini sehingga Anda dapat mengidentifikasi ketika mereka terjadi.
Gejala-gejala serangan jantung pada lansia seringkali tidak ditunjukkan dengan jelas, maka Anda perlu menanyakan hal ini dari waktu ke waktu agar Anda dapat bertindak dengan cepat apabila gejala tersebut muncul.
Apabila Anda melihat lansia mengalami kesulitan berbicara, mengalami lemas pada lengan mereka atau lansia mengalami face drooping (hilangnya kemampuan gerak otot wajah), maka Anda harus mencari bantuan dari tim medis gawat darurat secepatnya.
Selagi menunggu, apabila memungkinkan, Anda dapat menawarkan lansia untuk mengunyah aspirin dengan lambat. Aspirin dapat menghindari penggumpalan darah sehingga mengurangi risiko kerusakan jantung. Namun, Anda harus memastikan bahwa lansia tidak memiliki alergi terhadap aspirin dan konsumsi aspirin ini tidak boleh lebih dari 300 mg dalam satu dosis.
Apabila Anda tidak yakin bahwa lansia mempunyai alergi terhadap aspirin dan Anda tidak bisa menanyakan, maka Anda sebaiknya tidak memberikan aspirin kepada lansia. Anda juga dapat memberikan nitrogliserin apabila telah diresepkan oleh dokter selagi menunggu bantuan datang.
Baca Juga: Lansia Hidup Mandiri dan Sehat Lebih Lama dengan Penyakit Jantung
Pertolongan Pertama untuk Lansia Sulit Bernapas
Untuk melakukan pertolongan pertama pada lansia yang mengalami kesulitan bernapas, Anda dapat menerapkan prosedur doctor’s ABCD, seperti yang telah dijelaskan di atas dan lakukan CPR dengan teknik pernapasan buatan apabila lansia tampak berhenti bernapas.
Selanjutnya, terus periksa tanda-tanda bahwa lansia bernapas, apakah dada mereka naik dan turun. Untuk menangani masalah kesulitan bernapas ini, Anda perlu menghubungi tim medis gawat darurat secepatnya dan teruskan CPR hingga bantuan medis tiba.
Itulah penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama untuk lansia dalam berbagai situasi dan kondisi. Anda dapat menghubungi tim homecare Kavacare di nomor 0811-1446-777 untuk mendapat bantuan medis homecare dan layanan ambulans apabila diperlukan.
Sumber:
- First Aid When Caring for the Elderly. https://www.australiawidefirstaid.com.au/resources/first-aid-when-caring-for-the-elderly diakses pada tanggal 13 Februari 2023
- Importance of First Aid When Caring for the Elderly. https://firstaidforlife.org.uk/importance-of-first-aid-older-people/ diakses pada tanggal 13 Februari 2023
- Wounds First Aid. https://www.healthywa.wa.gov.au/Articles/U_Z/Wounds-first-aid diakses pada tanggal 13 Februari 2023
- First Aid for Falls. https://firstaidforlife.org.uk/first-aid-falls/ diakses pada tanggal 13 Februari 2023
- Senior Fever: When To Be Concerned About A Fever. https://belvederehealthservices.com/belvedere-home-care/blog/senior-fever-when-be-concerned-about-fever diakses pada tanggal 13 Februari 2023