Keracunan makanan merupakan kondisi yang terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Kontaminasi tersebut dapat berasal dari bakteri, toxin, atau jamur. Dampaknya dapat beragam, mulai dari munculnya gejala yang ringan hingga kondisi yang dapat mengancam nyawa.
Untuk menghadapi situasi ini, penting untuk mengetahui langkah pertolongan pertama keracunan makanan. Berikut adalah beberapa informasi yang telah dirangkum oleh Kavacare.
Penyebab Keracunan Makanan
Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya keracunan makanan:
Kontaminasi Bakteri
Kontaminasi bakteri merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan yang paling sering ditemukan di berbagai kasus. Beberapa bakteri berbahaya tersebut ialah Salmonella, Campylobacter, Listeria, dan E.Coli.
Bakteri dapat ditemukan pada makanan mentah atau yang dimasak dengan tidak matang sempurna pada unggas, daging, atau telur mentah. Selain itu, dapat ditemukan juga pada produk susu yang belum dipasteurisasi, produk ikan dan kerang-kerangan atau daging siap saji yang tidak dikalengkan atau disegel dengan benar.
Kontaminasi Virus
Norovirus merupakan salah satu jenis virus yang sering dikaitkan dengan keracunan makanan, karena dapat menyebabkan muntah dan diare parah. Orang yang terkena keracunan makanan karena norovirus dapat mengalami gejala flu parah dimulai dari 24-48 jam setelah terpapar dan biasanya berlangsung selama 1 hingga 6 hari
Virus dapat menyebar dengan cepat lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi, terutama pada tempat-tempat umum seperti restoran.
Alergi
Alergi makanan merupakan respon abnormal terhadap makanan yang dipicu oleh kekebalan tubuh seseorang. Beberapa jenis bahan makanan seperti kacang-kacangan, telur, ikan, susu, kerang-kerangan, atau gandum dapat menyebabkan reaksi keracunan pada orang yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan.
Toksin
Keracunan makanan juga dapat disebabkan karena toksin, baik itu toksin yang berasal dari bakteri ataupun toksin lingkungan. Misalnya saja, makanan laut seperti ikan tertentu dapat mengandung kadar merkuri yang tinggi sehingga dapat menyebabkan keracunan apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Tanda dan Gejala Keracunan Makanan
Sebelum mengetahui langkah pertolongan pertama keracunan makanan, penting bagi Anda untuk tahu apa saja gejalanya. Tanda dan gejala keracunan makanan dapat berkisar dari yang ringan (umum) hingga berat, tergantung pada jenis bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Berikut adalah beberapa tanda serta gejalanya.
Gejala Umum
Gejala yang paling umum meliputi:
- Sakit perut
- Diare
- Mual muntah
- Demam
- Sakit kepala
- Dehidrasi
- Badan terasa lemas
Biasanya gejala ini dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Efek Jangka Panjang
Keracunan makanan dapat memberikan efek jangka panjang pada tubuh secara serius. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kerusakan organ yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, E.coli, Campylobacter, dan Listeria.
Berikut merupakan efek jangka panjang serius pada kasus keracunan makanan yang umum terjadi:
- Arthritis kronis
- Gagal ginjal
- Kelumpuhan atau mati rasa
- Kerusakan otak dan saraf
- Kematian
Langkah Pertolongan Pertama Keracunan Makanan
Saat menghadapi situasi darurat seperti ini, langkah pertolongan pertama keracunan makanan yang tepat dan cepat dapat membuat perbedaan besar dalam kesehatan dan pemulihan seseorang. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda terapkan:
Identifikasi Gejala
Langkah pertama adalah mengidentifikasi gejala yang mungkin timbul. Gejala umumnya berupa mual, muntah, diare, sakit perut, demam, dan lemas. Jika seseorang mengalami gejala yang tadi sudah disebutkan setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang diduga terkontaminasi, maka langkah selanjutnya dapat dilakukan.
Bilas Mulut Hati-Hati
Langkah pertolongan pertama keracunan makanan akut setelah gejala-gejala umum muncul adalah mengeluarkan apapun yang tersisa di mulut korban. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), jika seseorang yang keracunan makanan sedang muntah, maka biarkan proses muntah itu berlangsung secara alami.
Setelah mengeluarkan muntahan, langkah selanjutnya adalah membilas mulut dengan hati-hati. Ambil segelas air hangat atau larutan garam hangat (1 sendok teh garam dalam 1 cangkir air) dan gunakan untuk berkumur sehingga membersihkan mulut dari sisa makanan atau zat beracun yang mungkin masih ada.
Larutan air garam merupakan antibakteri alami yang dapat membantu mulut untuk membersihkan dari bakteri berbahaya.
Konsumsi Cairan
Setelah itu segera minum susu kental manis ataupun air mineral. Anda juga dapat mengkonsumsi air kelapa muda karena telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai dari zat-zat beracun.
Disarankan juga banyak mengkonsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi. Namun perlu dicatat bahwa konsumsi cairan terlalu cepat dapat memperburuk mual dan muntah, jadi coba untuk minum sedikit demi sedikit selama beberapa jam daripada minum dalam jumlah yang banyak sekaligus.
Baca Juga: Haruskah Minum Air 8 Gelas Sehari?
Hindari Obat Anti Diare
Saat mengalami keracunan kemudian diare, hindarilah untuk mengonsumsi obat anti diare. Diare akan membantu untuk mengeluarkan toksin dari dalam tubuh, begitu toxin keluar maka diare akan berhenti.
Ketika Anda mengonsumsi obat anti diare, maka obat itu akan menghambat eliminasi toxin atau bakteri dan dapat memperburuk kondisi.
Perhatikan Skala Buang Air Kecil
Perhatikan juga skala buang air kecil saat mengalami keracunan makanan. Orang yang mengalami keracunan makanan harus sering buang air kecil. Jarang buang air kecil dan air seni berwarna gelap adalah tanda bahwa Anda mengalami dehidrasi. Apabila gejala ini masih terjadi dan Anda tidak dapat minum cukup cairan, maka segera cari bantuan medis.
Pola Makan Setelah Keracunan Makanan
Lalu pola makan seperti apa yang disarankan setelah mengalami keracunan makanan? Berikut merupakan pola makan yang harus Anda perhatikan.
Tetap Terhidrasi
Jaga tubuh tetap terhidrasi untuk menghindari kurangnya asupan cairan dalam tubuh. Konsumsi minuman yang mengandung elektrolit untuk mencegah dehidrasi. Selain itu hindari konsumsi minuman dengan kandungan kafein seperti kopi, teh dan soft-drink. Kandungan kafein dapat merangsang usus besar dan menyebabkan bowel movements, yang dapat memperburuk diare, kram, dan nyeri pada perut.
Konsumsi Makanan yang Hambar dan Lembut
Selain itu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang tidak terlalu keras untuk saluran pencernaan. Pilihlah makanan yang hambar, rendah lemak dan rendah serat. Anda bisa mengonsumsi makanan yang lembut seperti pisang, sereal, oatmeal, nasi, dan kentang tumbuk. Hindari makanan berlemak lebih dulu untuk mencegah gangguan lebih lanjut pada saluran pencernaan.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun banyak kasus keracunan makanan yang dapat ditangani dengan langkah pertolongan pertama di rumah, ada saat ketika Anda harus pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis professional.
Segera pergi ke dokter apabila orang yang keracunan mengalami:
Mengantuk atau tidak sadarkan diri
- Mengalami kesulitan bernapas
- Gelisah tak terkendali
- Mengalami kejang
- Muntah berlanjut selama lebih dari 2 hari
- Diare berlanjut selama lebih dari beberapa hari
- Diare berubah menjadi berdarah atau hitam
- Demam mencapai 38,3°C atau lebih tinggi
- Sakit perut akut
Baca Juga: 6 Langkah Pertolongan Pertama saat Anak Sakit Perut
Pencegahan Keracunan Makanan
Berikut ini adalah beberapa tips pencegahan keracunan makanan yang bisa Anda terapkan di rumah.
Bersihkan Tangan dan Peralatan Makan & Masak
Cucilah tangan dan permukaan tempat Anda masak sebelum, selama, dan setelah Anda menyiapkan makanan. Bakteri atau virus dapat bertahan hidup di banyak tempat di sekitar dapur Anda, termasuk tangan, peralatan seperti talenan, dan meja dapur.
Pisahkan Bahan dan Peralatan
Selain itu jangan lupa untuk pisahkan ayam, daging mentah, unggas, makanan laut, dan telur dari makanan siap saji. Jauhkan daging mentah dari makanan lain di keranjang belanja dan kulkas Anda. Gunakan talenan terpisah untuk memotong bahan-bahan makanan tersebut.
Masak Bahan Makanan
Masak makanan pada suhu internal yang aman untuk membunuh bakteri berbahaya yang dapat mengkontaminasi makanan. Gunakanlah termometer makanan untuk mengetahui suhu yang tepat. Berikut adalah tabel suhu internal minimum yang aman untuk memasak.
Bahan Makanan | Jenis | Suhu Internal (𝇈C) |
Daging | Daging sapi, kambing, domba, babi | 63 |
Unggas | Semua jenis unggas utuh, bagian dada, kaki, paha, sayap, daging unggas giling, jeroan unggas, atau sosis | 74 |
Telur | Telur mentah | Masak hingga kuning dan putih telur mengeras |
Hidangan telur seperti frittata, dll | 71 | |
Seafood | Ikan (utuh atau filet), seperti salmon, tuna, nila, cod, lele, pollock, dll. | 63 atau masak hingga daging tidak lagi tembus cahaya dan mudah dipisahkan dengan garpu |
Udang, kepiting, lobster | Masak hingga dagingnya berubah warna menjadi putih dan daging tidak lagi tembus cahaya | |
Kerang dan tiram | Masak hingga cangkang terbuka saat dimasak |
Itulah beberapa informasi mengenai pertolongan pertama keracunan makanan. Apabila Anda membutuhkan layanan konsultasi online dan perawatan pribadi di rumah karena atau setelah keracunan makanan, silahkan hubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777.
Kesehatan Anda adalah prioritas kami, jangan ragu untuk menghubungi Kavacare – Kami ada disini untuk membantu Anda melalui setiap langkah perjalanan pemulihan Anda.
Sumber:
- Food Poisoning – https://www.foodsafety.gov/food-poisoning diakses pada tanggal 15 Juni 2023
- First Aid in Food and Drug Poisoning – https://pusatkrisis.kemkes.go.id/first-aid-in-food-and-drug-poisoning diakses pada tanggal 15 Juni 2023
- Food Poisoning Symptoms – https://www.cdc.gov/foodsafety/symptoms.html diakses pada tanggal 15 Juni 2023
- Symptoms & Causes of Food Poisoning – https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/food-poisoning/symptoms-causes diakses pada tanggal 15 Juni 2023
- Food Poisoning – https://www.healthdirect.gov.au/food-poisoning diakses pada tanggal 15 Juni 2023
- Fast Facts About Food Poisoning – https://www.cdc.gov/foodsafety/food-poisoning.html diakses pada tanggal 15 Juni 2023
- Eating, Diet, & Nutrition for Food Poisoning – https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/food-poisoning/eating-diet-nutrition diakses pada tanggal 15 Juni 2023
- Safe Minimum Internal Temperature Chart for Cooking – https://www.foodsafety.gov/food-safety-charts/safe-minimum-internal-temperatures diakses pada tanggal 16 Juni 2023
- What is best to eat after food poisoning? – https://www.medicalnewstoday.com/articles/324021 diakses pada tanggal 21 Juni 2023
- Food Poisoning or Viral Gastroenteritis (Adult) – https://www.fairview.org/patient-education/116095EN#:~:text=Don’t%20have%20any%20caffeine,fever%2C%20or%20severe%20abdominal%20pain. diakses pada tanggal 21 Juni 2023